An affair(4)

1.5K 206 25
                                    

Warn alur maju mundur..











Kebahagiaan terlihat sekali dimata Haera dengan Jeno bahkan ketiga anaknya bersorak begitu kencang saat keduanya sudah resmi menjadi pasangan suami isteri. Winter tertawa begitu lebar hingga matanya tak sengaja bertabrakan dengan mata sang ayah kandung yang terlihat rapuh dan menyesal. Winter sejujurnya tak tega melihat ayah kandungnya seperti itu. Tapi sekejal dia ingat bagaimana tersiksanya batin sang jbu yang selalu saja di khianati oleh sang ayah.

"Daddy lihat? Papa Jeno jauh lebih menyayangi kami dan bunda. Apa daddy sekarang menyesal menyakiti kami??" batin Winter

"Maafkan daddy telah membuat kalian tersakiti."lirih Mark dari kejauhan.

Jeno tak sengaja melihat Mark tengah berbalik untuk meninggalkan pesta,namun dengan cepat pria itu menahan kepergian Mark.
"Temui anak anakmu, mereka merindukanmu"ucap Jeno sembari tersenyum, senyuman bak samoyed yang memikat hati Haera.

"Tidak perlu kau sudah pantas menjadi ayahnya Winter dan si kembar. Aku hanya pecundang dan tidak pantas menemui mereka yang sudah ku sakiti."

"Temui saja meski Winter terlihat membencimu, dia sangat menyayangimu Mark!" Mark menoleh kearah ketiga anaknya yang tengah tertawa oleh lelucon sang ibu.

"Apa aku masih pantas menemui mereka?"tanya Mark pada Jeno.

"coba saja kita tak akan tau jika kau tak mencobanya"jawab Jeno.

.....

Haera duduk di kursi meja makan bersama ketiga anaknya. Kasihan ketiga ananya harus sarapan dan berangkat sekolah juga dirinya harus menemui Clien dari Los Angeles yang baru tiba kemarin malam.
"Daddy mana buna?"tanya Rachelle yang melihat ibunya saja.

"eum.. Daddy harus berangkat lebih dulu ke kantor jadi kita sarapan bertiga ya sayang?"Ucap Haera mencoba membujuk si bungsu untuk makan bersamanya.

"Celly sama abang makan ya. Kakak ambilin nih bubur kepiting nya. Adik adik kakak kan suka sekali sama bubur kepiting"Winter mencoba membujuk kedua adiknya dengan makanan kesukaan mereka.

Haera yang melihat itu mencoba menahan air matanya keluar terlebih gambar merah brkas tangan itu tercetak jelas dihadapan si sulung yang sudah mengerti permasalahan kedua orang tuanya.

"Bunda juga makan yang banyak ya. Kita bertiga sayang bunda."Haera mengangguk bahkan setetes air mata turun dipipinya merasa begitu beruntung memiliki puteri sepengertian Winter.

"Kamu juga makan sayang"jawab Haera dan memberikan bubur untuk Winter.

...

"Bunda.. Bertengkar dengan Daddy?"Haera tersenyum teduh dan mengusak rambut sang anak dengan gemas.

"Cepat ambil tas mu kita berangkat ke sekolah,"

"Bunda..jangan berbohong padaku. Bunda.."Winter mencoba membujuk ibunya agar bercerita tentang permsalahannya pada dirinya karena jujur Winter tak terima jika ibunya disakiti oleh ayahnya.

"Aku akan beritahu Kakek jika bunda ditampar daddy. Biar saja kakek yang membalasnya!"Haera menghela nafas berat dia tak ingin kedua orang tuaya tau tentang masalah ini.

"Sayang.. Ini urusan daddy sama bunda. Lebih baik kamu fokus belajar dan—"

"Apa karena kami bunda tak bisa bercerai? Aku lebih bsik melihat bunda dan ayah berpisah dari pada harus melihat bunda tersakiti. Karena demi apapun ini bukan sekali dua kali Daddy menyakiti hati bunda."Winter mengatakan hal itu dengan menggebu gebu membuat Haera terdiam seribu bahasa.

An AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang