Bagian 3, 1037

22 5 0
                                    

Ini pengalaman pertamaku menyamar sebagai seorang penghibur, suasana dan keadaan dalam ruang ini membuat aku bingung, tapi beruntung pengalaman menggoda bangsawan kaya berhasil membuat aku tenang. Tujuanku menyusup ke sini ialah untuk mencari beryl merah, beberapa pengikutku mengatakan bahwa batu mulia itu disimpan dalam kamar raja. Kuharap mereka benar.

Penghibur-penghibur yang dipanggil ini jumlahnya banyak, namun tampaknya Namjoon sedang tidak ingin bersetubuh dengan siapapun dalam ruangan. Padahal ada begitu banyak perempuan, mengapa dia sia-siakan? Asal bukan aku yang dipilih, tidak masalah bukan?

Aku menyaksikan penampilan beberapa penari setengah telanjang sementara tanganku sibuk bergelayut di lengan sang raja. Pandangan kuedarkan ke seluruh isi kamar, mencari letak batu mulia merah yang menjadi tujuanku kemari. Tak lama kemudian mataku menangkap binar dari sebuah liontin, entah apakah itu beryl merah atau bukan karena aku tak bisa memastikannya dari jauh. Sulit bagiku untuk bergerak karena penghibur lain ada di sisi liontin itu tergeletak. Kucoba untuk memindahkan tanganku ke paha si raja, mengakibatkan ia menolehkan kepalanya padaku, ketika aku baru saja akan mengambil liontin itu, Namjoon menarik daguku.

"Apa aku mengenalmu?" tanya raja itu. Aku menggelengkan kepalaku, namun sebelum aku dspat mengeluarkan suaraku, seseorang membuka pintu ruangan membuat para penghibur   fokus mereka dari Namjoon. Aku tidak berkutik sampai seorang yang berdiri di pintu itu angkat bicara.

"Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan dengan Yang Mulia, kalian boleh keluar," ucap si lelaki. Aku yang merasa familier dengan suara si lelaki merasa sedikit panik, orang itu adalah penasihat raja dan salah satu anggota keluarga kerajaan, Kim Youngjo.

Para penghibur dan penari pun keluar, aku yang termakan rasa rindu dan penasaran tak tahan untuk menoleh ke arahnya hanya untuk memastikan apakah ada perubahan dalam dirinya. Tak pernah aku berada dalam jarak sedekat ini dengan Youngjo setelah bertahun-tahun berpisah. Tampaknya pria itu masih dapat mengenali wajah dan postur tubuhku, karena setelah mata kami bertemu ia membelalak tak percaya.

"Yeo Hwanwoong?"

Kucoba untuk mengabaikan panggilan itu. Youngjo benar-benar masih mengenali aku bahkan ketika aku memakai rambut dan dada palsu. Mungkin dia akan berpikir bahwa aku yang menyamar ini adalah saudara kembar Hwanwoong yang lama terpisah atau halusinasi belaka.

Dua pria bergengsi dalam ruangan besar itu berbincang selama aku dan para penghibur berjalan keluar, penjaga membimbing wanita-wanita itu untuk menunggu di ruang tertentu, entah ruang mana aku tak tahu. Dengan tubuh yang kecil dan tidak tinggi, aku berhasil menyingkir dari pandangan Youngjo. Ternyata menjadi pendek tidak seburuk yang aku kira.

Aku tidak menghiraukan teguran penghibur lain, mereka menyuruh aku untuk tidak berpencar. Persetan, tujuanku di sini hanya untuk mencari beryl merah, dan ada banyak tempat tersembunyi lain yang bisa digunakan untuk menyimpan batu mulia itu. Beberapa kali hatiku retak ketika menyusuri lorongnya yang berdinding putih. Darah dan jasad yang aku tinggalkan sudah hilang, begitu juga dengan potret keluargaku. Bahkan patung ayahku yang dibangun dengan gagah di taman tak ada. Mereka bukan membangkitkan Leómara dari kekalahan, mereka membangun kerajaan baru.

"Sialan," umpatku ketika seorang bangsawan menghampiri tempatku berdiri. Di bawah lukisan Namjoon yang besar aku mengukir senyum palsu, kutolehkan kepalaku ke arah bangsawan mesum itu. Ditarik olehnya pinggulku mendekat, kubiarkan tangan kotornya meraba bokongku sambil menahan diri untuk tidak meninju hidung besarnya.

"Kau suka lukisan ini?" Kuanggukkan kepalaku untuk menjawabnya. Penuh arogan, laki-laki itu kembali berkata, "Aku yang melukisnya. Aku bisa melukismu juga bila kau mau mampir ke kediamanku."

Aku berdeham, kukumpulkan niat untuk menjawabnya. Namun ketika aku menarik nafas seorang berperawakan tinggi bersurai hitam berbelok ke lorong tempat aku dan pelukis mesum itu berdiri. Kubuang mukaku agar dirinya tak dapat melihat aku.

Leómara dan MurkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang