Chapter 17 : New Case

701 114 36
                                    

Yoyoy as always before reading please click ☆ button buat apresiasi karya thor dan sebagai bentuk support

Thanks and enjoy~
.
.
.
Ckiiitt…

Mobil berhenti didepan rumah Seokjin. Cepat cepat Seokjin keluar mobil berlari menuju rumah.

"Hyung! Jangan lari!" Jimin ikutan panik dan mengunci mobil kemudian menyusul.

Nit nit nit

Cklek

Brak!

Seokjin menggebrak pintu setelah terbuka. Lampu rumah menyala terang tapi sangat sepi.

"Jisoo!" Seokjin berlari menyusuri tangga menuju kamar

Brak!

Pintu kamar terbuka dan menampakkan sosok Jisoo yang duduk meringkuk di atas kasur.

"Seokjin.." panggilnya lemah

"Soo ya," 

Greb

Seokjin memeluk tubuh Jisoo yang bergetar. Ia dapat merasakan diri Jisoo yang takut. Wanita itu menangis sejadi jadinya di pelukan Seokjin. Seokjin tau Jisoo begitu rapuh sekarang ini.

"Lisa… hiks hiks…," Jisoo mencengkram baju Seokjin erat erat

"Sshhut…, tenanglah Soo, ada aku disini, i'm here i'm here," 

"She died, somebody killed her,"

"Yes i know," Seokjin mengelus surai Jisoo dan mencium ubun ubunnya

Perlahan Jisoo mulai tenang meski masih sesenggukan.

Tok tok

"Hyung…" Jimin mengetuk pintu kamar yang terbuka itu dengan segelas air ditangannya

"Ah Jimin, masuklah," jawab Seokjin. Jimin masuk dan menyodorkan segelas air pada Seokjin.

"Soo, minumlah,"

Jisoo menerima air minum dari Seokjin dan menenggaknya. Nafasnya mulai kembali netral. Ia menatap mata Seokjin yang terlihat lelah.

"Aku… minta maaf,"

"Wae?"

"Kau lelah kan? Kesini buru buru,"

Seokjin menggeleng, "you're the most important for me now, so please jangan merasa bersalah,"

Jisoo memeluk erat tubuh Seokjin dan menghirup aroma maskulinnya.

"Jimin, kau pulang lah, beristirahat, kau pasti lelah kan? Perjalanan kita lumayan jauh," ucap Seokjin

Jimin mengangguk, "baiklah, kabari aku ya hyung kalau butuh sesuatu,"

"Iya, terima kasih Jim,"

"Hm, sama sama, aku pulang ya," pamit Jimin. Ia menutup pintu kamar Jisoo dan berlalu.

"Sekarang kau tidur ya, aku mau mandi," ucap Seokjin. Jisoo mengangguk dan melepas pelukannya, membiarkan Seokjin pergi mandi.

. . .

"Hah… segar," Seokjin mengeringkan rambutnya dan menaruh handuk di tempatnya

"Dia sudah tidur," 

Seokjin berjalan ke tepian kasur dan memandangi wajah Jisoo yang tertidur dan masih membekas akibat menangis.

"Kau pasti sedih kan?"

"Jangan menangis Soo, nanti aku yang menyesal karena pernah membiarkan wanitaku menangis,"

Tangan Seokjin bergerak mengelus wajah Jisoo dan menyingkirkan beberapa helai rambut.

RAINDROPS ||JINSOO||✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang