Cinta adalah Awal dari Sebuah Luka

7 1 0
                                    

Seta berada di depan rumah Luna saat ini. Ia khawatir dengan Luna, karena tadi Seta ke Kampus Luna dan penjaga Kampus mengatakan bahwa Luna sudah pulang. Seta mengetuk pintu berwarna putih. Beberapa saat kemudian keluarlah perempuan paruh baya, Bu Retno-mamah Luna.

"Assalamualaikum..."

"Waalaikumussalam eh nak Seta. Mari masuk,"

"Terimakasih tante"

"Ada apa ya nak kesini?"

"Luna belum pulang ya bu?"

"Belum, dia kan kerja part time di Restoran. Paling bentar lagi pulang."

"Oh yaudah tante aku mau nunggu Luna pulang. Seta khawatir tante."

"Yasuda tante buatkan minum dulu ya,"ucap Bu Retno sembari pergi ke Dapur

Seta melihat rumah Luna yang sangat indah dan rapi. Di dinding dan meja-meja banyak menemukan foto-foto Luna saat kecil yang sangat menawan. Namun, Seta tidak menemukan satupun gambar sosok yang biasa disebut Ayah.
Seta melihat sebuah foto kecil Luna yang sangat menggemaskan, tanpa sadar Seta langsung merogoh sakunya dan mengambil HP nya untuk memotret foto dalam bingkai yang ada di depannya. Tanpa Seta sadari Luna sudah berada di belakangnya.

"Ngapain lo?" tanya Luna

"Nggak ngapa-ngapain. Kok baru pulang Luna? Kenapa pulang duluan?"

"Ya gapapa, lo nya kelamaan."

"HP kamu mana?"

"Ngapain?"

"Udah mana dulu.."

"Nih..." uca Luna sembari memberikan HPnya kepada Seta

"Udah...kalo aku datengnya lama kamu bisa telfon."

"Serah lo deh. Mama mana?"

Belum sempat menjawab, Bu Retni sudah dulu menjawab peryanyaan Luna..

"Ini mama sayang, sana mandi dulu. Nanti baru ngobrol sama Seta."

"Iya mah. Bye!!!" ucap Luna sembari menatap tajam ke arah Seta lalu perlahan masuk ke kamarnya.

"Maafin Luna ya Seta, Luna emang gitu.. Jutek kalo sama cowo."

"Hehe iya tantee gapapa kok, lucu kok Luna." jawab Seta

Setelah beberapa menit Luna keluar dari kamarnya sembari menggunakan baju tidur kesayangannya.

"Kok jam segini udah pake baju tidur?" tanya Seta

"Terserah gue dong!"

"Galak amat neng. Nih tadi Seta bawain eskrim matcha sama jajan buat Luna." sembari menyodorkan sebungkus plastik kresek bertuliskan Indomaret.

"Kok lu repot-repot sih.Gue gak mau ya ngrepotin lo. Nih buat lo aja."

"Yaudah kalo gak mau kita makan bareng-bareng aja. "

"Oke gue setuju."

"Pinter banget calon istri Seta,"

"Istri palalu, pacaran aja engga!"

"Yaudah Luna mau gak jadi pacar Seta?"

"Etdahh nembak tuh butuh effort gak cuman gini doang," ucap Luna sembari memakan eskrimnya.

"Biar beda na."

"Udah malem ta,"

"Baru jam 10."

"Yaudah aku aja yang mau masuk."

"Iya-iya aku pulang. Besok gue jemput jam 6"

"Gak. gue berangkat sama F-ffahri, iya Fahri!" jawab Luna gugup

"Yaudah. Emang biasanya dijemput jam berapa?"

"Jam 7. Bye, be careful."

"Oke bye. Night cantii." ucap seta sembari tersenyum manis

Luna membatin,  "Ya tuhan, makhluk apa yang engkau kirim untkku? kenapa ia begitu mempesona?".

Luna segera masuk ke dalam kamarnya. Sekarang ia sedang menonton film western, Titanic. Luna sedang serius menatap laptopnya tiba-tiba HP nya berdering, ada panggilan dari seseorang tanpa nama.

"Halo? Assalamualaikum" ucap Luna

"Waalaikumussalam purnama.."

"Ah elu tuh ada dimana-mana sih kayanya. Bosen gue se-bumi ama lo."

"Yaudah tidur.. cuma pengen denger suaranya, Seta ada urusan dulu."

Sambungan HP mereka terputus. Luna kembali menonton sampai akhirnya ia tertidur pulas di atas buku-bukunya dan didepan laptopnya.
Luna sangat nyaman di dekat Seta, namun Luna tidak ingin jatuh cinta, karena ia tidak ingin sakit karena cinta. Luna hanya ingin menjadi bintang untuk banyak orang. Luna hanya ingin fokus untuk bisa menjadi lebih bermaanfaat bagi oranglain. Bagi Luna Cinta adalah awal dari sebuah luka.


lanjut gak nih?? gimana? kalian suka gak? kalo sukaa kita lanjutt ke part selanjutnya yaa, byee!!
-💗

Luna & Yuka [ONGOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang