O1O - Gimana?

1.1K 209 52
                                    

[Asek. Bisa update lagi.]































Ini adalah pertama kali dalam hidupnya.

Dhirga masih berpikir mengapa hal itu bisa terjadi. Sepanjang malam, bahkan ia rela gak tidur dan berakhir badannya pegel-pegel gara-gara tidur lagi di sofa. Jangan tanya kenapa dia berakhir tidur di sofa lagi.

Ada cerita dibalik itu semua. Konyol sekali dan sama sekali tidak masuk akal untuk diceritakan. Karena dia sama sekali gak tau penyebabnya apa.

Soalnya setelah kejadian di dapur itu, pipi dhirga seperti terbentur dengan sesuatu yang panas. Iya, doi ditampar sama dinara. Istrinya sendiri.

Sakitnya gak seberapa, tapi harga dirinya itu loh seperti terinjak.

Yakan? Siapa yang menduganya?

Berharap dinara bakal luluh adalah ekspektasinya, ditampar dinara adalah kenyataannya. Sungguh ironi sekali ya.

Masih dalam keadaan shock, gadis itu kembali mendorongnya dengan napas terputus-putus dan menatapnya dengan tatapan yang marah.

Hello, my wife, did your husband have done anything wrong?

Yeah, kamu salah taktik, dhirga. Dinara sangat sulit.

Lalu, dengan amarah yang membuncah, dinara berlari naik ke lantai 2, melupakan kakinya yang masih dalam tahap penyembuhan dan membanting pintu kamar dengan suara keras. Begitu ia sadar akan kelakuannya, buru-buru ia menuju ke kamarnya.

Tapi, pas dia buka kenop pintu ternyata terkunci.

"Dinara! Dinara! Buka pintunya!" Teriaknya sambil menggedor-gedor pintu.

"PERGI SANA! JANGAN GANGGU AKU!"

"Ganggu?! Apa maksudnya ganggu? Tadi kamu nampar saya, bisa kamu jelaskan apa maksudnya?"

"GAK TAU DAN GAK MAU TAU!!! PERGI SANA!! PIKIR SENDIRI KENAPA AKU BISA NAMPAR MAS DHIRGA!"

"Hah?! Mikir sendiri? Maksudnya apㅡdinara, biarin saya masuk."

"GAK MAU!!"

Menjengkelkan sekali. Jadi emosi dianya.

"Dinara, saya bakal dobrak pintu ini kalo kamu gak buka pintunya." Ancam dhirga.

Namun, ancaman itu hanya dibalas keheningan yang melanda. Sepertinya dia tau dhirga gak mungkin mendobrak pintu itu karena bakal rusak dan siapa yang mau betulin pintu di jam malam seperti ini.

Dhirga mengacak-ngacak rambutnya kasar. Padahal ia sudah memperhitungkan ekspektasinya.

"Dinara! Ya ampunㅡkamuㅡaRRGHH! Dinara cepet buka pintunya, aku mau ngomong serius! Kita omongin ini baik-baik, okeh?"

"..."

"Nar?"

"..."

Dhirga menghembuskan napasnya dengan kasar. Pikirannya udah kalang kabut. Dia gak percaya kalo dinara ngambek bakal begini. Ayolah, kamarnya cuma satu, yakali dia tidur diㅡ

KLEK!

Dhirga baru ingin bernapas lega, namun sebuah lemparan kasar dari suatu benda dan mengenai wajah tampannya menghantam dengan keras. Kemudian, pintu di banting lagi.

Ternyata itu guling dan selimut.

Yups, dia tidur di luar kamar.

Bagus. Adakah yang lebih parah dari ini?

Nikah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang