O2O - Fear

886 130 44
                                    

[Enjoy.]















Gadis kecil itu meringkuk ketakutan dia sudut ruangan saat ia dibawa oleh entah siapa orang itu, dia pun tidak mengenalnya. Setelah bibirnya ditutup dengan lakban dan tangan diikat, ia dilempar begitu saja di ruangan ini.

Matanya tidak bisa menangkap apa yang ada di hadapannya, atau apapun yang sedang bergerak di ruangan ini. Lembab, kotor, dingin, dan gelap. Yang ia lakukan hanya menangis dan bergumam memanggil papa dan mama.

Ia meraba lantai yang terasa dingin itu dan berdebu saat tangannya menyentuh butiran halus pasir-pasir disana.

"Mama..."

"Papa..."

"Kakek Ilham..."

"Abang Rian..."

"Huhuhuhu dinara takut..."

"Jangan sakitin dinara..."

Telinganya bisa mendengar suara grasak-grusuk dari luar dan ada tawa yang samar.

"Gimana? Udah minta uang tebusannya?"

"Udah dong, bos. 300 juta hahahaha."

"Bagus bagus. Seharusnya keluarga Ilham bisa belajar dengan apa yang dia hadapi. Jangan pernah main-main sama saya."

"Betul banget bos! Hahahahahaha. Ngomong-ngomong, cucu kesayangannya itu kita jual aja bos. Kan lumayan tuh dijual di pasar gelap, harganya lebih! Kita bisa DOUBLE!"

"Goblok lu! Kita pake dulu cucunya buat ambil uang itu, baru kita culik lagi tuh cucunya buat dijual!"

"Si anjing, kan tadi udah dijelasin rencana kita gimana."

"Hehe maap elah."

Gadis kecil itu, dinara, menangis tanpa suara. Yang ia bisa lakukan hanya memanggil keluarga dan berdoa, berharap ia bisa keluar dari tempat ini.

"Mama... Papa... Aku takut..."

***

"Tusuk yang bener kek. Yang rata gitu dong biar canteks." Tukas nancy sambil menggebu-gebu pas ngeliat di Ardi lagi nusuk sosis, otak-otak, kue ikan, dan sebagainya sebagai makanan buat bakar-bakar, ditusuk make lidi gitu.

Padahal udah makan banyak tadi di floating market. Emang dasarnya padaan tuh perut karet semuanya.

"Tau nih, biar estetik gitu pas di masukin ke SG. Ayo semangat!" Cetus Felix.

"Lo ngapain Lix semangat-semangat doang tapi effortnya gak ada." Cerocos eunbin sambil megang pisau. Doi mau motong daging sapi biar dibakar ala korea-korean begitar.

"Gue bantu doa, bin. Biar sukses barbequenya." Bela Felix.

"Halah! Alesan! Nih bersihin bakarannya." Eunbin ngasih tempat bakarannya ke Felix.

"Jev, kamu udah masak nasi belom?" Tanya Jean, chaos banget tuh halam belakang villa omnya nancy.

"Hah? Eung... Itu make sabun gak sih dicucinya?" Tanya jevan sambil nyengir canggung.

"Hah?! Ya ampun jevan! Cuci make air biasa aja lah! Tadi kan aku udah kasih tau. Nanti kalo kita semuanya mati, kamu mau tanggung jawab?! Yang ada aku gentayangin kamu!" Ancam Jean.

"SIAP SAYANG!" Jevan, seketika goblok karena terlalu bucin. Maklum lah, doi tuh sama sekali gak pernah dikenalin masalah dapur. Anak mami dia tuh.

Nikah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang