8.Taxi.

44 41 6
                                    

Hallo guys.....
Maaf telat soalnya gue belum nemuin jalan ceritanya oke gak usah banyak bacot kita langsung aja

HEPPY READING😉

:
:

Bila sedang berada diHallte depan sekolahnya,ia sedang menunggu angkutan umum untuk segera pulang.Sedari tadi ia tak henti hentinya mengumpat untuk kendaran yang tengah melintas,ia sedang kesal pasal tidak ada satupun dari kendaraan yang melintas itu berhenti dan menawarkanya tebengankan. kan lumayan pikirnya.

Ia melirik jam tangannya yang tengah menunjukan pukul 16.47 sore ia semakin cemas karna belum mendapatkan angkutan umum,ia segera berdiri dan berjalan mondar mandir tak lama sebuah taxi berhenti dihadapannya,ia pun bernafas lega dan segera masuk kedalam taxi bersama dengan seseorang yang baru saja menyebran dari arah berlawanan.

"Ngapain lo disini?" Tanya seorang laki laki.Bila yang baru saja duduk tergejolak kaget,Tunggu ia kenal suara ini untuk memastikan ia pun menoleh keasal suara,matanya membulat sepurna ternyata benar dugaannya betul itu adalah Gibran.

"Harusnya gue yang tanya,ngapain lo di taxi gue" Sewot Bila.

"Taxi lo?,enak banget gue yang pesen tapi lo yang make" Kesalnya.

"E-emang ini u-udah dipesen" Wajah Bila memerah menahan malu.

"Iya,ehh tapi gak papa kok lo duduk disini aja pulang bareng gue" Ucap Gibran.Bila mendengar itu sontak curiga dan mengedus endus badan Gibran.Lain halnya Gibran yang terkejut atas tindakan bila.

"Lo ngapain sih" Jengah Gibran.

"Gue mencium aroma aroma pemanfaatan" Jawab Bila disela sela kegiatannya.

Gibran yang mendengar itu cengengesan.Bila mengubah posisinya lalu memutar bola matanya dan segera memegang gagang pintu taxi untuk segera keluar tapi lengannya ditahan oleh Gibran.

"Kemana lo,jangan kabur" "ayo jalan pak" Lanjutnya.Taxi pun melaju dengan kecepatan normal.Lain halnya dengan Bila yang mencibik kesal.

"Alamatnya dek?" Tanya supir taxi.Bila ingin menjawab namun mulutnya dibekap oleh Gibran.

"Perumahan Antariksa pa nomer 15" Jawab Gibran lalu melepaskan bekapannya dengan jahil ya ia mendekatkan lengannya kearah lubang hidungnya dan beeksperesi pura pura muntah.

"Huek.... bau banget sumpah" Jerit Gibran Drastis dan menutup hidungnya.Bila yang mendengar itu pun mendekat kewajah Gibran,Bila mengikis jarak antara mereka.Gibran gugup bukan main lalu menutup matanya dan__"HAHH"

"Gimana masih bau" Tanyanya dengan senyum jahilnya.Gibran yang terkejut bukan main lantas membuka matanya dan menggelengkan kepalanya kaku.

"Anjirr gue kira bakal dicium" Pikir Gibran.Pipi Gibran memanas ia pun mengutuk dirinya sendiri,niat ingin menjahili malah dirinya yang dijahili.

"Kenapa tadi lo tutup mata?,dan kenapa muka lo merah" Tanya Bila dengan nada jahilnya.

"G-gak gu-e lagi gak salting" Ceplos gibran tanpa sadar.

"Hehe.. masuk jebakan lo" Batin Bila tertawa jahat.

"Emang gue lagi bahas salting ya?" Bila Pura pura bingung.

"Engga-gak maksud gue--maksud gue... muka gue merah karna pake blus on.."  Jawab Gibran ragu seraya memejamkan matanya untuk mengurangi kemaluannya ehh maksudnya rasa malunya.

"Hahaha muka lo" Bila meledakkan tawanya seraya menunjuk wajah Gibran yang memerah itu dengan sesekali tertawa sungguh wajah Gibran sangat menggemaskan ketika sedang salting.

Gibran mendumel kesal lalu membuka tasnya dan mengeluarkan buku paket yang berada didalam dan langsung membukanya seakan ia tengah sibuk membaca.

"Hahaha anjir,eaaaaa mas Gibran jadi anak rajin" Bila mencolek pipi Gibran yang masih merah itu.

"Bisa diem gak" Jengah Gibran dan menahan diri agar tidak salting kembali.

"Ihh galak,aku gak suka" Bila menggelengkan kepalanya memberi tanda ia tak suka.Bila mendongak menatap Gibran dan tersenyum lebar.

"Gila lo" Heran Gibran.Senyum di bibir Bila perlahan mulai luntur tapi Bila tahan agar tetap terseyum.

"Mmm Gue gak gila ya" Mata Bila menyipit "tapi--" Bila menggatung kalimatnya.Gibran yang penasaran yang akan dikatakan Bila akhirnya ia sedikit mendekat.

"Nungguinnya" Bila merusak suasana.Gibran menatap datar Bila dan bergeser ketempat semula.

"Hehe lo mah ngambekan kaya cewe tau gak"

"Berisik"

Tak lama mereka sampai didepan gerbang yang bertulisan nomer 15.Gibran segera turun,lain halnya Bila yang memperhatikan gerak gerik Gibran.

"Pak entar bayarnya sama dia ya" Mata Bila melotot dan segera menyusul Gibran yang tengah berlari masuk ke halaman rumahnya.

"HALLO PENGHU----" Ucapan Gibran terpotong kala tasnya ditarik seseorang yang tak lain adalah Bila.

"Ngapain sih lo ngikutin gue"

"Dih geer banget,sini duit lo buat bayar taksi"

"Kan perjanjiannya tadi,lo naik taxi yang dipesen gue berarti lo yang bayar" Ngasal Gibran.

"Kapan perjanjiannya Markonah" Geram Bila.

"Ya kan tad--" Ucapan Gibran terpotong kala sebuah sepeda lewat tanpa permisi diantara keduanya.

Kring kring...

Tangan Bila masih berada ditas Gibran dan bagian tengah kosong dengan jarak mereka yang agak jauh dan dengan leluasa sepeda itu lewat ditengah tengahnya seolah olah itu adalah terowongan.

Bila melihatnya cengong lain halnya dengan Gibran yang melihatnya sinis.

"Heh setan,gak punya sopan satun lo" Omel Gibran kepada Allan.

"Siapa lo?" Tanya Allan menantang.

"Wihhhh ni anak minta baku hantam" Gibran mengangkat baju bagian lengannya yang pendek hingga sampai ketiknya dan melihatkan otot lengannya yang tak begitu besar.

"MAMI ADA ORANG GILA" Jerit Allan dan berlari masuk kedalam Rumah.

Tak lama Renata dan Allan keluar dari rumah.
"Mana orang gilanya"
"Itu mih" Tunjuk Allan kepada Gibran yang tengah melotot galak kearahnya.

"Hais.. mamih kira apa" Renata memijit pelipisnya lalu melirik kearah Gibran.

"Ehh ada tamu,siapa Gib?,calon mantu ya?,kok gak dibawa masuk?" Pertanyaan bertubi tubi dari renata membuat pusing Gibran maupun Bila.

"Mbak jadi mau turun dimana?,saya ada pesenan lain nih" Tiba tiba saja supir taxi itu datang,belum sempat Bila menjawab tapi dipotong oleh renata.

"Maaf pak calon mantu saya turun disini aja ya,ini uangnya" Renata menyerahkan selembar uang berwarna hijau.

Setelah supir taxi itu pergi meninggalkan pekarangan rumah Gibran.

"Yaudah yu masuk,kasian tu tetangga pada kepo" Ucap Renata seraya melirik keluar pagar yang terdapat beberapa ibu ibu sedang menggosip.

Mereka pun masuk.

:
:


Gimana nih part nya hmm
Maaf telat up nya terakhir paling seminggu yang lalu..
Jangan lupa ninggalin jejak semoga suka sama cerita gue oke..
Maaf kalo banyak typo msih permulaan😂
Jangan lupa vote,komen dan shere keteman teman kalian oke




Oke see yo😘

GIBILA (Gibran FOR Bila)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang