Cuaca memang cukup panas disiang hari ini orang yang berdiam diri saja sudah kepanasan apalagi dua lelaki yang tengah berlari ditengah hutan. Lelaki yang lebih tinggi dan besar itu membantu lelaki yang lebih kecil untuk berlari. Keduanya sesekali melihat ke belakang, ke kiri, dan ke kanan memastikan ada tidaknya orang-orang yang mengejar mereka.
"Baron t-tolong berhenti sebentar awhh." Pinta lelaki yang lebih kecil. "Ada apa? Apa kamu baik-baik saja Ben?" Khawatir Baron -lelaki yang lebih besar itu- Ben -lelaki yang lebih kecil itu- menggelengkan kepalanya tanda dia tidak baik-baik saja.
"Baiklah kita istirahat di sebelah sana, sepertinya mereka juga tidak lagi mengejar kita." Baron menuntun Ben untuk bersandar di pohon yang cukup tertutupi oleh semak-semak.
"Apa sudah waktunya??" Tanya Baron saat Ben merintih memegangi perut buncitnya. Ya lelaki bernama Ben itu tengah mengandung dan kandungannya sudah berusia 38 Minggu.
Ben menggelengkan kepalanya tanda dia tidak tahu. "Tapi menurut dokter kamu masih ada waktu 2 Minggu lagi kan? Apa mungkin karena dari tadi kita berlari dan menyebabkan bayinya terdorong keluar."
"Awhh aku rasa iya, dan aku rasa bayinya akan lahir hari ini juga."
"Hei jangan main-main Ben, sekarang kita di hutan dan kita masih dikejar," Baron berdiri menonjok pohon didepannya kesal. "Ahh ini salahmu, jika kamu tidak meminta untuk pergi ke puncak kita tidak akan berada disini dan kamu tidak akan melahirkan dalam kondisi seperti ini."
"Tunggulah disini sebentar, aku akan berkeliling disekitar sini siapa tahu bantuan sudah datang." Baron langsung pergi meninggalkan Ben yang masih merintih kesakitan akibat kontraksi yang terus bertambah kuat.
Memang benar apa yang dikatakan Baron jika saja Ben tidak meminta untuk pergi ke puncak mereka tidak akan terjebak seperti ini.
Baron adalah seorang ketua Mafia yang cukup ditakuti banyak kelompok karena kekuasaan dan kekayaannya tidak main-main, sedangkan Ben adalah anggota dari kelompok Mafia yang diketuai oleh Baron.
Mereka awalnya berteman hingga Baron jatuh hati pada Ben yang selalu ada disaat apapun yang terjadi, dan akhirnya mereka menjalin hubungan hingga sekarang Ben mengandung anak dari Baron.
Dua hari yang lalu mereka berdua pergi ke puncak karena keinginan Ben dan Ben tidak ingin ada pengawal atau siapapun yang ikut karena ingin menghabiskan waktu hanya berdua dengan Baron.
Dua hari mereka lewati dengan tenang tanpa adanya gangguan, di hari ketiga tepatnya pagi tadi tiba-tiba villa yang ditempati mereka diserbu, untung saja ada jalan rahasia yang membuat mereka bisa lolos. Sebenarnya Ben juga telah merasakan kontraksi dari pukul 3 pagi dan berencana akan memberi tahu Baron pada saat mereka sarapan agar setelah sarapan mereka bisa langsung pulang.
Namun sayangnya saat mereka tengah menyiapkan makan tiba-tiba terdengar suara tembakan dan villa mereka sudah dikelilingi oleh orang-orang berpakaian hitam lengkap dengan senjata yang mereka bawa. Akhirnya tanpa sempat memberi tahu Baron karena panik, mereka berlari mencoba menghindar karena bagaimanapun mereka hanya berdua dan lagi Ben tengah mengandung.
....
Saat kontraksi yang di rasa sudah mereda Ben dengan perlahan sedikit membuka celananya agar bisa mengecek bukaannya. Betapa terkejutnya Ben saat mengetahui bukaannya sudah mencapai 4, itu terbilang cepat apalagi biasanya proses kelahiran anak pertama terbilang cukup lama.
"Apa karena aku berlari sendari tadi? Jadi bukaan ku cepat awhh." Ben segera memakai celananya kembali walau sangat tidak nyaman karena celananya sudah cukup basah, dan juga menghimpit tempat keluar bayinya.
Ben berdiri perlahan karena sudah cukup lama Baron pergi tapi dia tidak kunjung kembali. Apakah Baron tertangkap? Ah jangan sampai itu terjadi dia harus segera mencari Baron.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mpreg & Birth Story (one shots)
Short StoryMpreg 📙 Book 1 ⚠️WARNING - Oneshots ✔ - Mpreg (pria/laki-laki bisa hamil dam melahirkan) ✔ - Boyxboy ✔ Hanya karangan / imajinasi saya dan beberapa pembaca yang membantu memberikan ide🤗😉, di mana seorang PRIA atau LAKI-LAKI bisa hamil dan melahir...