~~Kedatangan sahabat baru bukan berarti untuk menggantikan sahabat yang lama~~
Lime and Friends sedang nongkrong di warung ngopi Abah Asep, tempat nongkrong biasa mereka.
"Katanya Lime mau mondok, ya?" tanya Abah Asep menghampiri empat cewek yang duduk dimeja depan warungnya.
"Iya nih, Bah. Si Abang Ganteng yang mau masukin dia ke pesantren," sahut Nadya.
"Btw, Abah tau darimana?" timpal Felycia sambil memakan snack- nya.
"Yaa..., Wildan sendiri yang ngomong ke Abah. Dia bilang lagi nyari pesantren yang cocok buat Lime," ungkap Abah Asep.
"Bang Wildan ngomong sama Abah? Kok bisa?" Lime sedikit kaget dengan penuturan lelaki tua itu.
"Karena dia minta bantuan ke Abah," jawab Abah Asep.
Wildan sudah mengenal Abah Asep karena lelaki tua itu dulu pernah menjadi tukang kebun di pesantren tempat Wildan bertugas. Namun Abah Asep sudah pensiun dan lebih memilih untuk membuka warung.
Dan kebetulan, ternyata Lime and Friends malah suka nongkrong di warungnya."Emang Lime mau dimasukin ke pesantren mana, Bah?" Lime bertanya penasaran.
"Belum tau juga. Soalnya si Wildan masih sibuk nyari," jelas Abah Asep.
🖤🖤🖤
"Bang Wildaaann!!" teriak seorang cewek dari luar rumah Wildan.
Si pemilik rumah membuka pintu dan sedikit terkejut dengan kedatangan cewek itu.
"Megan? Kapan datengnya?" Wildan menghampiri sepupunya itu yang semalam sudah menelepon.
"Bang Wildan kenapa tak jemput aku?" tegur Megan. Logat bicaranya khas orang Medan, dan memang benar dia berasal dari kota itu.
Melly Gandita nama lengkapnya biasa dipanggil Megan biar lebih gampang. Megan adalah sepupu Wildan dan Lime dari pihak ibu. Ibu Lime berasal dari Medan.
"Ini Abang mau jemput. Tapi kamu-nya udah dateng duluan," jelas Wildan.
"Kalau begitu tolong Megan bawa barang-barang ini," pinta Megan seraya memberikan koper berukuran sedang.
Wildan menerimanya. "Ayo masuk!" ajaknya.
"Tunggu..!" Seorang pria lebih tua lima tahun dari Wildan berteriak dari belakang mereka dan menghampiri keduanya.
"Kang Dedi?" Wildan dan Megan menoleh.
Dedi adalah pamannya Wildan dari pihak ibu, namun bukan ayah Megan. Dia adalah Paman Megan juga. Dedi lebih biasa dipanggil 'Kang' oleh para keponakannya karena umurnya tidak terlalu tua dan belum menikah juga.
Back to story👉
"Oh iya, Kang Dedi kelupaan!" ujar Megan masih dengan logat Medannya. Dan memang seperti itu gaya bicaranya.
"Maap, Kang. Megan lupa ada Kang Dedi di belakang Megan," ucap Megan cengengesan saat Kang Dedi sampai dihadapannya.
"Kau ini!" Dedi menoyor kening Megan. Logat bicaranya sama seperti Megan.
"Kang Dedi? Apa kabar?" tanya Wildan menjabat tangan Dedi.
"Baik. Kau apa kabar juga, Wildan?" Kang Dedi membalas uluran tangan Wildan.
"Alhamdulillah, saya juga baik," balas Wildan.
"Ya udah ayo masuk!" ajak Wildan kemudian.
🖤🖤🖤
"Bah. Kita pamit pulang dulu, ya." Lime and Friends menyalami Abah Asep.
"Iya, hati-hati."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cantik-Cantik Berandal (Trailer)
Teen FictionWarna-warni kehidupan seorang Lime bersama tiga sahabat konyolnya yang sering dianggap cewek berandal karena berpenampilan layaknya preman. Namun tidak masalah. Lime and Friends tidak peduli asalkan mereka bisa membahagiakan keluarga masing-masing...