Ready for the first killer?
Here we go...
Uhm, don't forget to click ☆ before reading this story. That little thing makes me feel happy :)
Happy reading~
.
.
.
Sesuai apa yang Namjoon katakan, dewan dewan akan berkumpul untuk rapat besar mengenai pembunuhan yang terjadi.Dewan dewan lain sudah berkumpul. Ruang rapat sudah ramai. Orang orang sedang sibuk melihat isi yang harus mereka bicarakan nanti.
Begitu pula Seokjin yang duduk tenang dengan berkas berkasnya di kursi rapat yang membentuk letter U itu.
Ada Jimin di kanannya yang juga sibuk dengan laptopnya dan ada Jisoo di kiri yang sedang menyusun dokumen dokumen untuk dilaporkan.
"Ekhem, sepertinya sudah berkumpul semua, kalau begitu saya akan memulai rapat hari ini," ucap Namjoon
"Rapat kali ini membahas tentang 3 pembunuhan yang masih misteri sampai saat ini, mulai dari korban pertama Cha eun woo sampai korban ke 3 Lalisa manoban, menurut investigasi yang dilakukan korban korban ini tidak punya motif untuk dibunuh atas kesaksian para saksi dan orang terdekat,"
"Kim Dahyun, kekasih korban pertama mengatakan bahwa selama ini korban tidak pernah punya musuh sehingga menyebabkan susahnya mencari banyak saksi, kemudian kasus kedua atas nama Rosèanne Park, permasalahannya sedikit abu abu, kebanyakan saksi mengatakan kemungkinan pembunuhnya adalah Mark Tuan sang kekasih atas dugaan cemburu dalam percintaan,"
"Kasus ke 3 tidak ada motif yang menjelaskan kenapa ia dibunuh seperti kasus orang pertama, kemungkinan pembunuhnya ada 2, salah satunya bertenaga kuat, TKP ditemukannya bersih, tapi TKP aslinya yakni ruangannya sendiri, terdapat beberapa bukti yang ditemukan, alat pembunuh berupa pisau juga ditemukan di bak sampah pada TKP pertama,"
Namjoon terus berbicara di depan sana. Aura nya sangatlah berwibawa. Terlihat sangat berkarisma dengan setelan jas hitam dan kemeja biru tua yang rapih. Rambut blondenya yang badai menampakkan dahi nya yang paripurna.
Bohong kalau karyawan wanita jomblo yang hadir ga tergoda. Jangankan yang jomblo, yang beranak 3 saja juga ada yang terpikat. Memang aura seorang Kim Namjoon.
Waktu terus bergulir. Satu per satu divisi menunjukkan bukti dan analisis. Tidak ada yang mencurigakan dan rata rata umum.
Pandangan Jimin yang tajam dan menusuk itu tertuju pada seseorang yang duduk tak jauh darinya. Tangannya mengepal dan giginya menggertak.
Jimin dendam? Jawabannya iya. Ya iyalah dendam, disaat dia dituduh, orang itu duduk dengan wajah tak bersalah. Rasanya Jimin mau mencolok dan mencongkel mata orang itu. Eh?
Seokjin menoleh pada Jimin yang menatap seseorang sinis. Seokjin diam saja karena tau mood Jimin sedang jelek karena orang itu. Kalau Seokjin jadi Jimin juga kesal. Apalagi karena dia diam saja, dirinya jadi kena tuduh. Ugh, rasanya mau memaki sepanjang hari.
Dan tibalah saatnya Seokjin untuk berbicara. Sengaja pilih waktu terakhir. Dia yang minta sih sama Namjoon. Soalnya biar plot twist dan kayak film film action gitu. Kan keren.
"Seokjin ssi, silahkan," Namjoon mempersilahkan Seokjin untuk maju ke depan dan berbicara di mimbar.
"Ah ne, perkenalkan aku Kim Seokjin, detektif utusan dari barat, aku mau membicarakan perihal kasus yang baru terjadi, iya kasus Lalisa Manoban,"
"Tentang kasus sebelumnya, aku minta maaf belum mendapat titik terang lagi, tapi itu akan selesai sebentar lagi, jadi aku mau membahas kasus terakhir yang sudah ada bukti jelas,"
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINDROPS ||JINSOO||✔
Romance"aku suka hujan, karena setiap tetesannya bagaikan detik yang terus berjalan menghantarkan aku padamu" . . . Kim Jisoo, seorang dokter forensik muda yang harus bertemu kembali dengan mantan kekasihnya, Kim Seokjin. Terpaksa memecahkan kasus pembunuh...