An affair (2)

2K 233 56
                                    

"Mati kau Mark Lee!!"

Mark tiba dirumah keluarga Moon,disana sudah ada kedua orang tuanya dan juga kedua orang tua Haechan. Pria berstatus suami Haera Moon itu menunduk malu dihadapan semuanya. Hingga sebuah bogeman mentah melayang dari sang mertua lelaki,Moon Taeil. Pria yang dikenal lemah lembut dan baik juga tak suka keributan itu memukul Mark hingga tersungkur dan mungkin saja rahang pria tampan itu bergeser.

"Main main dengan anakku kau hah!"emosi tuan Moon sangat terasa sekali,bagimana hawa disekitar berubah menjadi suram karena aura emosi yang kental keluar dari tubuh ayah Moon Haera.

"Punya nyawa berapa kau sampai bermain belakang dari anakku? Apa kau begitu kedinginan saat Haechan hamil dan memutuskan untuk berselingkuh darinya? Kau tidak berfikir saat berbuat itu huh! Bajingan kau!"umpat Taeil saat akan melayangkan bogeman itu pada wajah sang mantu. Tangannya ditahan oleh Haera.

"Appa...jangan!"cegah Haera dengan air mata yang terus mengalir.

"Jangan..kumohon!"mohon Haera.

Mark yang menatap Haera memohon agar sang ayah tak memukuli suaminya lagi. Tidak..bukan oleh Taeil dia diberi pelajaran tapi..

Bughh!!

Haera menonjok mata Mark cukup keras hingga pria itu meringis dan lebam biru di sekitar mata Mark. Semua yang ada di ruang tamu ternganga melihat Haera meninju wajah Mark begitu keras.

"Yaakk,Mark Lee!! Kau-ugh!!"Haera memegangi perutnya yang tiba tiba sakit membuat semua yang ada disana terlihat panik dan segera menghampiri Haera.

"Perutku! Eomma..mereka akan keluar!"Doyoung memeriksa kebawah kaki Haera dan benar saja air ketiban mulai membasahi lantai.

"Panggil ambulance!!"Pekik Taeyong menyuruh sang suami untuk menelpon ambulance.











Dirumah sakit Haera tak ingin ditemani oleh Mark saat persalinan. Hanya ditemani Taeil dan Doyoung, sementara Mark dia mendapat omelan panjang lebar dari kedua orang tuanya. Mark hanya menunduk bersalah dihadapan kedua orang tuanya. Penampilan yang sangat berantakan tak dihiraukan oleh Maek karenabyang ada dipikirannya hanya Haera dan bayi kembarnya yang saat ini tengah berjuang antara hidup dan mati. Memikirkannya saja membuat Mark merasa bersalah dan menangis didepan ruang operasi.

Suara bayi terdengar begitu nyaring di ruangan itu membuat mark bisa bernafas lega kedua bayinya telah lahir tapi rasa bersalahnya semakin tak terbendung kala dia mengingat dia tidak ada disamping ketiganya. Hingga saat Haera dan kedua bayi kembarnya keluar Taeil dan Doyoung melarang Mark untuk menemuinya. Karena jujur kedua orang tua Haera masih sangat sakit hati dengan kelakuan Mark pada sang anak.

"Sebaiknya kamu ceraikan saja Haera! Kau pikir kami masih mau menerima mu sebagai suami anakku?"ucap Taeil sarkas,karena jujur dia saja yang membesarkan sang anak tak pernah menyakitinya apa apaan Mark seenak jidat menyakiti puteri kesayangannya dan menduakan Haera yang jelas jelas sudah memberikan 3 orang anak.

"Tidak!! Kumohon abeoji!! Jamgan pisahkan aku dengan Haera,aku tidak sanggup jauh darinya. Kumohon abeoji!!"Mark menangis di kaki Taeil agar mertuanya tak membiarkan Haera menceraikannya.

Kesal dengan kelakuan Mark,Taeil menarik kerah menantunya itu dengan kasar.
"Kau pikir aku akan berbaik hati membiarkan kau kembali pada anakku? Berlututlah dihadapan anakku. Sampai kapanpun maaf ku tak akan ku berikan pada manusia sampah seperti kau!"Taeil memilih pergi meninggalkan ruang rawat Haera,dia tak ingin melihat wajah menantunya ini. Lebih baik dia pergi saja.

Mark menghampiri Haera yang tengah menyusui bayi perempuan yang cantik sama seperti Haera dan juga Winter. Mark tersenyum melihat Haera jauh lebih cantik saat menyusui sang anak. Sejujurnya apa yang dia lihat dari Karina hingga dia berpaling dari sosok sebaik Haera? Memang dia sedang gila saat melakukannya.
"Kau mau berdiri disitu? Atau menemui kedua anak kita?"pertanyaan yang terkesan kasar tapi Mark terlihat sangat lega, karena akhirnya Sang isteri mau berbicara dengannya.

An AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang