Chapter 26 : Now I Know

690 105 44
                                    

As always jangan lupa vote nya ya guys~

Yesterday rating is so low T v T

Enjoy~
.
.
.
Lee Heeseung menghela napasnya dan melepas ikatan ikatan Seokjin.

"Apa yang mau kau katakan?"

Heeseung membuang talinya, "apa kau bisa membantuku?"

"Membantu apa?"

"Apa kau bisa menjagaku dan kakakku?"

Seokjin mengernyitkan dahinya, "kamchagi?"

"Karena setelah ini aku akan diburu, aku yakin sekali,"

"Maksudmu apa sih?"

"Pembunuhnya ada diantara kalian,"

"Pembunuh?"

"Iya, kau tak akan mengiranya tapi jumlahnya lebih dari yang kau pikirkan, ada banyak orang yang berpartisipasi,"

"Tunggu, aku tidak mengerti ke arah mana kau membicarakan hal ini? What are you trying to say?"

"The killer, and the one who tap me,"

"Wait what? You wanna tell me who's that guy? So sudden? Anything wrong?"

Heeseung mengangguk, "you'll be in danger, dia mengancamku dan kakakku, aku sudah tidak tahan, dia yang membunuh Rosèanne Park, karena Rosèanne Park tau sesuatu tentang kejadian pembunuhan itu dan... entahlah, mereka membahas tentang 6 tahun lalu,"

Mata Seokjin membulat dan ia mencengkram bahu Heeseung yang membuat sang empunya terlonjak kaget.

"Apa katamu? 6 tahun lalu?"

"Iya, aku mendengar percakapan Taeyongie hyung dengan lelaki itu, mereka suka bertemu,"

"Siapa namanya? Nama lelaki itu?"

"Vi..Vincent Van Gogh, i..itu yang ia katakan pada kakakku,"

Alis Seokjin mengkerut, "Vincent Van Gogh...?"

"Iya, dia be...bekerja sama dengan 2 orang lainnya," Heeseung memejam takut. Pasalnya, Seokjin menatap matanya dengan nyalang seakan mau menerkam.

"Ouch!" Heeseung meringis kala Seokjin mencengkram bahunya lebih keras seakan mau menghancurkannya

"Seharusnya kau katakan padaku dari awal Lee Heeseung," ucap Seokjin penuh penekanan

Vincent Van Gogh huh? Bagaimana Seokjin tidak kenal. Dia jelas sekali tau siapa orang itu. Perkiraannya tidak pernah salah, Lee Heeseung adalah salah satu saksi kunci dan itu terbukti.

"Cih dia bermain main denganku,"

Seokjin melepas cengkramannya. Ia harus segera menangkap orang itu. Menangkapnya agar tidak ada korban lagi. Cukup Jimin dan Yoongi, tidak ada lagi.

"Kau," Seokjin menunjuk wajah Heeseung

"Ikut aku, kau saksi kunci dan aku butuh kau sebagai bukti,"

"Ta-tapi.."

"Shut up! Ikuti saja,"

Heeseung menelan salivanya kasar. Seokjin sangat seram ketika marah. Tapi belum jauh melangkah keluar ruangan,

Dor!

"Akh!" Heeseung tersungkur memegangi perutnya

"Lee Heeseung!" Seokjin buru buru menghampiri pria itu

Heeseung terengah dan pandangannya tidak fokus. Perutnya tertembak dan ia tidak tau siapa yang menembaknya.

"Bertahanlah,"

RAINDROPS ||JINSOO||✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang