6. BoruSaraWeek2021 Day 1

2.9K 222 54
                                    

#BoruSaraWeek2021

Prompt Day 1 : Free Day

Pair : BoruSara

"Craving All of You"


.

.
.
.
.
.
.
.
.
Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Terhitung satu tahun sejak Sarada resmi menyandang gelar hokage. Dan sejak itu pulalah beban di pundaknya bertambah. Tanggung jawabnya kini bukan hanya satu dua orang, melainkan semua orang di setiap penjuru desa. Sarada merasa terhormat bisa dipercaya untuk menyandar gelar ini.

Masih hangat di ingatannya ketika kecil dulu, ia dengan percaya dirinya mengatakan ingin menjadi hokage seperti Naruto. Saat itu ia tidak tahu, bahwa menjadi hokage bukan hanya berarti menyandang gelar terhormat. Tapi ada ada jutaan beban yang harus ia pikul. Ah, Sarada benci menggunakan kata 'baban'. Karena baginya orang-orang di desa bukanlah beban, tapi sebuah tanggung jawab yang harus ia jaga.

Tok tok tok

Suara ketukan di pintu membuyarkan lamunannya. Tak lama seorang pria berkepala nanas menyembul dari balik pintu.

"Istirahatlah."

Sarada memperhatikan wajah pria itu yang terlihat lelah tapi dari sorot matanya menyiratkan kepedulian. "Aku baik-baik saja."

"Ini hari libur, Sarada. Semua orang bersenang-senang menghabiskan waktunya dengan keluarga dan teman-teman mereka. Lalu kenapa sang hokage malah duduk sendirian dengan setumpuk dokumen di ruangannya?"

Sarada tertegun, menoleh pada tumpukan kertas di mejanya. "Aku masih punya banyak pekerjaan."

Shikadai memandang jengah. "Masih ada besok." ujarnya. "Cepat keluar sana."

Sarada mendelik, pura-pura kesal. "Berani sekali kau memerintah hokage."

Shikadai hanya memutar matanya bosan. "Jangan keras kepala, Sarada. Lagipula aku tidak mau orang lain berpikir aku menahanmu di sini di hari liburmu."

Sarada mengangkat sebelah alisnya. "Dan siapa orang  yang berpikir seperti itu?"

Shikadai mendengus. "Boruto. Siapa lagi."

Sarada menghela napas, lalu memijat pelipisnya. "Ah, dia itu."

"Boruto terus merengek padaku, katanya kau bekerja terlalu keras. Katanya aku terlalu memforsir dirimu. Bocah kuning itu, padahal dia tahu kalau kau sendiri yang terlalu keras kepala." gerutu Shikadai. "Tapi Boruto benar, Sarada. Kau membutuhkan istirahat. Satu hari ini."

"Tapi—"

"Cepat. Keluar. Sarada. Aku tidak menerima kata tidak." ucap Shikadai penuh penekanan pada setiap katanya.

"Kenapa kau terus menyuruhku keluar sih? Kau punya maksud lain?" Sarada menatap curiga. Entah kenapa Shiakdai hari ini begitu cerewet.

Shikadai sedikit berjengit, tapi lalu segera merubah raut wajahnya kembali. "Aku juga lelah Sarada, ingin libur satu hari saja. Tapi bagaimana bisa penasihat hokage libur kalau hokagenya sendiri masih berkerja."

BoruSaraWeek2021Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang