It's Okay Even If It's Hurts [1/2]

808 90 11
                                    

Tawa renyah memendar di salah satu meja yang ditempati sekelompok kawan baik. Terutama ketika satu dari teman mereka terpilih untuk menenggak satu kali tegukan dari minuman beralkohol yang telah mereka racik. Seungkwan, pria pendek berambut blonde menggeser minuman yang ada di depannya kepada gadis disebelahnya.

"Oneshot!"

Gadis malang yang terpilih mengerang pelan. Dia mengutuk botol soju kosong yang tiga puluh detik lalu berhenti berputar dan menunjuk ke arahnya. Suji, nama gadis malang itu, menerima gelas berukuran medium dengan tak ikhlas. Bisa dipastikan kepalanya akan berdenyut pusing setelah ini. Suji bukanlah gadis yang kuat minum seperti teman-temannya yang lain.

Dengan sekali tarikan napas yang ia buang kasar, Suji mulai mendekatkan ujung gelas tersebut ke bibirnya, mulai menenggak alkohol hingga tak bersisa. Matanya terpejam, satu tangan yang bebas mengepal, Suji mengabaikan rasa perih dan pahit di tenggorokannya dan terus minum sampai tetes terakhir. Setelah itu mengembalikan gelas ke meja dengan kasar, menimbulkan bunyi denting yang cukup keras.

Semua orang bersorak, lain hal nya dengan Suji yang mulai merasa mual. Jika bisa, Suji ingin pulang saja detik itu juga. Kemudian berbaring di ranjangnya yang hangat. Bergelung nyaman disana dibanding berkumpul bersama teman-temannya yang mulai mabuk.

"Hey, bukankah kalian terlalu keterlaluan? Tahu sendiri toleransi alkohol Suji rendah." Yewon memandang khawatir sahabatnya yang pipinya mulai memerah.

"Game adalah game, Yewon-ah. Botol itu menunjuk Suji, jadi dia yang harus minum. Ingin memutarnya lagi?" Juyeon menatap teman-temannya satu persatu, mencari dukungan.

"Putar lagi!" Seungkwan baru akan memutar botol di meja ketika tangannya dipukul oleh gadis berambut sebahu. Dia mengaduh kesakitan.

"Kalau kau memutar botol ini, aku juga akan memutar kepalamu 360 derajat." ancam gadis rambut sebahu, atau mereka memanggilnya Eunbi.

Moonbin yang duduk disamping gadis itu tertawa terbahak-bahak. Dia sudah mengenal Eunbi sejak mereka masih latihan menulis dan membaca. Jadi, dia telah terbiasa dengan karakternya yang savage, dan menganggapnya sebuah hiburan. Terkadang dia juga akan menggoda dan menjahili sahabatnya dengan sengaja hanya untuk melihat reaksinya.

"Oh, ayolah satu putaran lagi. Kau tidak asik sekali, Eunbi-ya." Seungkwan mengerucutkan bibirnya.

"Kalian menyetir. Tidak ingin melakukannya dalam keadaan mabuk, bukan? Lihat, kalian saja sudah mulai mabuk."

Ungjae cegukan, mengundang enam pasang mata memandangnya serempak. Pria bermarga Na menunjukkan cengiran bodohnya. Eunbi menghela napas pelan.

"Tidak apa-apa, masih ada aku. Mereka akan kuantar pulang." Moonbin berbicara sebelum memasukkan potongan daging ke mulutnya.

Seungkwan dan Juyeon tersenyum lebar, seperti baru saja bertemu seorang ksatria yang akan menyelamatkan mereka, dan itu sedikit banyak memang benar. Moonbin menyelamatkan mereka dari dampratan Nona Muda Hwang Yang Terhormat.

"Ayolah, lagipula tidak setiap hari juga kita bisa berkumpul seperti ini. Aku putar botolnya lagi, ya ya ya?" Seungkwan memohon.

Yewon menatap Eunbi, kemudian mengangguk. Berkomunikasi lewat tatapan mata sudah hal biasa bagi mereka. Selain Moonbin, sahabat Eunbi yang paling dekat adalah Yewon. Mereka sudah seperti saudara yang hanya menatap mata saja bisa tahu apa yang dipikirkan masing-masing.

"Baiklah. Tapi kecualikan Suji." Yewon menunjuk gadis Lee yang kini mengistirahatkan kepala di lipatan tangannya yang ada di meja.

***

Room of Stories ᔕIᑎᖇIᑎᒪᗩᑎᗪTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang