"Gimana dok lancar kan operasi nya? Anak saya baik-baik saja kan dok?" rentetan pertanyaan dari Yoga untuk keadaan Sasa yang baru saja menjalani operasi.Dokter yang baru saja menangani pun tersenyum.
"Alhamdulillah lancar pasien juga merespon dengan baik."
Yoga dan Rio tersenyum senang."Alhamdulillah apa boleh dijenguk dok."
"Saya pindahkan ke ruangan VVIP biar perawat yang mengurus, kalo begitu saya permisi dulu ya." Dokter tersebut berlalu meninggalkan mereka yang kembali duduk di kursi panjang dekat dengan UGD.
"Om saya ke toilet sebentar ya." pamit Rio.Yoga hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Dok." panggil Rio melangkah cepat mengejar dokter yang beruntungnya masih berjalan di koridor.
Dokter laki-laki itu pun menoleh ke sumber suara dan mengeryitkan dahi.
"Rio bukan?"
Rio hanya mengangguk."oh iya ingat saya, ada apa Yo?"
"Saya mau mengucapkan terimakasih usaha dokter keras Sasa bisa pulih kembali."
Dokter itupun terkekeh."sudah menjadi tanggung jawab saya sebagai dokter, saya cuma perantara yang kasih kesembuhan untuk Sasa kan Tuhan."
Rio mengangguk paham."oh iya om Yoga belum tau kan dok?"
Dokter laki-laki itu menghela napas berat."masih akan tetap dirahasiakan?"
"Iya dok." sahut Rio.
Dokter itu hanya mengangguk paham."yasudah saya permisi dulu." pamit dokter menepuk pelan bahu Rio.
"Oh iya silahkan dok." jawabannya tersenyum sopan.Dia kembali menyusuri koridor menuju UGD untuk menemui Yoga langkah kakinya terhenti dan tangan merogoh saku celana panjang nya mengambil handphone milik nya yang bergetar tanda pesan masuk.
Om yoga: Sasa sudah dipindahkan ke ruangan VVIP atas lantai 3 nomor 3
Om Yoga: kamu pulang dulu saja biar saya yg jaga.
Rio kembali memasukkan handphone ke dalam saku celana dan berjalan menuju lift untuk menuju keruangan Sasa.
Bruk
Tanpa sengaja Rio menyenggol bahu sosok berhodie kumpluk yang menutupi sampai mata.
"Sorry-sorry gue buru-buru" ujar Rio membuka suara.
Sosok berhodie hitam tersebut tak mengindahkan ucapan Rio dan berlalu masuk kedalam lift tersebut.
Rio hanya mematung mengamati sosok badan yang ia kenal tapi... entahlah tidak penting!
Rio segera memasuki lift untuk menuju keruangan Sasa dan berjalan menyusuri koridor lantai 3 dan terdapat beberapa kamar elite ia mulai mengetuk pintu bernomor 3 dipastikan ini ruangan Sasa.
Pintu terbuka dari dalam menampilkan Yoga."loh kok kesini Yo?" Yoga mulai melangkah diikuti Rio di belakang dan menuju sofa panjang yang ada di ruangan.
"Saya disini dulu om."
"Saya gak mau merepotkan kamu." ujar Yoga.
"Gak ada yang mesti direpotin om justru saya seneng bisa jaga Sasa." jawab Rio dengan nada yang tulus.
"Kemarin kamu sudah jagain Sasa biar malam ini saya aja ya."
"Tugas kantor om sudah selesai?" tanya Rio mengalihkan pembicaraan Yoga.
Yoga menganggukkan kepala."sudah kemarin sekretaris saya datang buat ngelembur bareng."
Rio hanya mengangguk paham."saya heran sama istri saya, buat ngejenguk anak yang lagi koma begitu dia gak mau." ujar Yoga memijat pangkal hidungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Is My Dream
Novela Juvenil[FOLLOW SEBELUM BACA!] Hidup penuh cobaan, rintangan dan tidak ada dukungan dari orang tersayang adalah hal berat bagi seorang gadis remaja yang ingin mewujudkan impiannya. "Ada pepatah mengatakan Mimpi bukan sekedar mewujudkan cita-cita yang kita h...