Pandangan mata wanita itu lurus ke depan, setengah kosong. Bingung mau memikirkan harus bagaimana? Dia duduk di bangku taman tak jauh dari hotel, mencoba berpikir. Apakah dia selama ini bermimpi ataukah ini kenyataan? Entah dia harus menerima sebagai kenyataan yang indah atau yang pahit dengan pengakuan dari Alvaro tadi.
Telepon genggam miliknya berbunyi.
Mikta menelepon.
"Ha..halo?" sahut Nindy.
"Halo? Sorry Nin, tadi gue lagi presentasi tugas di kampus. Ada apa?" tanya Mikta yang mulai khawatir lantaran melihat wajah sahabatnya itu kebingungan dan setengah pucat melalui video call. "Eh, lo nggak apa-apa kan? Lo nggak habis lihat ju-on atau semacamnya kan?"
"Mik! Kenapa sih lo obsesi banget ama setan?? Heran gue,"
"Ya habiiiss, saban lo nelepon gue tuh kayak ada sesuatu yang mengejutkan, ada apa lagi kali ini? Lo jatuh cinta sama dia udah, jalan-jalan sama dia udah, tinggal bobo bareng aja kan yang belum?"
"Mik, GUE SERIUS." Nindy mulai kesal.
"Hehehe. Okee oke.. kenapa? Lo habis menyatakan cinta ya ke dia?"
Nindy menggeleng. Tidak menjawab dengan kata-kata.
"Terus?" Mikta terus bertanya sampai akhirnya dia mengerti sendiri kenapa temannya begitu, dia lalu berseru histeris. "HOW!?"
Nindy pun mulai mengeluarkan rentetan kata menceritakan kejadian tadi dengan lengkap.
"OH MY GOD. LO DITAKSIR IDOL! Ini tuh ibarat kata Jungkook BTS menyatakan cinta ke gue! Eh nggak deng, nggak sebanding. Jungkook ketinggian.., Nicolas Saputra ngaku cinta ke gue!"
"Gue.. gue musti gimana ya?"
"Ya nggak gimana-gimana? Kenapa bingung? Apalagi kalian punya perasaan yang sama, apa yang harus dikhawatirkan?"
"Mik.. gue.. apa gue pantas ya disukai sama dia? Coba lihat gue deh.. kayaknya gue nggak sebanding, Mik.. Gue cuma cewek biasa, belum lulus, sementara dia udah S2 ambil magister, dia sukses, sementara gue masih ngetek sama nyokap.. kayaknya muka kayak dia tuh cocoknya sama Dian Sastro, Tatjana Saphira, sementara gue..,"
"Naah ini nih, ini nih, coba deh lo nanti ke hotel terus lo ngaca. Bisa-bisanya lu punya kulit putih mulus mirip orang korea bilang dirinya kagak cantik kagak sebanding, lo tahu kan berapa banyak cowok yang mendekati elo melalui gue? BANYAK! Udah nggak bisa gue hitung pakai jari tangan, heran gue masih bisa-bisanya lo bilang lo kagak sebanding ama si Alvaro. Lagian ya kalau muka lo biasa aja juga, yang namanya perasaan itu nggak bisa dihantam buat hancur begitu aja. Ya kalau Tuhan bilang Alvaro naksir elo ya udah terjadilah! Eh lagian ya, lo pernah bilang Alvaro merasa apakah dia pantas untuk dicintai karena orang-orang lebih menilai dia hanya dari muka, sementara apa yang kalian lalui kan lebih dari itu. Nin, dengar ya, kehadiran elo buat Alvaro bisa saja menjadi pembuka bahwa dia merasa pantas dicintai karena dia seorang manusia, bukan idol!" jawaban panjang lebar Mikta membuat Nindy tercengang.
"Kan! Gue jadi bener gini ngomongnya, elu sih mancing-mancing, gak suka gue kalau lo jadi naif, shallow dan bloon gitu. Norak tau nggak?"
"I..iya..iya, Mik.. maafin gue..,"
"Ngapain minta maaf sama gue.. Hhh.. Gemes gue. Terus, lo dimana sekarang?"
"Di taman. Gue tadi kabur waktu... waktu Alvaro mencoba mencium gue,"
"WHAT!?"
Nindy pun mengingat kejadian tadi.
Usai menyatakan perasaannya, Nindy berjalan cepat meninggalkan Alvaro yang juga menyusulnya di belakang untuk kembali ke hotel. Begitu mereka sampai di kamar, Nindy menaruh semua belanjaan dan mencuci tangan serta membasuh mukanya berkali-kali. Berpikir barusan itu mimpi dan dia butuh bangun segera.
KAMU SEDANG MEMBACA
About 7 Days With You
ChickLitHanya butuh 7 hari 24 jam untuk merasakan jatuh cinta. Setidaknya itu yang dirasakan Alvaro dan Nindy saat mereka terpaksa harus tinggal dalam 1 apartemen sebagai turis backpacker di Jepang, rencana liburan mereka pun gagal. Situasi tersebut membua...