BAB 13

16.6K 1.2K 139
                                    

selamat siang para readers

Alvaro comeback 

ada yang kangen gak sama bocah satu ini

*

*

*

*

Di sebuah kamar luas nan mewah terdapat seorang remaja laki laki tampan sekaligus imut tertidur dengan pulas entah sedang bermimpi apa sampai sang surya tidak bisa membangunkannya.

Sedangkan seorang wanita paru baya dengan telaten terus mengusap surai coklat remaja tersebut dengan penuh kasih sayang. Dia memandang wajah itu tanpa bosan serta sirat akan kerinduan yang mendalam. Matanya berkaca kaca menjabarkan kebahagiannya yang tiada tara.

"eung...." Lenguhan lembut keluar dari mulut tipis remaja laki laki tersebut. Tapi remaja itu terlihat enggan bangun dan hanya mengubah posisi tidurnya dan mencari kenyamanan

Ceklek.

Dua orang laki laki berjas mewah dan berperawakan tinggi memasuki kamar tersebut "Apakah dia belum bangun juga?" tanya Adimas yang melihat remaja laki laki tersebut tidur memunggunginya.

"Apakah kita terlalu banyak memberi dosis pada obat bius itu?" Tanyanya pada sang anak sulunh

"itu dosis yang paling sedikit dad" jawab Alex.

Adimas berjalan menghampiri ranjang dan duduk disamping Varo yang tengah terlelap "Dia tumbuh dengan baik" ucap Adimas mengelus kepala sang anak dan mengecuk keningnya

"hmmm" dehem Alex yg hanya fokus memandang adik bungsunya yang sangat imut ketika tertidur bagaikan peri kecil

"Kak Rini elus lagi kepala Varo" rengek Varo ketika Adimas memberhentikan elusannya. Hati Adimas dan Dinda sangat sakit kita anak kandungnya sendiri merengek dan mengigo menyebut  nama orang lain.

Sedangkan Varo sekarang mulai membuka matanya, dia bingung dimana dirinya sekarang dan alangkah terkejutnyanya ketika dua melihat orang orang yang ada di hadapannya

"Gue dimana, kenapa kalian disini?" tanya Varo dengan nada tinggi sedangkan mereka menatap datar Varo

..........

Sekarang di ruang keluarga sudah berkumpul semua keluarga Aditama termasuk Varo. Dengan wajah kentara terkejut sekaligus kesal namun rasa kecewa dalam hatinya masih mendominasi.

"Kenapa kalian membawa gue ke sini, perasaan malam tadi gue udah nolak" marah Varo karena dirinya tidak terima dibawa tanpa persetujuannya

"jaha bahasamu Varo jangan menggunakan bahasa gaulmu" tegas sang opa tidak suka sang cucu menggunakan bahasa gaulnya ketika bersama dengan orang yang lebih tua

"ilih bicit" gumam Varo yang masih bisa terdengar oleh yang lainnya

"Tertinggal dimana akhlak Varo" pikir mereka

"Opa masih bisa mendengarmu" tegur sang opa membuat Varo memutar bola matanya

"ini lagi ngapain sih mepet mepet risih tau" kesal Varo karena risih berada didekat Lia dan juga Dinda dan tentu saja membuat hati Dinda sakit. Varo pun langsung pindah dan duduk di bawah diatas karpet

"Alvaro Rezan Aditama" tegas sang daddy karena tidak suka dengan perkataan yang tidak sopan yang di lontarkan sang anak apalagi kepada Dinda yang notabennya adalah istrinya

"Denger ya nama gue cuma Alvaro Rezan sejak sembilan tahun yg lalu" tegas Varo. Yang membuat semua orang diruangan itu bungkam membuat Varo  tersenyum sinis.

ALvaroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang