2. It's You

4.3K 358 18
                                    

.
.
.
.
.
Happy Reading
.
.
.
.
.

It's you, always you...

Cause you're the only thing that i want

I Met a lot of people, but nobody feels like you

Cause it's you and only you...

...that I love.

.
.
.

Beberapa jam telah berlalu. Tapi sepertinya langit masih belum mau menghentikan tangisannya. Malah rintik air hujan yang turun semakin deras. Membuat para pejalan kaki memutuskan untuk berteduh. Dan para pengendara motor dan mobil memilih menepi sejenak di pinggiran cafe untuk sekedar beristirahat.

Di sebuah cafe, seorang gadis bersurai hitam tengah menatap jauh keluar jendela. Coklat panas pesanannya yang hanya tersisa setengah terletak di meja di depannya.

Beberapa kali gadis itu terlihat mendesah. Berharap hujan segera berhenti sehingga ia bisa pulang dan bergumul dengan selimutnya yang hangat. Ah, memikirkannya saja sudah membuatnya ingin segera pulang.

Penghangat ruangan yang terdapat di cafe tersebut ternyata tidak banyak berpengaruh padanya. Wajahnya kini memucat. Bibirnya sedikit menggigil. Ia memang sedikit tidak tahan dengan udara dingin.

Ia melirik lagi jam tangan yang melingkari pergelangan tangan kirinya. Sudah pukul 6 sore dan masih tidak terlihat tanda-tanda hujan akan berhenti.

Keadaan kafe sudah tidak seramai sebelumnya. Beberapa pengunjung sudah meninggalkan tempat itu. Sarada mengusap kedua telapak tangannya untuk mengurangi rasa dingin yang terasa semakin menusuk.

Diteguknya kembali coklat panas yang mulai mendingin di depanya. Ia memejamkan matanya, merasakan sensasi hangat dari coklat panas tersebut mengalir ke perutnya.

Sebenarnya ia tidak sendirian. Seorang lelaki berparas tampan duduk di hadapannya. Tapi sepertinya keberadaan pria itu tak menarik atensinya sama sekali. Sedari tadi percakapan yang terjalin di antara mereka berdua didominasi oleh pria blonde itu. Sedangkan gadis bersurai hitam itu hanya menanggapi dengan singkat dan terkadang hanya dengan anggukan atau kekehan kecil.

Pria itu, Inojin, menghela napas pelan tahu bahwa pikiran gadis di depannya ini sedang berada di tempat lain. Ia menyadari kalau sejak mereka bertemu, gadis itu tak menaruh rasa tertarik sedikitpun pada dirinya. Sebenarnya hal itu yang membuatnya sedikit penasaran dengan gadis yang ia ketahui bernama Sarada itu.

Biasanya, kemana pun ia pergi, tatapan memuja dari kaum hawa selalu tertuju ke arahnya. Bahkan terkadang ada beberapa yang dengan beraninya mengajaknya kenalan terlebih dahulu. Bukannya sombong, tapi ia menyadari bahwa wajahnya memang rupawan. Belum lagi kepribadiannya yang ramah dan murah senyum semakin menambah pesonanya. Jadi sudah tak aneh baginya ketika semua perhatian dari para gadis selalu tertuju padanya.

Tapi gadis di depannya ini berbeda. Gadis yang baru dikenalnya beberapa jam yang lalu itu terlihat seakan tak menaruh minat pada dirinya.

Inojin tersenyum miring, kalau Sarada memang tak tertarik padanya, kenapa juga gadis itu repot-repot mengiyakan kencan buta ini? Ia bisa menolaknya, kan?

"Jelaskan padaku satu hal."

Sarada menoleh ketika mendengar pria itu berucap dengan tiba-tiba.

BoruSaraWeek2021Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang