Warn alur maju mundur
Mark menatap sendu kala Winter duduk dihadapannya. Mark merasa sangat bersalah sekali dengan anak sulungnya. Bagaimana dia memarahi dan juga menyakitinya sudah jelas Winter kini sangat membencinya.
"Winter Lee—""Maaf tapi namaku Seo Winter!"ucap Winter membenarkan ucapan Mark.
"Tapi kamu anakku"lirih Mark.
"Bukan,Aku anak Seo Jeno. Anda sendiri yang mengatakan itu padaku!"Mark menunduk bersalah Winter benar benar membencinya.
"Maafkan Daddy~"
"Sebaiknya simpan maaf anda. Karena maaf tidak akan membuat kami kembali lagi."Mark menangis setelah kepergian Winter. Dia melihat Winter sudah tak menganggapnya sebagai ayah kandungnya. Mark sadar dia terlalu dalam menyakiti anaknya. Apa Mark memang tak termaafkan oleh anaknya?
"Kenapa bicara seperti itu? Papa mengerti hati Winter yang rindu sama Daddy tapi,jika Winter bicara seperti itu bukan cuma Daddy Mark yang sedih. Winter juga ikutan sedih kan?"Jeno memeluk sang anak sambung dengan lembut bahkan Haera tersenyum melihat betapa besar rasa sayang Jeno pada sang anak.
"Minta maaf sama Daddy. Yang lalu biarkan berlalu."
"Tapi Bunda... Bunda tau kan bagaimana pria itu menyakiti bunda?!"Winter menatao ibunya yang tersenyum begitu tulus. Apa benar ibunya itu manusia? Kenapa dia sebaik itu pada orang yang sudah jahat padanya?
"Bunda sudah maafkan daddy kamu. Temui daddy mu dia pasti merindukanmu"Winter menatap mata Jeno dan diangguki oleh sang papa. Jeno memang sangat menyayangi ketiga anaknya terlebih Winter. Seolah Winter mempercayakan segalanya pada Jeno dari pada Mark ayah kandungnya.
....
Winter muak sekali melihat kedua orang tak tau adab ini berada satu meja makan dengannya dan juga adik adiknya.
"Bunda,kakak makan dikamar aja"Haera menatap Winter memelas seolah dia meminta bantuan untuk tegar dihadapan kedua orang ini."Makan dimeja makan! Dan sapa calon ibumu!"Haera mendelik tak suka dengan apa yang dikatakan Mark.
"Sayang lihat bunda jangan hiraukan apapun. Kalian makan yang benar. Habis itu belajar dan tidur mengerti"Haera tak mau membuat Winter sakit karena tidak makan. Dan dengan sedikit memelas Haera membujuk anaknya tanpa menghiraukan kedua orang yang tidak tau malu itu.
"Buna..ibunya abang kan cuma buna. Kenapa daddy bilang mommy baru ibunya kakak Winter?"pertanyaan sang anak lelaki membuat Haera bingung menjelaskannya. Dan itu disadari oleh Winter.
"Abang adek..dengerin kakak, Bibi ini—pembantu baru dirumah kita. Jadi panggil ahjuma aja oke. Ibu kita itu cuma bunda Haera, ahjuma ini yang nanti buang sampah sama bersihin toilet di kamar abang kalo lagi mampat!" ucapan sarat denga nada mengejek itu tak diterima oleh Sang kepala keluarga hingga Mark menggebrak meja makan dan membuat Haera mendelik tak suka.
"Dasar anak tak tau diuntung!!"Mark menarik tangan Winter untuk naik kedalam kamarnya. Haera menjerit meminta Mark melepaskan sang anak yang hanya tersenyum remeh menatap ayah kandungnya itu
"Daddyyy, kakak dibawa kemana?!"teria Marchelle yang terkejut dengan sang ayah yang menarik kakaknya dengan kasar.
"Kau gila?! Lepaskan anakku!"Haera menarik sang anak dari cekalan sang suami dan mendorong Winter hingga menubruk Haera sampai terjatuh.
"Bunda!! Kau—!"Winter ingin mencakar wajah ayahnys namun satu tamparan didapat Winter.
"Kadang aku berfikir apa benar Winter itu anakku? Karena dia tak pernah menuruti semua perkataanku. Ah.. Aku ingat dulu kan waktu Winter hadir kau selalu bersama Jeno. Apa mungkin Winter itu anak Jeno?"
KAMU SEDANG MEMBACA
An Affair
Romance"Aku bertahan hingga sejauh ini jika bukan karena mu. Tapi anak anak kita,jika aku memilih mundur maka mereka yang menjdi korban!" -Moon Haera- "Kumohon beri aku kesempatan sekali lagi. aku berjanji akan berubah" -Mark Lee- based on True story My Ne...