O33 - kisah kita

740 79 19
                                    

[WARNING ⚠️ : tema dewasa, adegan eksplisit, konten nsfw, dan harap bijak dalam membaca. Mohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang.]


















Memulai sesuatu yang baru bukan perkara hal yang mudah bagi dinara. Memori masa lalu perlahan membentuk sebuah film di dalam ingatan ketika kala itu ia pertama kali bertemu dhirga dan menyetujui pernikahan tersebut.

Awalnya, benang-benang keraguan di benak gadis itu mulai muncul tatkala ia merasakan tinggal bersama dengan orang asing selain keluarganya.

Terbiasa dengan kehadiran dhirga, sampai akhirnya dinara mulai menyatukan teka-teki yang menjadi pelengkap kisah pernikahan mereka. Tidak, dinara tak benci dhirga. Ia hanya belum siap untuk memulai kisah baru dengan orang lain.

Sampai akhirnya, kebiasaan itu mulai menjadi rutinitas mereka berdua dan rasa itu tumbuh begitu saja. Mungkin dinara merasakan pertama kali apa yang dinamakan cinta. Ia mengakui bahwa masih banyak di luar sana yang masih belum ia ketahui.

Dinara sadar bahwa setiap gadis itu bertatapan dengan suaminya, ia selalu merasa ada misteri yang tak pernah bisa ia sentuh dari seorang Dhirga Hanan Yunandra. Meskipun ia tahu kebiasaan dhirga selama dua bulan terakhir ini, namun ia merasa dhirga itu masih sulit diraih. Dinara yang merasa bahwa ia yang telah dikendalikan.

Rasa ingin memiliki, ingin melindungi, ingin menyayangi, mendamba. Semuanya ingin ia miliki.

Tubuhnya bergetar saat hawa dingin membelai kulitnya, tepat setelah sosok yang kini mengukungnya di atas ranjang itu menatap lama ke arahnya. Dinara menelan ludahnya sulit ketika mata tajam itu seakan menembus dalam dirinya dan pandangan itu seakan berbeda. Dinara memalingkan wajahnya ke arah lain sebagai peralihan. Kendati ini merupakan yang pertama kali dalam hidupnya dan mereka sudah menikah lebih dari dua bulan. Mungkin ini adalah hubungan yang lumrah untuk suami-istri tapi tetap saja ini adalah pertama kalinya.

"Kenapa?"

Suara bisikan dhirga datang bersama dengan sentuhan lembut di pipinya. Perlahan ia mengembalikan perhatiannya pada dhirga yang kini tersenyum lembut kepadanya. Berapa kali pun ia menyangkalnya, tetap saja ia selalu terpesona dengan wajah rupawan suaminya itu.

Tangan dhirga bergerak untuk menyingkirkan helai-helai rambut yang ada pada sisi wajahnya dinara, kemudian ia mencondongkan tubuhnya, serta memberikan kecupan pelan pada kening, kelopak mata, hidung, pipi, dan yang terakhir adalah bibir. Dinara meletakkan telapak tangannya pada punggung tangan dhirga yang memegang sisi wajahnya.

Matanya terpejam seraya kepalanya bergerak ke kiri dan ke kanan dengan pelan sebagai bentuk jawaban. Tensi tubuhnya ia rasa kian meningkat karena situasi yang belum pernah ia rasakan.

"Eyes on me, baby."

Suara lembut itu seakan menuntunnya untuk patuh. Dinara menatap dhirga yang mengecupkan tangannya perlahan seolah ia benda terapuh di dunia.

"Dinara."

"Ya...?"

"Setelah ini, kamu berarti udah menjalani kewajiban kamu sebagai seorang istri."

Dinara menatap dhirga dalam diam, "jadi, aku harus apa?"

"Menerima aku sebagai suami kamu."

Dinara masih menatapnya dalam diam. Dhirga paham bahwa dinara masih belum paham sepenuhnya.

"Aku tanya sama kamu sekali lagi, nar. Apa kamu bersedia menerima aku sepenuhnya dan begitu pun sebaliknya?"

Pertanyaannya itu seakan menjebak dinara, yang artinya jika ia menolak atau menerima, ia akan diberikan sebuah risiko yang berbeda. Padahal hanya seperti ini, kenapa dhirga seakan-akan tak percaya padanya?

Nikah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang