Prolog

11.9K 509 34
                                    

Prolog

Dua pria yang sering membuat onar di masa sma beberapa tahun silam, sepertinya saling menikmati pertemuannya. Terlebih keduanya baru bertemu setelah sekian tahun berpisah. Dari mereka masih menjadi murid nakal di sekolah, hingga mereka sudah menjadi sukses seperti sekarang.

Dua pria tampan, most wanted, dan menjadi incaran banyak wanita itu saling bernostagia tentang masa lalu mereka.

Jacob kuliah di Amerika setelah lulus sekolah. Dan saat ini ia kembali untuk mengelola perusahaan ayahnya. Sedangkan Ben memilih untuk tetap di Indonesia. Kuliah di tanah kelahiran, dan mengelola bisnis keluarga setelah lulus.

"Aku dengar kamu akan di jodohkan dengan Kezia?" Tanya Jacob penuh keingintahuan.

"Kamu tau kalau aku dan dia hanya sahabatan dari kecil kan? Aku anggap dia adik. Tapi sepertinya dia salah menafsirkan itu. Aku punya wanita pilihan bro. Dia bukan tipeku."

"Seingat aku Kezia juga cantik kok." Jacob memicingkan mata sambil mengingat. Jacob memang bersahabat dengan Ben. Tapi dahulu ia jarang sekali berhubungan dengan Kezia. Karena wanita itu cenderung pendiam dan kurang pandai bergaul. Entahlah jika sekarang.

"She is not my type! Kamu ingat Letta? Aku pacaran sama dia. Backstreet, dan ini gara-gara orangtua jodoh-jodohin aku sama Kezia. Aku nggak tau gimana caranya biar Kezia menjauh. Kamu mau bantu aku?"

Letta? Ya, Jacob ingat. Wanita paling cantik di sekolahnya. Paling sexy dan menawan. Wajar jika Ben menyukainya. Padahal Jacob pikir hati Ben hanya untuk Kezia, tapi ternyata tidak. Selama ini ia telah salah mengartikan kebersamaan mereka.

"Bantu?" tanya Jacob.

"Iya. Deketin Kezia, dan bantu jauhin Kezia dari aku. Bukannya kamu jomblo? Siapa tau jodoh."

"Kamu yakin nggak akan nyesel?"

"Nggak, ambil aja."

"Aku bakal coba deketin dia."

"Bagus...!!! Aku nggak nyangka kamu langsung setuju. Kamu jemput dia ya? Dia lagi latihan gym. Nanti aku kirim alamatnya."

Jacob mengangguk saja. Ia penasaran bagaimana rupa Kezia sekarang. Bagaimana penampilannya, apakah masih sama?

Apakah wanita itu masih pendiam? Atau sudah berubah? Sejujurnya Jacob sudah tertarik sejak dulu. Tapi karena mengingat Ben, Jacob menutupi perasaanya. Jacob takut merusak persahabatan mereka.

Dan sekarang Ben sendiri yang menyerahkan Kezia untuknya. Bukankah itu suatu kebetulan yang luar biasa?

*****

Kezia memanyunkan bibir ketika melihat pesan dari Ben. Lagi-lagi ia tidak bisa menjemput. Lagi-lagi Ben mengabaikannya. Kemarin Ben mengirim supir untuk menjemputnya. Sekarang ia mengirim temannya.

Kenapa? Apa ia kurang cantik? Bahkan ia latihan gym juga untuknya. Supaya tubuhnya lebih ramping dan berisi, berharap Ben akan menyukainya. Tapi nyatanya Ben tidak pernah melihatnya. Semua perhatiannya selama ini, kebersamaannya sejak kecil, seolah tidak ada artinya. Apa hanya ia yang terlalu berharap selama ini?

Lalu kenapa Ben setuju untuk menyiapkan rencana pertunangan jika Ben tidak menyukainya? Kenapa selalu memberinya harapan?

B3xxx, plat nomor mobil teman Ben telah terlihat. Mobil sport mewah keluaran terbaru? Kezia rasa teman Ben yang satu ini dari kalangan konglomerat juga. Bukan orang sembarangan.

Kezia gugup. Haruskah ia langsung masuk saja? Apa itu sopan? Dia bukan supir Kezia...!!! Pikirnya frustasi.

Hingga... seorang pria turun dari mobil tersebut dengan setelan casualnya. Pria dengan hidung mancung, dan postur tubuh yang tegap dan berisi. Sangat tampan! Tetapi Kezia seperti pernah mengenalnya. Wajahnya sangat familiar.

Sedangkan Jacob cukup terkagum melihat Kezia yang sekarang. Wanita itu mengenakan legging ketat dan sport bra, yang memperlihatkan perut sexy dan seluruh lekuk tubuhnya.

Rasanya, Jacob ingin menyentuh bagian perut itu hingga kebawah. Atau meneyentuh dada yang sepertinya pas di tangannya. Sungguh membuatnya bergairah.

Apa Ben buta selama ini? Ada wanita yang begitu cantik dan sempurna dihadapannya, dan ia malah memilih Letta. Jika ia menjadi Ben, mungkin sudah dari dulu ia menjadikan Kezia miliknya.

Jacob pun membuka jaket kulit miliknya, lalu dipakaikannya kepada Kezia. Belum saatnya ia berpikir ke arah itu. Sabar Jacob! Luluhkan dulu hatinya!

"Kamu lupa sama aku?"Tanya Jacob dengan suara maskulin yang begitu lembut.

"Jac--cob?" Kezia terbata dengan wajah memerah.

Jacob tiba-tiba memeluknya. Memang hanya sebuah pelukan untuk teman yang sudah lama tidak bertemu. Tapi Kezia sungguh canggung. Karena hanya Ben dan ayahnya pria yang pernah memeluknya selama ini. Pelukan Jacob sungguh membuatnya lemas.

"Apa kabar?" Tanya Jacob sambil melepas pelukan itu.

"Baik. Kamu... sudah kembali dari Amerika?" Kezia mencoba untuk tenang.

"Seperti yang kamu lihat. Kamu udah makan?" Sahutnya singkat dan sedikit kikuk.

"Belum."

"Mau makan bersama? Aku akan memasakkan sesuatu untukmu." Ujar Jacob sembari membuka pintu mobil, dan mempersilahkan Kezia masuk.

"Baiklah." Kawab Keiza gugup. Mau menolak, tapi tidak enak. Yasudahlah, hanya makan saja kan? Lagipula Jacob juga temannya waktu sma. Teman satu kelas, meski mereka hampir tidak pernah saling bicara.

****

Ini adalah cerpen lama yang aku repost. Ada yang masih ingat dan pernah baca? Wkwkwk

Can We Back Season 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang