Bab 10

155 21 0
                                    

Matahari datang dari sebelah timur, menyinari kehidupan di setiap pelosok bumi ini. Sinar itu juga menyinari kediaman Braumstein. Alex bangun seperti biasa salat dan menyiksa arc and the gang. Hari ini mereka cukup senang karena hari ini dapat senjata baru. Kevin datang hari ini membawa senjata. Pertama semua di pisahkan dulu lalu diberikan. Arc and the gang mendapatkan pedang baru mereka. Barts mendapat sarung tinju yang sudah di upgrade. Dan yang paling spesial adalah Alex dia mendapatkan sepaket sniper beserta recoil dan noise reductionnya. Kevin hampir gila tiap kali mendapat cetak biru dari Alex.

Meski akhirnya di kerjakan juga. Alex langsung mencobanya dan luar biasa hasilnya. Suaranya tidak terdengar sama sekali. Jaraknya tembakannya juga cukup jauh 1 km. (Alat pembunuh kelas kakap ieu mah euy. Hampura Kevin tapi urang butuh paranti isukan) menyesal karena memaksa. Barts pun mencoba pukulan andalan miliknya gatling uppercut. Apel pun hancur di hajarnya. Arc and the gang mencoba pedang mereka sambil berlatih. Yang punya kemajuan sejauh ini adalah Mika. Nafas airnya sangat bagus meski temponya kurang tepat. Yang lain juga bagus.

Senjata-senjata ini tidak akan digunakan untuk membunuh, melainkan hanya untuk jaga-jaga saja. Berbeda dengan sniper, kalau yang satu ini memang untuk membunuh. Targetnya bukan manusia melainkan Orc. Orc yang dibahas di sini adalah Slowy. Jati diri sebenarnya terkuak ketika Ignis menyusup ke kediaman Lawson. Ignis melihatnya dengan sangat jelas bahwa yang dia lihat adalah Orc wanita.

Bisa dipastikan kalau sumber masalah dari semua ini adalah dia. Alex juga mencari asal-usul dari orang bernama Slowy dan sama sekali tidak ada jejak kependudukan darinya. Yang bisa disimpulkan bahwa Slowy sudah memanipulasi targetnya dengan sihir dan memanfaatkan keluarga Lawson agar bisa masuk ke lingkup keluarga kerajaan. Apa tujuan utamanya kita tidak tahu. Yang jelas Alex harus melenyapkan Slowy secepat mungkin.

Beralih pada Ema yang sudah siuman. Dia baru selesai sarapan dibantu oleh Mary. Sofia pun menjenguknya bersama Alex. Ema sudah terlihat lebih baik dari kemarin, dan dia pun sudah bisa berbicara.
Alex :” Apa kau baik-baik saja? Bagaimana sarapannya?”
Ema :” Maafkan saya tuan Alex, saya sampai merepotkan keluarga Braumstein dalam hal ini.”
Alex :” Tidak apa. Lagi pula kau itu berarti bagi Sofia, jadi kau harus sehat terlebih dahulu.”
Ema :” Terima kasih tuan Alex.”
Alex :” Kalau begitu aku pamit dulu, aku akan pergi menemui seseorang dulu. Sofia bisa kau menemani Ema.”
Sofia :” Baik tuan Alex.” Alex meninggalkan ruangan.
Ema :” Nona Sofia sangat beruntung memiliki tunangan seperti tuan Alex ya. Saya turut senang.”
Sofia :” Tuan Alex sangat baik padaku, pada pelayannya dan juga orang tuanya. Tuan Alex selalu membuatku senang ketika di dekatnya.”
Ema :” Nona... Saya minta maaf.”
Sofia :” Untuk apa?”
Ema :” Karena saya lengah dalam menjalankan tugas saya. Saya tidak bisa melindungi Nona, dan malah saya tidak bisa berbuat apa-apa ketika ada orang yang berusaha menyakiti Anda.”
Sofia :” Itu bukan salahmu Ema, kau tidak salah. Harusnya aku yang minta maaf.”
Ema :” Tidak nona saya..”
Sofia :” Ema, kau sudah mengurusku sejak kecil. Ketika aku bermain, belajar, dan tidur sekalipun kau selalu ada untukku. Bagaimana bisa aku harus kehilangan dirimu Ema?” mulai menangis
Ema :” Nona Sofia, saya.. saya pun ingin selalu bersama dengan Anda.”

Sofia dan Ema berpelukan sambil menangis. Alex yang sebenarnya menguping dan belum pergi, akhirnya meninggalkan mereka berdua. Kali ini dia pergi berpakaian rapi dan sopan. Alex hari ini mengundang Sigfried untuk datang dan membahas masalah keluarga Silver. Dari luar sudah terdengar suara kereta kuda. Alex menyambut Sigfried badan langsung menuntunnya menuju ruang tamu. Teh pun di siapkan. Alex meminta pelayan memanggil Ignis dan dia langsung datang dengan pakaian rapi.

Emilia dan Richard yang melihat hal ini juga ikut masuk. Tak seperti keinginan Alex, tapi lebih baik seperti ini.
Sigfried :” Jadi Richard ada apa kau memanggilku ke sini?”
Richard :” Apa? Aku pikir kau ingin bertamu.” Sedikit bingung dengan perkataan Sigfried
Sigfried :” Baiklah jangan bercanda, kau jelas-jelas menulis surat bahwa ada hal penting yang harus dibicarakan di sini.”
Alex :” Maafkan atas segala kurangnya kesopanan diriku tuan Sigfried. Akulah yang menulis surat tersebut.”
Richard :” Alex kau tidak boleh seperti itu. Tuan Sigfried adalah orang penting, jangan asal kirim surat.”
Sigfried :” Richard, sepertinya putramu punya sesuatu yang harus dikatakan padaku.”
Alex :” Terima kasih atas pengertiannya. Aku minta maaf mengganggu waktu anda yang berharga, tapi hal ini berkaitan dengan hubungan antara keluarga Lawson dan juga Silver.”
Sigfried :” Ohh.. ada apa? Apakah serius?”
Alex :” Benar. Dari Intel yang kudapat. Bisa disimpulkan bahwa keluarga Silver telah menggunakan istri dari Eric Lawson untuk naik ke lingkup keluarga kerajaan.”
Richard :” Alex apa yang kau..”
Sigfried :” Richard biarkan anak ini bicara. Jadi intinya.”
Alex :” Masalah politik. Dengan adanya Pricillia yang mempunyai koneksi dengan bangsawan tingkat atas. Keluarga Silver berusaha memanfaatkan dirinya dengan memanipulasi pikirannya menggunakan sihir.”
Sigfried :” Jadi intinya kau ingin minta bantuanku. “
Alex :” Lebih tepatnya untuk menguak dalang di balik kejadian yang kami alami. Dan yang sudah kutetapkan sebagai tersangka adalah Slowy. Catatan tentang dirinya tidak pernah ada, baik dikantor kependudukan atau pun arsip kelahiran.”
Sigfried :” Dan wanita inilah penyebab utamanya? Apa yang kau ingin aku lakukan?”
Alex :” Lebih tepatnya.. Ignis bisa beritahu kami.”
Ignis :” Kami akan membuka kedok sebenarnya dari Slowy yang sebenarnya bukan manusia, tapi Orc.”
Mereka terkejut mendengar hal itu.
Sigfried :” Ini sudah bukan masalah biasa lagi. Kau ignis benar? Kapan kau melihat wujud aslinya.”
Ignis :” Ketika saya hendak memberi pesan pada tuan Eric. Saat itu dia sedang diinterogasi oleh Silver dan Pricillia. Di saat itulah saya melihat wujud aslinya.”
Richard :” Menginterogasi? Kenapa dia melakukan hal itu pada suaminya sendiri.”
Ignis :” Kemungkinan besar dengan sihir. Dia memberikan perhiasan yang di dalamnya sudah di masukkan sihir.”
Emilia :” Jadi itu alasan dia jadi berubah. Alex kenapa kau menceritakan ini pada mama.”
Alex :” Ini mendadak, dan juga kau pasti mencegahku melakukan itu.”
Sigfried :” Baiklah, pertama-tama kita harus menyelamatkan Eric.”
Alex :” Kalau itu tidak perlu. Ignis sudah melakukannya tadi malam, sekarang dia sedang beristirahat dan diobati.”
Richard :” Di mana dia sekarang Alex?”
Alex :” Di kamarku. Lukanya cukup banyak tapi sekarang sudah lebih baik.”
Pintu tiba-tiba terbuka dan Eric masuk.
Eric :” Alex tolong, tolong selamatkan Pricillia. Aku tahu hanya kau yang bisa.”
Alex :” Anda baru bangun tolong duduk dulu.”

Mereka semua akhirnya duduk dan mendengarkan apa yang dikatakan Eric. Semua yang Alex katakan itu benar. Sigfried menyetujui kalau dia akan membantu membongkar kedok Slowy. Emilia juga akan turut membantu meskipun Richard masih bingung. Rencana di mulai esok hari, jam 9 pagi. Ini akan jadi pertarungan 3 lawan 3. Yang akan bertarung adalah Alex, Barts, dan Ignis. Sedangkan Arc and the gang akan menutup semua jalan kabur yang mungkin digunakan Slowy. Dan satu lagi Cornell. Tugasnya adalah menembak Slowy dari jarak jauh menggunakan sniper milik Alex.

Cornell mempunyai tingkat konsentrasi yang sangat tinggi. Bahkan dia bisa mengingat apapun yang Alex katakan meski sudah lewat beberapa Minggu. Cornell ditempatkan di bangunan yang agak jauh dari alun-alun kota. Jaraknya sekitar 800 meter. Cornell pun mengerti dengan tugasnya dan mulai berlatih. Alex mengantar kembali Eric beristirahat. Dia terlihat cukup lelah untuk bergerak karena interogasi yang kelewat batas.
Eric :” Terima kasih Alex. Kau tidak perlu repot-repot.”
Alex :” Kalau ini aku tidak bisa, kau belum sembuh Eric. Lagian apa yang mereka lakukan padamu sampai mendapatkan luka seperti ini?”
Eric :” Untuk anak seusiamu, berbicara seperti itu padaku. Apakah kau memang anak kecil?”
Alex :” Tubuh ini ya. Jiwanya tidak. Bahkan Sofia saja tahu. Ya meskipun dia masih menganggap kalau kami seumuran.”
Eric :” Begitu ya. Jadi apakah ini reinkarnasi, seperti di cerita orang dulu.”
Alex :” Bukan lebih tepatnya, ini ujian. Apakah aku bisa sabar dalam menjalani kehidupan ini atau tidak. Diriku yang asli mungkin sedang koma sekarang.”
Eric :” Jadi kau lebih tua dariku.”
Alex :” Ya 25 tahun. Nama asliku Ihsan Abdurrahman. Seorang pekerja negeri.”
Eric :” Haha.. pantas saja putriku menyukaimu, kau sudah tahu caranya bukan?”
Alex :” Baru ilmunya saja, Bahkan aku belum menikah. Sudah mempunyai rumah, pekerjaan, calon istri dan tinggal hidup tenang. Tapi tiba-tiba aku dipindahkan ke dunia ini. Sungguh suatu cobaan yang luar biasa.”
Eric :” Aku turut prihatin. Ngomong-ngomong apa rencanamu besok?”
Alex :” Pertarungan 3 lawan 3. Yang bertarung ada aku, Ignis, dan Barts. Ini menggunakan senjata yang tidak berbahaya tapi kalau lengah sia-sia saja.”
Eric :” Bagaimana dengan istriku? Kau punya cara untuk mengembalikan dia.”
Alex :” Ya ada. Untuk itu kau tak perlu khawatir, bukan hanya istrimu tapi juga keluarga Silver.”
Eric :” Aku mengerti tolong bantuannya dan juga tolong jaga anakku. Dialah yang paling ingin ibunya selamat.”
Alex :” Aku tak bisa berjanji namun aku akan berusaha.”

Alex pergi meninggalkan Eric dikamarnya. Dia pun pergi menuju ruang makan. Tak ada siapa pun di sini. Lanjut menuju Emilia, sama dia tidak ada. Dilorong dia hanya bertemu beberapa pelayan dan Juli. Juli masih bersiap untuk persiapan esok hari. Waktu dhuhur tiba, Alex memutuskan untuk salat. Dia pergi ke taman lalu berwudhu di sana. Pikirannya mulai tenang dan Alex bergegas untuk salat. Dalam salat dia semakin merasa tenang dan membuatnya semakin khusyuk dalam salat. Usai salat Alex berdoa agar semua bisa berjalan lancar. Tidak ada hambatan, dan kebenaran akan bersinar. Juga meminta keselamatan dunia dan akhirat. Salat dan doa selesai dia laksanakan. Dia pergi mencari Sofia. Alex melihat keluar jendela dan dia ada di taman. Alex menghampiri Sofia.
Alex :” Bisa cerita kenapa kau sedih seperti itu?”
Sofia :” Tuan Alex, aku... tidak ada apa-apa. Hanya saja aku merasa kalau ini semua salahku.”
Alex :” Kenapa kau berpikir seperti itu? Semua manusia pasti melakukan kesalahan walau hanya sekecil debu. Contohnya .... Aku.” Melihat Sofia dengan tatapan bijak
Sofia :” Bahkan kau tuan Alex?”
Alex :” Ya, ini bukan sebagai Alex tapi sebagai Ihsan.”
Sofia :” Memangnya apa yang kau lakukan?”
Alex :” Waktu itu, umurku 17 tahun. Dan aku baru lulus sekolah menengah. Biasanya murid yang sudah lulus akan melakukan pesta perpisahan. Baik itu konvoi, makan bersama, atau pergi liburan bersama.”
Sofia :” Terdengar menyenangkan.”
Alex :” Ya, memang begitu. Di kelasku kami memutuskan untuk pergi liburan keluar kota. Semua sudah sesuai rencana, kami pun pergi mengaji kendaraan bernama bis. Namun karena tidak punya kenalan jadi aku mencarinya lewat internet dari benda ini.” Sambil menunjukkan gambar di Smartphone.
Sofia :” Waaah. Hebatnya.”
Alex :” Ketika mencari, aku menemukan satu yang murah dan bisa menjangkau tempat yang jauh. Jadi aku memesan jasa pengantar ini. Namun itu baru awal dari kesalahanku.”
Sofia :” ?”
Alex :” Hari keberangkatan pun di mulai. Awalnya baik-baik saja. Sampai kami sampai di sebuah rest area. Karena aku ingin buang air, aku pun turun dulu. Dan di sinilah semua tragedi dimulai.”

Ihsan turun dari bis untuk buang air. Tapi ternyata bis itu sudah disiapkan untuk penculikan anak usia remaja. Bis itu pergi meninggalkan Ihsan dan Ihsan yang kembali menyadari bahwa rombongan bosnya hilang. Ihsan menelepon temannya yang berada di bis. Tidak ada yang mengangkat seorang pun. Ihsan melihat melalui aplikasi {Ada Apa?} dan melihat apa ada yang membalasnya. Centang dua pun terlihat dari pesan yang dikirim Ihsan. Tapi masih belum ada batasan.

Ihsan kembali mengirim pesan kalau tindakan mereka ini keterlaluan. Dan pesannya hanya dibaca dan tidak dibalas. Kemudian sebuah video pun dikirim melalui grup. Ihsan sangat terkejut ternyata jasa perjalanan yang disewanya itu merupakan penipuan. Video itu berisikan penculikan temannya yang akan dijual ke luar negeri. Ihsan merasa khawatir pada temannya dan berusaha memanggil polisi. Sudah berniat melapor sebuah mobil polisi pun datang ke rest area tersebut.

Ihsan langsung memberitahu tentang penculikan temannya tapi polisi tak percaya. Polisi tersebut bilang kalau jasa perjalanan itu sering membuat prank. Dan polisi itu langsung pergi tanpa menghiraukan Ihsan sedikit pun. Melihat mobil polisi yang tidak terkunci dan kunci mobil masih terpasang. Ihsan mengatakan yang sudah mahir menyetir mobil langsung menggunakan mobil itu dan mengejar temannya.

Alex melacak keberadaan mereka dengan GPS. Lokasi mereka lumayan jauh tapi mobil polisi itu cukup cepat untuk mengejar. Dengan bermodalkan sirine dan mobil polisi. Ihsan mengejar mereka. Bis itu pergi menuju pelabuhan terdekat dan tentu saja itu bukan tujuan liburan mereka. Di tengah pengejarannya dengan penculik itu. Suara sirine polisi lain yang bukan dari miliknya juga berbunyi. Ihsan dikejar banyak polisi di belakangnya.

Ihsan tak peduli dan terus melaju dan meninggalkan mereka. Didepan sudah ada gerbang tol. Gerbang itu terbuka untuk Ihsan sedangkan polisi itu dihambat dengannya. Terus mengejar dan Ihsan sampai di pelabuhan. Dia melihat bis yang membawa temannya akan masuk ke kapal yang terlihat tua. Salah seorang dari mereka keluar dan mendekati Ihsan. Ihsan tanpa berpikir panjang menabrak orang itu sampai mati. Ihsan keluar dari mobilnya dengan membawa pistol.
Ihsan :” Kalian yang berada di dalam segera serahkan diri kalian.”
Sopir :” Kau pikir kami takut kalau kau menodongkan pistol itu pada kami.”
Tanpa ragu Alex menembak mati sopirnya. Semua temannya kaget dengan perbuatan Ihsan. Ihsan biasanya baik, ramah, sopan, tidak suka berkelahi. Tapi sekarang berubah total.
Penculik :” Haha lihat kami sudah menyebar videomu, kau tidak bisa apa-apa lagi.”
Penculik 2 :” Itu benar kalau kau menyerah dan ikut mungkin bisa dimaafkan.”
Ihsan :” Aku sudah membuang kemanusiaanku, jadi apapun yang terjadi berikutnya. Aku tidak akan menyesal.”

Ihsan menembak mati kedua penculik itu. Mobil polisi sampai dan menangkap Ihsan. Beberapa waktu selanjutnya Ihsan masuk pengadilan. Awalnya dia dituding melakukan pencurian dan pembunuhan berencana. Tapi karena kesaksian dari temannya yang membuat Ihsan dibebaskan dari hukuman. Banyak cemoohan yang datang dari masyarakat. Baik itu dari tetangga maupun sekolah. Ihsan tidak bisa masuk universitas manapun karena skandal yang menyangkut namanya.

Dia pun memutuskan untuk kerja serabutan. Memang hasilnya tidak seberapa tapi cukup untuk hidup. Setahun berlalu dan ada reuni dari teman sekelasnya. Ihsan datang terlambat karena harus bekerja dulu. Sampai di tempat yang dijanjikan. Ihsan disambut oleh temannya dan diberi kursi terbaik. Sebelum duduk Ihsan meminta maaf kepada semuanya karena kelalaian dirinya membuat mereka dalam masalah.

Teman-teman sudah memaafkan Ihsan dan malah berterima kasih. Jika Ihsan tidak bergegas menolong mereka mungkin sekarang mereka tidak ada di sini. Sofia yang mendengar cerita itu akhirnya mengerti dan hatinya merasa tenang. Mereka beristirahat untuk persiapan esok hari. Dan Alex menawarkan Sofia untuk salat malam dan dia mau-mau saja. Sofia diminta untuk tidur lebih awal malam ini.

Besok pagi 02.30

Alex terbangun dan berdoa. Dia langsung mengambil air wudhu dan membangunkan Sofia. Sofia sedang mengigau “ tuan Alex... Aku ingin jalan-jalan lagi... Mmmmmmm..”. Alex hanya tersenyum melihat kelakuan tunangannya tersebut. Dia membangunkannya dan Sofia masih mengantuk. Memaksakan diri untuk bangun dan jatuh ke pelukan Alex. Alex menggendongnya sampai depan kamar mandi. Dia menunggu Sofia selesai dengan berdzikir. Tak lama Sofia keluar dan wajahnya terlihat segar.

Alex dan Sofia pun pergi ke kamar Alex. Di dalam Eric sedang tertidur pulas. Lukanya sembuh cukup cepat. Alex mengambil karpet tipis dan menghamparkan itu di kamarnya. Alex dan Sofia salat malam sampai jam 03.00. Sofia yang baru pertama kali melakukan salat malam masih terlihat mengantuk. Selesai salat Alex menyuruh Sofia tidur di samping ayahnya sementara Alex membaca Alquran. Hari ini Alex membaca surat Al-fiil. Audzubillahiminasyaitonirojim. Bismillahirrahmanirrahim.
اَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِاَ صْحٰبِ الْفِيْلِ ۗ
“Tidakkah engkau (Muhammad) perhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap pasukan bergajah?”
اَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِيْ تَضْلِيْلٍ ۙ
“Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka itu sia-sia?”
وَّاَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا اَبَا بِيْلَ ۙ
“Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong,”
تَرْمِيْهِمْ بِحِجَا رَةٍ مِّنْ سِجِّيْلٍ ۙ
“yang melempari mereka dengan batu dari tanah liat yang dibakar,”
فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَّأْكُوْلٍ
“sehingga mereka dijadikan-Nya seperti daun-daun yang dimakan (ulat).”
(QS. Al-Fil 105: Ayat 1-5)
Sofia yang tadinya mendengarkan sekarang tertidur di sisi ayahnya. Alex kemudian membaca Ayat kursi dan bersandar di sofa. Matanya hampir terletak lalu sebuah api menyala tepat di luar jendelanya. Api itu jatuh ke bawah dan menjadi abu. Alex tahu kalau dia akan dikirimi hal seperti ini.
Alex :” Eweuh gawe jalmi teh, nya. Ngirim sihir peuting-peuting. Nyaho keur sarare kieu atuh da diganggu. Ya Allah cing mere hidayah lah.”

Jam 06.00

Alex sedang lari pagi bersama Arc and the gang. Barts pun ikut setelah mengurus beberapa hewan ternak. Mereka tidak latihan berlebih pagi ini karena dikhawatirkan salah satu mereka akan tumbang. Usai berlari, Alex mengumpulkan semua orang yang akan ikut ke alun-alun kota. Rapat pun dimulai. Dimulai dari pertarungan 3 lawan tiga. Alex akan melawan Mikael, Ignis dengan Gabriel, dan Barts dengan Azazel. Musuh merupakan lawan yang tangguh dan Alex meminta untuk tidak meremehkan siapa pun orang yang jadi musuhnya nanti.

Selanjutnya adalah masalah pengamanan. Ada 4 titik di mana kemungkinan Slowy akan melarikan diri. Jadi Arc akan menjaga bagian Utara, Gari bagian Selatan, Anna bagian Timur, dan Juli bagian Barat. Adapun untuk menjaga Sofia ada Zen, Mika, dan Diana. Untuk misi penembakan jarak jauh dilakukan oleh Cornell. Dan adapun yang lain hanya menonton seperti Richard, Emilia dan Eric. Yang menjadi wasit adalah Sigfried. Sebelum berangkat mereka sarapan dan persiapan secukupnya. Alex pun salat duha terlebih dahulu dan berdoa agar semua dilancarkan.

Jam 08.45

Alex dan rombongannya sudah sampai di alun-alun kota brunhild. Masyarakat sekitar hanya memandangi tapi tidak mendekat. Cornell yang akan bersiap di posisinya diberi kode oleh Alex agar rencananya tidak melenceng. Cornell langsung pergi dan segera bersiap. Sekitar 10 menit kemudian Kelurga Silver datang. Saat itu Sigfried juga sudah datang dan pertarungan segera dimulai. Namun saat itu Pricillia mendekat dan berusaha mengambil Sofia. Mika langsung menghadangnya dan Pricillia hanya memaki Mika. Mika tak peduli dan masih melindungi Sofia.
Pricillia :” Minggir rakyat Jelata, jangan berani kau menghalangiku.”
Mika :” Maaf saja tapi karena ini perintah dari tuan Alex aku tak bisa membiarkan Anda membawa nona Sofia.”
Pricillia :” Haah, memangnya kau bisa apa? Coba kau lihat ini. [Flame cage]” dan hal itu tak berefek apa pun terhadap Mika
Pricillia :” Bagaimana bisa? Kau pasti menggunakan cara licik kan!”
Mika :” Sayang sekali itu tidak benar.”
Pricillia :” Kau ini...” Sigfried langsung menghampiri
Sigfried :” Pricillia kau harusnya lebih dewasa. Dia sama sekali tidak licik. Itu kemampuan alami anti sihir. Jadi bisakah kau tenang dan menonton saja?”
Pricillia :” Cih.. lihat saja nanti.” Pergi meninggalkan Sigfried
Sigfried :” Kau tidak apa-apa?”
Mika :” Saya tidak apa-apa. Tuan Alex jauh lebih menakutkan. Bagaimana denganmu nona Sofia?”
Sofia :” Aku baik-baik saja terima kasih Mika.”

Mereka semua sudah bersiap di posisinya masing-masing. Baik Braumstein maupun Silver. Kedua belah pihak saling menatap satu sama lain. Tampaknya api persaingan semakin memanas. Seorang muslim dan mualaf akan bertanding dengan holy knight. Sebelum dimulai kedua belah pihak maju untuk penghormatan. Alex kali ini menghadapi kondisi di mana dia akan bertindak dengan sungguh-sungguh. Dan pertandingan dimulai!

Muslim Indonesia Di Dunia Lain (Season 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang