IV

56 3 0
                                    

neoege yongseobatgi boda
Mungkin lebih mudah mati
jukneun ge deo swiulji molla
Daripada menerima pengampunanmu
i noraereul bulleobojiman
Aku menyanyikan lagu ini
nae jinshimi daheulji molla
Tetapi aku tidak tahu apakah perasaanku yang sebenarnya akan mencapaimu








Sudah memasuki bulan ke dua, aku dan Giada menjalin hubungan. Ya, aku memang menjadikan Giada sebagai kekasihku karena ia memilik sifat yang sama dengan Lily, berharap bahwa menjalin hubungan dengan Giada bisa membuatku melupakan Lily. Namun hasilnya nihil, wanita itu selalu memenuhi pikiranku. Apakah ini hukuman untukku karena aku secara tidak langsung membunuhnya ? Entahlah, tidak ada yang tahu.

"Hey, Charles. " ujar Arthur, memasuki kamarku.

"Kau nampak murung, ada apa ?" lanjutnya.

Aku kemudian menghela napas, "Aku rasa Lily menghantui ku saat ini. "

Arthur kemudian membelalak-kan matanya, "Hey, jangan bercanda. Sejak kapan mempunyai indra ke enam ?"

"Bukan hal itu, tapi rasa bersalahku padanya kian membesar. Aku pun tak bisa menggeser posisinya untuk Giada di hatiku. Apakah ia sedang menghukum ku ?"

"Dengar Charles, ia tidak menghukum dirimu dan ia juga tidak sedang menghantui mu. Sebelum meninggal, Lily telah memaafkan mu. Ia pasti sudah tenang di alam sana, hanya kau yang masih terbayang-bayang akan kematian Lily. No offense, tapi aku rasa kau perlu ke psikolog. " ujar Arthur disertai tatapan iba nya.

"Tidak, mereka pasti akan memvonis ku bahwa aku sudah gila detik itu juga jika aku pergi ke psikolog. "

"Tapi Charles, ini untuk kebaikkan dirimu. Aku tidak ingin kakak ku menderita. "

"Kau masih memiliki Lorenzo. "

"Dan kau tahu sendiri bahwa Lorenzo sedang berada di Spanyol untuk mengurus perusahaanmu, aku juga tidak terlalu dekat dengannya. Dia tidak seperti dirimu. "

Aku terdiam, mungkin Arthur benar bahwa aku harus ke psikolog. Namun aku takut, takut jika dokter memvonisku gila maka orang lain juga akan menganggapku gila.

"Bagaimana hubunganmu dengan Giada ?" tanya Arthur, berusaha mencairkan suasana.

"Sejauh ini kami baik, namun ia memiliki sifat yang sama dengan Lily. Ini membuatku tertekan, Arthur. " jawabku, sembari mengusap wajah frustasi.

"Apa kau mencintainya ?"

"Ya, aku mencintainya. Namun tidak lebih besar daripada cintaku pada Lily. "

"Lalu mengapa kau menjadikannya kekasih ?" tanya Arthur dengan sebelah alis yang terangkat.

"Karena.... aku berharap dengan menjalin hubungan dengan Giada bisa mengalihkan pikiranku dari sosok Lily. "

Arthur kemudian terdiam, ia nampak tenggelam dalam pikirannya. "Charles, aku rasa kau memang harus ke psikolog. "

"Mau menemaniku ?"

"Tentu saja, bagaimana tidak ?"

"Tapi kau harus berjanji padaku, apapun yang dokter katakan, kau harus memperlakukan ku sebagai diriku yang dulu. Bukan aku yang gila atau depresi atau apapun itu. " ujarku sembari -sedikit- meremas bahu Arthur.

"Jangan khawatir, kau adalah kakak ku. Aku tidak akan memperlakukanmu seperti orang asing. " jawabnya dengan senyum yang ceria.









Kini aku telah menemui psikolog dan aku bersyukur bahwa aku tidak divonis sebagai orang gila, hanya depresi saja. Namun apa bedanya menurutku ? Toh aku sudah menganggap bahwa diriku gila.

"See, kau tidak gila. " ujar Arthur.

"Memang tidak, tapi lama-kelamaan aku akan menjadi gila. " jawabku tanpa mengalihkan pandanganku.

"Kau ini bicara apa ? Jangan berkhayal, kau tidak akan gila. Aku menjamin hal itu. " ucapnya.

"Hey kau menyetir saja, jangan banyak bicara. "

Kemudian Arthur kembali fokus pada jalanan di depannya, aku pun lantas menurunkan kaca mobil guna melihat pemandangan kota yang hampir aku lupakan karena terlalu lama menetap di Swiss.








Setelah sampai di rumah aku segera memasuki kamarku dan menduduk kan diri di depan piano, entah kenapa rasanya aku ingin bermain piano pada sore itu. Perlahan jari jemariku menyentuh tuts yang ada di sana, memainkan dan juga menyanyikan lagu melankolis tentang putus cinta. Mmemang tidak mudah untuk meminta pengampunan dari dirinya, namun aku berharap Lily dapat mendengarkanku menyanyikan lagu ini agar ia mengetahui seluruh perasaanku yang tak pernah tersampaikan untuknya.




































































 Mmemang tidak mudah untuk meminta pengampunan dari dirinya, namun aku berharap Lily dapat mendengarkanku menyanyikan lagu ini agar ia mengetahui seluruh perasaanku yang tak pernah tersampaikan untuknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happu birthday Charles (yang kadang mirip Orlando Bloom, kadang mirip Harry Potter)💕💕💕💕💕





Btw vote jangan lupa ya gaes😉

Untitled- Charles Leclerc (discontinued)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang