because im stupid

907 73 21
                                    

Aku hanya bisa memandangmu dari belakang. Hanya mampu menjagamu dari belakang, karena aku tahu apapun yang aku lakukan kamu tidak akan pernah melihatku. Cukup hanya dengan melihat senyum bahagia di wajahmu itu adalah kebahagiaan tersendiri bagiku

"Ne.. ne Naru apa kamu tahu kalau Sasuke-kun kemarin bilang ingin mengajakku makan malam? Kyaaaaa apa yang harus aku pakai?" Kamu bertanya dengan sangat heboh, sedangkan aku hanya mampu merasakan sengatan dalam hati

"Hanya menjadi dirimu sendiri Rias-chan dan karena aku tahu apapun yang kamu pakai akan terlihat cantik" Kamu kembali tersenyum bahagia

"Benarkah? Apakah menurutmu Sasuke-kun akan menjadikanku kekasihnya?"

Kamu bahkan merona saat menyebut nama dia, apakah kamu tidak menyadari perasaanku? Apakah aku harus menyerah? Ataukah aku harus mencoba untuk menyatakan perasaanku? Mungkin akan aku coba..

"Ri-"

"Ne Naru aku sudah tidak sabar untuk menjadi kekasih Sasuke-kun"

Mungkin tidak sama sekali hehehe lebih baik seperti ini, asal aku melihatmu bahagia aku akan ikut bahagia walaupun sumber kebahagiaan itu bukan berasal dariku

"Oh iya Naru, apa kamu ada seseorang yang kamu suka?" Kamu bertanya seperti itu dan akan aku jawab itu adalah kamu

".... Tidak ada" Jawabku kalem

"Heeee? Tidak ada? Masa sih? Akeno? Sakura? Shion? Bukankah mereka adalah gadis yang terang-terangan menyukaimu?"

"Tidak ada Rias, dan berhenti bertanya tentang gadis yang aku suka karena aku tidak menyukai siapapun" Aku berkata tegas dan aku lihat kamu sedikit tersentak, aku tidak tahu apa arti dari tatapan matamu itu, kasihan? Kheh jangan membuatku tambah sakit Rias

"Aku ingin pulang, tunggulah Sasuke sebentar lagi akan datang, dia sudah mengirim pesan padaku, bersenang-senanglah dan selamat"

Aku berkata dan langsung pergi meninggalkanmu tanpa menunggu jawabanmu. Kalian boleh mengatakan aku bodoh karena tidak mau berjuang tapi memang inilah aku, seorang lelaki yang pengecut yang hanya mampu memendam perasaan pada sahabatnya, sayangnya gadis itu malah menjatuhkan hatinya pada sahabat kecilnya. Tidak mungkin dirinya merebut gadis yang disukai oleh sahabatnya, dirinya juga tahu jika keduanya saling suka, lebih baik dia mundur demi kebahagiaan kedua orang yang berharga dalam hidupnya





"Tadaima"

"Okaeri Naru-chan"

"Apa kamu yakin ingin pergi?" Naruto hanya mengangguk menjawab pertanyaan dari wanita cantik di depannya

"Iya kaachan, lagipula Naru juga rindu dengan nenek cantikku hehe" Wanita di depannya atau Khusina ikut tertawa mendengar alasan putranya ingin pergi keluar negeri

"Baiklah kalau itu sudah menjadi keputusanmu, kaachan hanya mampu mendukungmu. Sebaiknya kamu tidur, besok pagi penerbanganmu kan?"

Setelah berpamitan dengan ibunya, Naruto langsung beranjak ke arah kamar, dirinya merebahkan di ranjang sambil menatap langit-langit kamar.

Hatinya kembali sakit saat sebentar lagi dirinya harus merelakan seseorang yang sangat dia cintai bersama dengan sahabatnya.








Bandara

Disini Naruto sedang memandang ibunya geli, ibunya sedari tadi menangis sambil memeluknya bahkan dia tidak perduli dengan pandangan orang-orang

"Kaachan Naru bukannya pergi mau perang tapi Naru pergi untuk belajar, lagipula Naru nanti akan sering-sering kasih kabar ke kaachan kok"

"Benar ya? Jangan telat makan, jangan suka begadang, jangan merepotkan nenek, jangan lupa belajar dan yang pasti jangan lupa kasih kaachan calon menantu ttebane!"

Aku hanya mampu meringis dalam hati akan permintaan terakhir dari kaachan. Apa tadi? Menantu? Aja anakmu ini sedang patah hati kaachan dan kemungkinan akan sulit untuk mencarikan mu gadis untuk dijadikan menantu  karena menantu yang ingin aku jadikan istri telah bersama orang lain

"Iya-iya kaachan akan Naru lakukan semuanya. Kaachan juga baik-baik disini jangan keseringan menonton dorama karena itu tidak baik. Naru sayang kaachan" Aku lalu memeluk wanita cantik di depanku ini, wanita yang sudah melahirkan dan juga membesarkanku, wanita terhebat dalam hidupku

"Kaachan juga sangat menyayangimu Sochi"

Aku hanya tersenyum saat melihat airmata jatuh dari mata indah ibuku, aku tahu aku anak yang tidak berbakti tapi aku ingin belajar dengan giat dan menjadi sukses agar bisa membahagiakan ibuku tercinta ini

Aku lalu berjalan, namun sebelum itu aku kembali menoleh kebelakang

'Selamat tinggal Rias-chan, i love you and i waiting for you'






Halooo hehehe

Sad ending ya

and one only youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang