BAB 30

8K 810 48
                                    

Assalamualaikum kawan

ayo siapa yang nungguin Varo

*


*


*

Varo hanya menatap kedua orang itu dengan mengerenyit bingung, karena dia sama sekali tidak mengenal kedua orang tersebut. Varo semakin bingung karena kedua orang tersebut berjalan kearahnya. Varo menggaruk keningnya yang tak gatal seingatnya dia tidak pernah meminjam uang dengan rentenir.

"Hallo Alvaro akhirnya kita bisa bertemu" sapa salah satunya seraya mengelus kepala Varo yang langsung ditepis olehnya. Perawatan ke salon itu mahal ini seenak jidat main elus saja. Memang dia pikir Varo adalah seorang janda yang haus akan sentuhan.

"Anda siapa? Seinga saya kita tidak mempunyai urusan" tanya Varo

"Tapi kita mempunyai hubungan" jawab enteng salah satunya

"Varo lo homo?" teriak Chandra

"Sembarangan, gue masih di jalan yang lurus. Kalaupun gue homo, ya kali sama om-om kayak mereka" jawab Varo tak terima

Sedangkan kedua orang tersebut hanya menatapnya datar. Mereka tidak suka jika Varo bicara dengan bahasa gaulnya yang terdengar kurang sopan.

"Kami pamanmu, om Athur Leoner dan Dion Leoner" ucapnya memperkenalkan diri

Mereka semua yang ada disana semakin terkejut. Karena salah satu keluarga yang terkenal kaya raya dan misterius ada disini.

Varo mengacak rambutnya frustasi. Kenapa hidupnya ini semakin penuh kejutan, semesta seolah-olah senang mengajaknya bercanda.

"Maaf pak ada urusan apa anda kemari?" tanya sang direktur dengan sopan

"Biasalah cari muka" batin sahabat Varo menatap datar sang direktur

"Yang pasti tidak ada urusannya denganmu" sinis Dion

Prok.. prok... prok "saya suka gaya om" puji Chandra

"Al lo minjem duit buat bayar ganti rugi? Semiskin itukah lo" celetuk Felix tiba-tiba

"Woy itu mulut minta disembelih" teriak Nanda tak terima ada yang menghina salah satu sahabatnya. Karena dalam kamus mereka pantang ada yang menghina atau membuli salah satu dari mereka terkecuali mereka sendiri.

"Guys sini" instruksi Mark selaku tertua, Varo dkk pun mendekat ke arah Mark

"Woy Felix sekaya apa sih lo sampai bilang salah satu dari kita miskin" Teriak Chandra dengan nada tengilnya

"Nih gue tunjukin" sinis Chandra

Mereka melempar beberapa kartu termasuk black card yang membuat yang lainnya terkejut. Namun Varo nampak ragu, dengan tanpa basa basi Nanda merebut dompet Varo dan langsung melemparkan sekiranya sepuluh kartu termasuk black card, gold card, kartu Atm dan yang lainnya.

Semua orang semakin terkejut dengan isi dompet Varo. Karena yang mereka kenal Varo bukanlah termasuk dari keluarga yang kaya raya namun sebaliknya hanya seorang anak angkat dari keluarga yang sederhana.

Para sahabat Varo menetap mereka dan tersenyum mengejek. Apalagi melihat wajag Felix dan Randi serta beberapa artis yang merendahkan Varo memerah menahan malu.

Varo dengan segera membereskan kartu-kartu tersebut. Karena dia hanya ingin dikenal dengan bakatnya bukan kekayaan apalagi keluarganya.

"Woah om sangat suka gaya kalian" puji Athur

ALvaroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang