An Affair (1)

2.4K 260 44
                                    

Entah berapa kali wanita berstatus isteri Mark Lee ini kecewa dan menangis. Seolah yang dilakukan oleh sang suami bukanlah hal yang sepele. Hanya satu kata maaf dan semua seolah tak terjadi apapun. Haera Moon,wanita pertengahan 30 dengan 3 orang anak. Sebenarnya banyak yang bertanya kenapa sang suami begitu sering menyakiti Haera. Karir yang cemerlang, cantik dan berjiwa keibuan jangan lupakan dia sudah memberi 3 orang anak dalam pernikahan itu.

Mark Lee pria tampan yang beruntung mendapat jelemaan malaikat seperti Haera. Tapi sayangnya satu Haera saja tidak cukup untuk memenuhi hasratnya. Mark terlalu serakah dan tidak pernah puas akan satu hal. Apa Haera tak tau dengan perbuatannya?

Tentu saja tau dan sering kali kecewa dan pertengkaran seolah menjadi hal lumrah dalam pernikahannya. Tapi saat Haera menginginkan perceraian,Mark selalu menolak dan meminta maaf berakhir dengan janji tidak akan pernah mengulanginya. Nyatanya...

Omong kosong!

Memang Mark sangat menjauhi yang namanya rokok ataupun minuman keras tapi wanita? Mark tak bisa lepas dari itu. Selalu saja tergoda dengan wanita yang lebih cantik atau lebih muda dari Haera.

Lelah..

Haera lelah sejujurnya tapi saat dia memikirkan untuk berpisah,bukan hanya dia yang terluka oleh perpisahan itu tapi ketiga anaknya juga akan mendapat luka bahkan yang lebih parah Haera tak ingin Ketiga anaknya menjadi korban Broken Home. Sebisa mungkin Haera akan menutupi permasalahan itu dari ketiganya tapi tetap saja si sulung yabg sudah menginja remaja sudah mengerti dan tau apa itu SELINGKUH!

























5 Tahun yang lalu...

Haera tengah bersantai sembari mendengarkan lagu lagu klasik di kursi santai sembari menikmati matahari sore. Seraya mengelus perutnya yang membuncit,Haera tersenyum dan menatap foto USG calon bayi kembarnya. Hingga...

Braaak!!

Pintu kamar Haera dibuka dengan keras menampilkan Winter yang menangis tersedu sedu. Melihat anak sulungnya menangis Haera berjengit kaget dan segera menghampirinya. Tak peduli dia tengah mengandung besar dan headphone diperutnya terpental jauh.

"Kakak kenapa nangis? Apa ada yang mengganggu kakak?"tanya Haera panik dan khawatir sekaligus.

"Bunda.."lirih sang anak seraya menatap Haera sendu.

"Daddy...hiks!"lanjut winter seraya menangis.

"Daddy kenapa sayang?"tanya Haera mengelus peluh yang mengalir di kening winter.

"Daddy—hiks ciuman sama wanita cantik!"jantung Haechan merasa henti berdetak saat sang anak menangis mengatakan jika Mark berciuman dengan wanita selain dirinya.

Runtuh sudah dunianya,mana dia tengah hamil besar apa yang suaminya pikirkan disaat dirinya tengah hamil 9 bulan?
"Winter kata siapa? Apa benar itu daddy?"Winter mengangguk ribut sembari memeluk Haera dengan erat.

"bunda..tante itu bilang jika daddy kekasihnya. Bunda!! Kenapa daddy seperti itu?"tangis Winter semakin jadi dan Haera sebisa mungkin tidak menangis dihadapan sang anak. Bagaimanapun ini masalah bukan untuk dikonsumsi sang anak.

"Sudah ya sayang.. Mungkin itu bukan daddy, daddy kan sayang sama bunda mana mungkin daddy seperti itu"senyum yang terkesan dipaksakan haera tunjukan agar winter tak terlalu terbebani. Demi apapun ini bukan hal sepele. Pernikahannya dengan Mark juga dipertaruhkan jika memang suaminya itu benar melakukan itu.

"Apa yang kau lakukan diluar sana Mark Lee?"











Mark pulang sekitar jam 9 disaat Winter telah tertidur pulas. Dengan wajah yang berseri Mark masuk kedalam kamarnya. Gelap. Kenapa juga Haera mematikan lampu kamarnya atau mungkin lampunya padam? Tak mau memikirkan apa yang terjadi Mark masuk saja sambil bersiul. Terlibat sekali jika pria itu seperti tengah jatuh cinta lagi. Apa ini yang dinamakan puber ke 2?

An AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang