Bab 21

81 18 0
                                    

Hari ini hari Kamis. Musim dingin masih berlanjut dan salju turun seperti biasa. Alex sedang berolahraga. Dia lari mengelilingi mansion dengan perasaan senang. Tidak ada yang spesial hanya saja dia membuat menu baru. Mi ayam. Rasa yang nostalgia sekali.

Alex POV

Bahan-bahan sudah siap dan tertata rapi, sekarang tinggal memasak saja. Tapi, ada yang kurang. Apa ya? Coba kulihat. Mi telur, ayam fillet, bawang, rempah dan... Benar. Pangsit. Pelengkap tiada tara untuk mi ayam. Aku harus pergi ke kota. Di gerbang tidak ada orang yang menjaga. Mungkin sedang istirahat. Lagi pula mereka bekerja di cuaca dingin seperti ini membuat diri mereka cepat lelah.

Kota Brunhild terlihat sangat damai hari ini. Suasananya sedikit ramai juga. Terlihat wajah asing yang belum pernah kulihat. Dan ketika menuju toko bahan mentah, ada seseorang yang berlari dan terjatuh di depanku. Seorang pria paruh baya yang kelihatannya dikejar tukang kredit. Dari jauh datang 2 orang penjaga kota.

Penjaga :” Kau tidak bisa lari penganut aliran sesat. Ikut kami!”

Pria :” Tidak, tolong! Aku tidak bersalah. Saya hanya diajak saja, saya tidak mengikutinya.” Dia terlihat panik.

Penjaga :” Jangan banyak alasan! Ikat dia.”

Pria :” Tolong jangan saya punya anak yang harus diberi makan. Tidaaaak!”

Penjaga itu membawa pria tersebut pergi. Warga sekitar tampak membicarakan sesuatu yang sensitif. Penjaga toko juga seperti itu. Pilihanku saat ini adalah diam atau bertanya. Melihat suasana jalan mulai sepi aku memutuskan untuk bertanya.

Alex :” Paman, apa kau tahu sesuatu tentang yang penjaga tersebut bilang? Sepertinya semau orang sangat berhati-hati terhadapnya.”

Paman :” Oh, akhir-akhir ini banyak agama baru berdiri. Jadi gereja meminta sesuatu pada kerajaan tentang hal ini.”

Alex :” Emmm.... Begitu. Biarlah. Paman apa anda punya kulit pangsit mentah. Aku membutuhkannya untuk tuanku.”

Paman :” Seorang butler sepertimu selalu disuruh membeli hal aneh ya. Gula merahku sampai kehabisan stok karena ini.”

Alex :” Itu semua berakhir di perut tuanku juga.(Btw itu gua.).”

Paman :” Kau anak yang rajin. Ini stok terakhir. Ada beberapa orang membeli dengan paksa tadi. Jadi maaf kalau mahal ya.”

Alex :” Jangan khawatir paman, anda selalu baik kepada saya. Sesekali saya juga harus membantu paman.”

Penjaga toko itu menangis di depanku. Aku mengerti dia terharu, hanya saja jangan berlebihan. Aku mendapat 1 lusin kulit pangsit siap masak. Harganya dua lali lipat harga asli tapi tidak apa-apa. Ketika sampai depan gerbang seorang biarawati berdiri di depan pintu. Penjaga tampak mencegah dia masuk.

Alex :” Ada apa ini?”

Penjaga G :” Dia memaksa masuk tuan Alex. Sudah hampir 10 menit dia melakukannya. Dia juga terlihat seperti merapal sihir kepada kami.”

Dari sikapnya bisa dilihat kalau wanita ini pengusir setan. Kayaknya. Dia mendekatiku sambil merapal mantra atau semacamnya. Pelafalannya tidak jelas.

Alex :” Apa ada yang salah nona biarawati. Kita bicara di dalam jika anda mau.”

Biarawati :” Kenapa mantraku tidak membuat kau terbakar? Aku yakin menyebutkan doanya dengan benar. Siapa namamu anak kecil?”

Alex :” Maaf belum memperkenalkan diri. Aku Alex Braumstein, putra tunggal keluarga Braumstein. Senang bertemu denganmu.”

Biarawati itu terkejut dengan sikapku. Mungkinkah ada yang salah dalam ucapanku tadi.

Biarawati :” Kau anak itu.” Dia langsung menghadap penjaga dan berbalik

Muslim Indonesia Di Dunia Lain (Season 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang