SAGAREA 27

830 42 2
                                    

"Hallo! Apa benar ini dengan suaminya ibu Reazxa?"Sagara menyerngit heran. Siapa yang menelponnya.

"Iya benar. Saya suaminya. Ada apa?"tanyanya.

"Bagini pak, kami dari pihak rumah sakit *** menginformasikan bahwa istri bapak mengalami kecelakaan mobil. Dan kondisinya saat ini sedang kritis pak"

Prangg....

Handphone di genggaman Sagara terjatuh. Bulir air matanya kini satu persatu menhujani pipinya. Sagara tersadar dan langsung berlari. Ia tak memperdulikan tatapan heran dari semua karyawan. Ia kemudian memasuki mobilnya lalu menancap gasnya dengan kecepatan yang cukup tinggi. Rumah sakit yang diberitahukan tidak jauh dari kantornya. Sekitar 15 menit Sagara sudah sampai di Rumah Sakit tersebut, ia kemudian berlari menelusuri koridor Rumah Sakit.

"Permisi, dimana korban kecelakaan mobil atas nama Reazxa?"tanya Sagara pada salah satu suster disana.

"Saudari Reazxa sekarang berada di ruang ICU pak"jawabnya.

"Terima kasih"Sgaar langsung melesat dari sana dan berlari menuju ke arah ruang ICU.

Dari luar ia dapat melihat Rea yang penuh darah dikepalanya. Mungkin karna benturan pasca kecelakaan. Tak lama dokter keluar dari ruang tersebut, Sagara buru-buru menghampiri dokter tersebut.

"Dok.. gimana keadaan istri saya dok?"tanya Sagara tak tenang.

Terdengar helaan pendek keluar dari mulut sang dokter, "begini pak, pasien saat ini kekurangan banyak darah. Jadi kami akan mengambil kantong darah yang tersedia di Rumah Sakit ini tapi.. itu tidak cukup. Kami membutuhkannya tinggal 6 kantong darah"Sagara dibuat kelimpungan dengan penuturan sang dokter.

"Sebentar dok saya akan menghubungi keluarga"sang dokter mengangguk dan kembali kedalam ruang ICU.

Sagara kemudian mengambil benda pipih di dalam sakunya. Lalu menghubungi Ayahnya.

"Assalamualaikum Yah.."ucap Sagara dengan suara bergetar.

"Waalaikusalam, loh, ada apa nak?"tanya Revan.

"Rea Yah.. "

"Rea kenapa?"

"Rea... Rea kecelakaan Yah.. Rea.. sekarang kritis, dia butuh banyak darah Yah. Saga harus gimana Yah.."isaknya.

"Kamu tenang. Ayah akan hubungi Mami dan Papi nya Rea, kami akan kesana. Tunggu!"

Tit...

Revan memutuskan sambungannya sepihak. Sagara kembali terduduk lemas di kursi tunggu. Butiran bening sedari tadi tak henti mengalir di pipinya.

"Yatuhan... semoga istri dan calon anakku bisa selamat.. akun mohon padamu tuhan.."lirih Sagara dalam hati.

"Pak Sagara!"panggil dokter. Sagara kemudian bangkit dan berjalan cepat menghampiri dokter.

"Bagaimana dok?"tanyanya.

"Pasien semakin kritis, dan... bayinya harus segera dikeluarkan tapi... anda harus memilih. Kami akan selamatkan ibunya atau anaknya. Maaf pak, ini sangat sulit karna pasien mengidap lemah jantung dan itu juga mempersulit kami untuk menyelamatkan keduanya pak"jelas dokter itu. Kaki Sagara sudah tak bisa menopang bobot tubuhnya. Untung saja Revan datang bersamaan dengan Sagara yang hampir terjatuh.

"Saya mohon dok. Tolong! Tolong selamatkan keduanya dok"ucap Mami Calista dengan berderai air mata.

"Kami akan berusaha semaksimal mungkin bu. Tapi darah yang kami butuhkan saat ini kurang"ujar dokter.

SAGAREA  [ Complated ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang