💫Page 01💫

1.1K 105 3
                                    

Note :
✎┊"Berbicara"
✎┊"Membatin"

Warning :
• OOC!
• Alur Berantakan!
• Typo!

Happy Reading ~☆
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Flashback ON
Third POV
San Francisco, California

"Rina?" Suara feminin khas wanita tertuju kepada seorang gadis yang lesehan di tanah bersandarkan sebuah pohon rindang.

Gadis yang tidak tersoroti sinar matahari pagi itu berkutat pada untaian benang dan alat rajut. Jarinya bergerak mulus selangkah demi selangkah merajut buntalan benang. Saat panggilan familiar terdengar, gadis itu baru memecahkan fokusnya dan mendonggak menatap wanita yang berdiri tak jauh darinya.

Mencabut earphone yang menggantung di kedua telinga, wanita dengan rambut kuncir kuda lebih mengikis jarak, "Kau melamun? Apa terasa kambuh lagi?"

Aksen bahasa Jepang yang kental terdengar aneh di tengah kumpulan manusia yang mengobrol dengan bahasa Inggris. Sepasang netra ungu memperhatikan sosok di depannya, seperti memastikan sesuatu. Sebuah senyum tersungging di wajah cantik sang gadis.

"Bu dokter, saya baik-baik saja kok. Bu dokter sedang olahraga pagi?" Suara lembut nan ramah milik gadis yang dipanggil 'Rina' menari di udara. Tak mengindahkan pertanyaan Rina, wanita dengan title dokter itu berkacak pinggang melihat gadis kecil di depannya, "Sudah berapa lama kau di sini? Rajutanmu sampai sepanjang itu."

Sadar sepenuhnya, pemilik netra ungu langsung mengecek hasil rajutan yang rasa-rasanya sudah hampir setengah lebih tinggi tubuhnya. Kecanggungan menyerang sang gadis, seakan dipergoki telah melakukan hal yang salah. Sang dokter wanita menghembuskan napas kecil dan tersenyum maklum.

"Pulanglah. Orang tuamu akan khawatir kalau kau diam lebih lama di sini. Ini juga sudah waktumu untuk sarapan, kan?" Anggukan kecil sang dokter dapatkan dari lawan bicara yang lekas merapikan alat rajutnya, "Kalau begitu, saya permisi." Sebuah bungkukan singkat menjadi akhir dari pertemuan pagi mereka.

Fuuu~~ // hembusan angin

Rambut coklat muda panjang sang gadis bergoyang pelan mengikuti angin pagi yang saling bergilir menerpa. Angin sejuk ditambah dengan pemandangan bunga-bunga di taman yang sudah bermekaran sepenuhnya sungguh terasa menenangkan.

Sudah satu bulan musim semi datang menghampiri. Taman pun mulai didatangi oleh orang-orang. Terlihat sedikit ramai, namun itu yang membuat tempat ini terasa hidup. Dan Rina pun menyukai hal tersebut.

Shirokane Rina. Ya, itulah nama gadis yang sedari tadi kita bicarakan. Nama dengan corak Jepang itu karena memang Rina bukanlah warga asli San Francisco. Dia hanya pindah sementara di sini untuk menjalankan terapi. Kejadian menyedihkan di tahun-tahun sebelumnya selama masih di Jepang membuat mental Rina terguncang. Orang tua Rina pun membawanya pergi agar tidak tergerogoti kenangan-kenangan buruk yang terus menghantuinya.

Dan wanita yang sebelumnya bertemu dengan Rina adalah terapisnya, atau bisa dibilang mantan terapisnya. Meski kesedihan yang berbekas di hatinya belum hilang, tapi seiring berjalannya waktu, Rina mulai sedikit bisa mengendalikan dirinya. Setidaknya dia sudah tidak melakukan hal berbahaya lagi. Akhirnya tiga bulan lalu Rina pun tidak memerlukan terapis lagi, walau dia masih harus meminum obat jika serangan paniknya muncul. Ini merupakan langkah besar bagi Rina untuk terlepas dari belenggu kesedihan.

Tujuan Rina saat ini adalah untuk bisa sembuh total dan kembali ke kehidupan yang biasa. Sepertinya akan memakan waktu yang lama, namun tidak masalah bagi Rina. Dia sudah tidak ingin menyusahkan siapa pun hanya karena kondisinya.

Ms. Idol, Don't Give Up!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang