10 IPA 2 sangat ribut pagi ini. Ada segerombolan penggosip di ujung kelas sedang berkumpul dan sesekali berteriak heboh, di kursi bagian depan tempat orang-orang yang cukup ambis terlihat tengah sibuk membaca-baca buku.
Beda lagi dengan Udin, Ruslan, dan Fauzan si trio bengek yang sedang berjoget ria di atas meja. Tak lupa membawa sapu, ember dan kemoceng sebagai alat pelengkapnya.
"Hey sayangku~ hari ini akuh syantiq~ syantiq bagai bidadari~ bidadari di hatimu unccc~ tumpak nining josss!" Kicau Udin sangat menghayati dengan sapu yang dialih fungsikan menjadi mic.
Fauzan sibuk memukul ember dengan kemoceng seolah dirinya adalah drummer profesional, sedangkan Ruslan menjadi sang penari latar dengan gerakan seperti balet.
Riana menggeleng prihatin.
"Ri, pr kimia udah belom?" Riana menoleh, tampak Athala yang baru datang langsung mengeluarkan buku dan pulpen.
"Udah gue, nih!" Riana menyodorkan bukunya.
Athala mulai mencatat, namun bibirnya tetap mengoceh, bercerita tentang drama China rekomendasi Riana yang semalam ia tonton.
***
Setelah KBM selesai, semua murid tak bisa langsung pulang karena adanya kegiatan kepramukaan.
Riana, Athala dan teman-temannya yang lain sudah di depan kelas untuk menunggu instruksi selanjutnya.
"Ri, ini gimana sih pasang kacu?" Athala merengek, tangannya menyodorkan kacu dan ring pada Riana.
"Sini gue pakein," Riana mulai melipat kacu dan mengalungkan di kerah seragam Athala tak lupa memasang ring.
Saat selesai memakaikan kacu pada Athala, Riana mendongak dan terdiam.
Tangannya masih memegang kerah baju Alia namun pandangannya tertuju pada satu objek.
Dia, si tampan itu baru saja keluar dari kelasnya.
Riana terus memandangi cowok yang berjalan dengan wajah dinginnya itu, tak lupa kacamata yang selalu bertengger manis menutupi iris gelap dan tajam itu.
Merasa pergerakan Riana terhenti sedari tadi, Athala mulai mendongak dan terheran saat pandangan Riana mengarah ke depan.
Gadis itu mulai berbalik, melihat apa yang sahabatnya lihat dan di detik selanjutnya matanya membulat. Athala memastikan apa benar Riana sedang memperhatikan laki-laki tetangga kelasnya yang sedang berbincang dengan temannya itu?
"Hayo lo lagi liatin siapa?" Athala berucap menggoda sambil menyenggol Riana yang langsung membuat Riana tersentak dan mengerjap gugup.
"Apaan? Siapa yang liatin siapa?" tanya Riana balik dengan gelagapan.
Sial Athala sedang menaik turunkan alisnya, dia menggoda Riana.
"Apaan sih anjir!" Riana melengos dan mulai mengalihkan pandangan melihat trio bengek yang sedang usil menyodorkan cacing membuat cewek-cewek berteriak heboh.
"Lo lagi liatin itu kan, si Nava!" Athala kembali menyenggol-nyenggol tangan Riana.
"Siapa Nava?" alis Riana mengkerut, ia menoleh pada Athala.
"Lah, lo gatau? Itu yang lo liatin tadi, yang pake kacamata, tuh lagi ngobrol sama temennya," jelas Athala.
'Oh, namanya Nava?'
"Lo naksir ya sama Nava?" Athala tampak sedang tersenyum menyebalkan dengan jari yang menunjuk Riana.
"Ck, apaan si Thala, ah!"
Athala menarik nafas dalam yang membuat Riana merasa was-was.
"NAVAAA NIH SI RI—EUMMM!!!" Riana melotot, dengan segera menutup mulut Athala. Wajah Riana sudah sangat merah sampai telinga.
Bayangkan saja seluruh siswa kelas 10 yang berada di koridor melihat ke arah mereka!
YA TUHAN RIANA MAU GIVE AWAY-IN TEMEN AJA!
Catatan
'Jangan acuh! aku jadi ngerasa meletus balon hijau. Iya, hatiku sangat kacau.'
25 Maret 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
SEBUAH CARA MENYAYANGIMU (REPUBLISH)
Teen FictionTiap orang berbeda-beda dalam menunjukkan kasih sayangnya. Ada yang berupa tindakan, memberi sebuah hadiah, atau pun sepenggal manis yang diukir dalam rangkaian kata. Dan aku merupakan salah satu dari mereka yang juga akan melakukannya. Melalui unta...