1. Bertransmigrasi

23.6K 1.8K 71
                                    

Ini cuman cerita selingan aja ya, kalau banyak yang minat pasti lanjut

~~~~

Di atas  tempat tidur ada seorang gadis yang tampak berusia 19 tahun, matanya tertutup dan nafasnya panjang. Bibirnya seindah mawar merah yang baru saja mekar, rambut hitam panjang berkibar-kibar, dan beberapa helai rambut tersebut jatuh di lengan putihnya yang terdapat goresan dengan bercak darah yang sudah mengering.

Setelah beberapa saat bulu mata lentiknya bergetar, dan kini mata itu pun terbuka perlahan. Memindai ruangan yang ia tempati bangun perlahan dan menyentuh kepalanya yang berdenyut.

Ingatan terakhir kalinya adalah bahwa ia berada di laboraturiom mekanik sedang menyelesaikan robot terbarunya, dan setelah itu ia pingsan karena kabel yang ia sentuh terjadi konsleting. Ya dia adalah Jena sang ilmuan dan hacker yang mendunia.

Dan sekarang ia melihat ruangan yang sederhana yang hanya terdapat satu tempat tidur yang cukup untuk satu orang, lemari pakaian yang terbuat dari kayu tampak sudah tua dan usang, dan satu kursi meja belajar yang diatasnya penuh dengan buku-buku, tak lupa beberapa pakaian tergantung rapi di dinding.

Jena berpikir apakah ia diculik, tapi pikirannya terhenti setelah tatapannya tertuju pada cermin yang terdapat wajah seorang gadis remaja yang penuh pesona.

Bangkit dengan tergesa-gesa menuju cermin Jena menyentuh wajahnya dan gadis di cermin juga mengikuti setiap gerakannya. Seakan merasa itu mimpi Jena menutup matanya berharap ia kembali terbangun di kasur tercintanya.

Setelah menutup matanya Jena perlahan melihat apakah ia kembali, dan ya itu tak terjadi.

Tiba-tiba kepalanya berdenyut kembali, ia ambruk di samping tempat tidur dengan memegang kepalanya.

Kepalanya terasa akan meledak dengan rentetan ingatan sesorang yang memasuki otaknya, setelah menerima ingatan tersebut kepalanya tak merasakan sakit lagi.

Akhirnya Jena mengerti bahwa ia bertransmigrasi ketubuh seorang gadis bernama Ananta yang kerap di panggil Tata

Melirik tangannya yang terdapat goresan, dalam ingatanya Tata mengakhiri hidupnya karena depresi oleh trauma yang membayanginya.

Tata adalah gadis yatim piatu yang dibesarkan di panti asuhan, sekarang ia adalah mahasiswa di universitas terbaik di kota A dengan prestasinya. Tata adalah gadis cantik hingga di saat awal sekolah menengah atas banyak yang memuja dan mengaku padanya tapi karena kecantikannya ia diculik oleh seorang guru muda yang sudah lama tergila-gila padanya, Tata tidak menyangka gurunya memiliki pikiran jahat karena gurunya itu berpikiran dewasa lembut dan sangat baik.

Saat ia di culik kehormatannya hampir hilang untung saja ia dapat melarikan diri, setelah dirinya aman Tata melapor pada polisi dan gurunya di tangkap, namun beberapa hari gurunya dibebaskan karena gurunya tersebut dari keluarga besar yang tidak dapat di singgung.

Sejak saat itu Tata pindah sekolah dan mulai menutup diri dari masyarkat ia juga trauma hingga tak dapat berbicara, Tata berpikir jika ia tak dapat menjaga diri lebih baik ia menutup kecantikannya.

Setelah peristiwa itu ia menutup wajahnya dengan rambut panjangnya. Dan beredar romur bahwa wajahnya buruk rupa hingga tak ada yang ingin menatap wajahnya, di tambah Tata tak dapat berbicara hingga  ia di jauhi.

Dibawah tatapan jijik semua orang Tata sedikit demi sedikit mengalami depresi dan juga trauma saat ia diculik dimana dia dengan putus asa berjuang melarikan diri. Semakin hari depresinya semakin berat hingga hari dimana Tata merasa lelah dan memilih untuk menyerah.

Seakan dapat merasakan rasa putus asa dan sedihnya dari Tata, hati Jena bergetar.

"Baiklah Tata, mulai sekarang aku akan menjadi dirimu" lirih Jena pelan.

Sedikit terkejut mengetahui ia bisa bicara karena dalam ingatannya Tata tak dapat bicara karena trauma.

(Nah sekarang kita panggil Jena jadi Tata ya)

○○○

Saat ini Tata berada di warnet, berbekal uang yang hanya sisa sedikit ia berencana mencari uang dengan melakukan pekerjaan hackernya.

Jari-jari lentik itu mengetik dengan kecepatan yang sulit dilihat dengan mata dan suara ketikan yang tak pernah berhenti dengan mata serius yang menatap komputer.

Tak berapa lama suara ding  yang berkali-kali terdengar, terlihat di papan layar dengan nama Id "back"  menjadi barisan pertama dalam 30 menit.

Orang-orang di warnet itu tidak tau bahwa salah satu dari mereka menghebohkan dunia perhackeran.

Setelah merasa uang yang dikumpulkan cukup, tak lupa ia juga mengirim uang di rekeningnya dulu ke rekeningnya yang sekarang, Tata dengan jaket hoody yang menutup kepalanya kini beranjak dari warnet.

Dengan berjalan kaki Tata menuju arah salon ia berencana memangkas rambutnya hingga sebahu hingga tak menutupi wajahnya.

Setelah sampai di salon dan memangkas rambutnya sesuai keinginannya, kini terlihat jelas wajah cantik bagai peri, meski pakainnya cukup lusuh itu tetap terlihat indah di badannya.

Tata beralih ke mal terdekat menggunakan taxi, Sesampai di Mal tersebut Tata berjalan dengan santai memilih pakaian yang di rasanya cocok.

berjalan ke arah ruang ganti  kini Tata menggunakan baju kaos putih pendek dan rok selutut berwarna coklat yang memamerkan betisnya, tak lupa hoody berwarna hitam yang terlihat pas di tambah dengan rambut sebahunya yang kini tak menutupi wajahnya hingga terlihat bercahaya.

Saat ia berjalan banyak tatapan dari orang-orang seolah-olah ia adalah peri yang baru saja turun dari langit.

" itu artis baru ya?"

"Cantik  banget"

"Peri kecil"

Itulah beberapa gumaman orang-orang di sekitar.

Wajahnya yang kecil dengan mata bulat yang jernih, kulit putih sehalus giok tanpa make up, dan bibirnya yang merah alami, ditambah senyum tipisnya membuat siapa yang melihatnya merasa damai.

Saat membayar kasir sedikit tertegun melihatnya, mengeluarkan kartunya untuk membayar.

Setelah selesai pembayaran ia mengucapkan terima kasih, suara yang merdunya terdengar membuat hati orang yang berada di sekitar berdesir.

Kini sang kasir tak dapat menahan pesona yang ada dihadapan terlihat darah segar mengalir di hidungnya.

Merasa kecantikannya cukup berbahaya, Tata beranjak pergi tapi sebelum itu ia membeli masker agar dapat menutupi wajahnya, hingga ia tak merasa canggung dengan tatapan orang-orang

~~~~

Saat ini Tata memutuskan untuk pergi berkunjung ke panti asuhan tempatnya dibesarkan.

Kini terpampang di depannya bangunan sederhana namun rapi dan indah karena bunga berwarna-warni di sekitarnya.

Berjalan perlahan memasuki panti, tak ada seorang pun yang terlihat. Tata memutuskan untuk terus berjalan hingga ia mendengar suara tangis dan segegukan dari arah kamar.

Mempercepat langkahnya hingga ia melihat lima anak yang berusia 6-10 tahun sedang mengelilingi tempat tidur, dimana ada ibu paruh baya yang terlihat lemah dan wajahnya pucat.

"Ibu" ucapnya, karena menurut ingatannya ibu paruh baya tersebut adalah ibu panti yang membesarkannya.

Semua menengok ke arah pintu tempat dimana Tata berada.

Sedikit kerutan di dahi ibu panti karena tak mengenali Tata karena sepengatahuannya rambut Tata itu panjang hingga menutupi wajahnya ditambah bahwa Tata itu tak dapat bicara.

Gimana?
Saran dan kiritiknya ya , ini cerita kedua aku dan pertama kalinya aku buat cerita tentang transmigrasi

Transmigrasi: JENATA (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang