4. This is Our Story, not Others

2.8K 315 39
                                    

Jangan lupa tinggalkan VOTE dan KOMENTAR yaa^^

Don't be SILENT READERS, okay?😉

Setidaknya tinggalkan jejak🙃

.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Kau ikut kan, Boruto?"

Boruto yang tengah membereskan alat tulisnya ke dalam tas, sontak menoleh saat namanya disebut. Sekitar dua meja di depannya, teman-teman dekatnya terlihat sedang berkumpul entah membahas apa. "Kemana?"

Inojin, lelaki berambut pirang yang tadi melontarkan pertanyaan itu berjalan mendekat ke arah Boruto yang duduk di bangku paling belakang. Ia menarik kursi di depan Boruto, lalu duduk di sana.

"Ke bioskop." ucapnya sambil bertopang dagu.

"Mau apa?"

Inojin memutar bola matanya bosan. "Tentu saja nonton film. Masa mau berenang?"

Boruto hanya mengangkat bahu, lalu melanjutkan kegiatannya membereskan mejanya, bersiap pulang. "Nonton apa?"

"On Your Wedding Day." Chouchou tiba-tiba sudah ada di sana saja.

Inojin kembali memutar matanya. Terpaksa ia mengangguki perkataan Chouchou. Padahal sebenarnya ia tidak mau menonton film yang berisi roman picisan seperti itu. Sama sekali bukan gayanya. Masa seorang Inojin, pangeran sekolah (menurutnya) menonton film romance yang isinya cuma cinta-cintaan sih.

Kalau bukan karena sedang malas adu mulut dengan gadis bertubuh gempal di sampingnya ini sih ia tidak akan mau menonton film model begitu.

Mendapati Inojin yang menata bosan dirinya sambil mengerucutkan bibir, Chouchou berdecak. "Kita sudah sepakat kan mau nonton itu?"

"Iya, iya terserah kau saja lah."

"Jadi bagaimana? Kau ikut Boruto?" Shikadai bergabung dengan mereka. Di belakangnya Sumire dan Mitsuki mengekor.

Boruto menoleh. "Sepertinya kali ini aku tidak ikut."

Inojin mencebik. "Kenapa?"

"Aku sudah menontonnya."

Mendengar jawabab Boruto, sontak seluruh mata tertuju padanya. Mereka menganga, setengah tak percaya pada apa yang baru saja dikatakan sahabat kuning mereka itu. Mereka sangat tahu jika Boruto paling anti menonton film romance, jika diajak sekalipun pasti akan mati-matian menolak. Membosankan, katanya. Ia lebih suka film bergenre action atau thriller.

"Jangan bercanda." Inojin memukul pelan bahu Boruto.

"Apa kau kerasukan sesuatu, Boruto?"

"Ada angin apa hingga kau mau menonton film seperti itu?"

Boruto hanya menghela napas panjang melihat reaksi teman-temannya itu.

"Kau menontonnya bersama siapa, Boruto-kun?"

Dari sekian banyak lontaran kata dadi teman-temannya, pertanyaan dari Sumire adalah yang paling menarik perhatiannya. Boruto memalingkan wajahnya sedikit sebelum menjawab, "Aku sudah menontonnya bersama Sarada." Sumire bersumpah ia melihat ada rona tipis di pipi lelaki itu. Bersamaan dengan itu bibir yang sejak tadi melengkung ke atas membentuk senyuman di wajah cantiknya itu kini perlahan memudar.

"Apa? Jadi Sarada sudah menontonnya. Kapan? Ugh, curang. Kenapa dia tidak mengajakku." Chouchou menggerutu kesal. Bibirnya tertekuk ke bawah.

Boruto memutar bola matanya. "Dia sudah mengajakmu. Hari minggu kemarin. Tapi kau bilang sedang sibuk. Jadi dia pergi denganku."

BoruSaraWeek2021Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang