Sudah habis cerita tentang dua anak manusia di Sekolah Dasarnya, semesta seperti tidak rela untuk membuat keduanya jauh. Tidak kuat melihat yang satu merindu, tidak tega melihat satunya masih mendamba.Hesa dan Nara bertemu lagi di sekolah menengah pertamanya. Tidak ada kesenggangan, tidak ada kecanggungan, semua berjalan seakan-akan kata berhenti kemarin hanya bualan.
Yang berbeda adalah mereka tak lagi berbagi kesah, tak lagi bertukar keluh, tak lagi saling bersandar.
Tapi satu yang tetap sama, Kinara tetap yang tercantik di mata Mahesa.
Tahun pertamanya Nara adalah disitu juga dia merasakan kekecewaannya yang pertama. Kisahnya sangat singkat, laki-laki itu menyakiti Nara, dan Hesa sama sekali tidak tahu. Tidak perlu disebut namanya, bagimana pun juga Nara pernah bahagia sama laki-laki itu, hehe.
Tapi sepertinya cukup membekas untuk Nara, karena setelah hari itu, Nara tidak pernah jatuh lagi untuk orang lain. Tidak tahu kenapa, dan alasannya apa.
Lalu setelah semua kembali, Mahesa datang lagi. Tidak tahu untuk benar-benar menaruh hati, atau hanya untuk menunggu hujan reda, tapi Nara tanggapi.
Siang itu si laki-laki bertanya, "Masih bisa engga Nar, kalau aku masuk kesini?" disertai jari yang menunjuk kearah dimana hati Nara berada. Nara menjawab sambil memperlihatkan senyum manisnya, "Maaf ya, Adrian."
Tidak ada yang tahu maaf itu untuk apa,
maaf untuk tidak memperbolehkan Hesa masuk? Untuk tidak bisa membuka hati? atau maaf karena sudah mematahkan hati si penggemar sepak bola ini?
Tetapi disitu Hesa mengerti, cukup mengerti bahwa hati si perempuan sudah bukan untuknya lagi. Bahwa perasaan si perempuan sudah bukan menjadi hak-nya lagi.
Bicara mengenai sepak bola, si laki-laki sudah tidak terlalu menyenangi salah satu cabang olahraga tersebut, Hesa mulai tertarik dengan bola basket. Padahal Mahesa dengan jersey futsalnya adalah salah satu kesukaan Kinara, dulu.
Nara pernah bertanya waktu itu, kenapa? Yang djiawab jenaka oleh si laki-laki, "Biar Nara suka, hehe." Nara tahu jawabannya bukan itu, Nara paham jika Hesa tidak ingin memberi tahu.
Tapi satu yang Nara tidak tahu, bahwa si laki-laki tidak berniat bercanda kala itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hesa, Nar.
Ficțiune adolescențiSatu yang tetap sama, Kinara tetap yang tercantik di mata Mahesa.