13. Museum dan akhir

9.8K 1.1K 119
                                    

☆☆☆☆

"Apakah kalian kesini tanpa wali?" tanya penjaga museum.

"Tadi kami bersama paman, hanya saja paman sedang ke toilet" jawab jawab Cery dan tersenyum.

Sekarang lima sepanti 4A+1C yaitu Askhala, Athala, Alan, Asta, dan Cery sedang berkunjung di salah satu museum. Lima sepanti berkunjung ke museum karena ada barang baru yang akan ditampilkan hari ini, bukan itu masalah utamanya, menurut informasi dari Asta hari ini akan terjadi perampokan besar-besaran oleh kelompok mafia dan itulah sebabnya mereka ada disini.

Kembali lagi pada penjaga yang hanya mengangguk percaya tanpa keraguan.

"Paman penjaga ini tiketnya" ucap Ashka sembari menyerahkan tiket yang ada ditangannya.

"Baiklah, ingat hati-hati dan tunggu paman kalian datang" jawab penjaga dan menerima tiket dari tangan Ashka.

"Cery disini saja menunggu" ucap cery sebelum mereka masuk ke area museum yang dibalas anggukan oleh mereka.

Saat sudah melalui pintu penjaga
"Hey dari mana kau mendapat tiketnya?, ku dengar informasi dari Asta sulit mendapatkannya." Tanya Atha pada kembarannya Askha.

"Kudapat dari Alan" jawab Askha enteng dan berlalu pergi.

Atha menoleh kearah Alan meminta jawaban.

"Kubuat sendiri dengan salinan informasi yang dicuri Asta" jawab Alan berjalan mengikuti Ashka

"Asta tidak menculi" ucap Asta cemberut tak setuju mendengar ucapan Alan yang mengatakan bahwa dia mencuri.

Cukup banyak orang hadir tapi terlihat dari pakaian elit mereka bahwa mereka dari kalangan atas.

Ya benar saja 2 jam setelah museum dibuka sekelompok orang berpakaian hitam dengan wajah yang hanya terlihat bagian mata dan lengkap dengan senjata berdatangan.

"Hey kelompok mafia sudah datang, mereka menggunakan helikopter dan sebagian menggunakan mobil dan motor" telepati dari cery yang didengar mereka berempat sehingga semuanya dapat siaga dan bersembunyi.

Tepat setelah mereka bersembunyi alarm darurat, teriakan para pengunjung dan ancaman dari geng mafia terdengar.

Para pengunjung dan penjaga musem semua telah terikat tak berdaya menunggu bantuan yang mungkin akan datang.

Saat ini mereka berempat bersembunyi di balik patung.

"Asta matikan kamera pemantauan museum" perintah Atha.

Hanya butuh 2 menit bagi Asta mematikan seluruh kamera pemantauan.

Alan yang berada di samping Asta sedang mengobrak-abrik tasnya hingga mendapatkan yang dicarinya.

"Ini makanlah" ucap Alan membagikan permen.

Setelah dilihat semua memakan permen Alan mengeluarkan sekitar tiga buah kelereng dan melemparkannya ketengah ruangan.

Setelah itu dapat dilihat semua orang yang berada diruangan tersebut satu persatu jatuh tertidur

Kelereng tersebut adalah alat buatan Alan dapat mengeluarkan gas tak terlihat yang berfungsi seperti obat bius, walau geng mafia menggunakan penutup wajah efek kelereng tersebut tetap berfungsi kecuali jika mereka memakan penawarnya, dan permen yang dimakan mereka tadi adalah penawarnya.

Melihat semua yang sudah tak sadarkan diri, mereka berempatpun keluar dari balik patung.

"Sekarang apa?" Tanya Atha

"Tunggu sebentar" jawab Alan kembali membuka tasnya.

"Ini ikat semua penjahatnya, sisanya biar aku" ucap Alan menyerahkan tali dan beranjak pergi menyelesaikan tugasnya.

Transmigrasi: JENATA (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang