10. Pertunangan?

13 2 1
                                    

Happy reading guys!

🌞

Ayah Liona sudah pulang dari London, malam ini keluarga Liona mengajak keluarga Satya untuk makan malam disebuah Caffe yang sering di datangi. Tidak ada hujan hari ini, tiba tiba saja Ayahnya Liona mengatakan sesuatu sehingga membuat semuanya terkejut.

"Kalian akan segera bertunangan."

Hening, terkejut bukan main dari si ekspresi wajah Satya dan Mamahnya. Sedangkan ke dua laki - laki berumur itu tertawa senang dan menjabat tanganya.

"Tunangan? Apa ini nggak kecepetan Pah?". Tanya Liona pada Papahnya

"Bukankah ini yang kamu mau?". Balas si Papah Liona

"Iyah Pah, tap—".

"Saya tidak setuju Om". Ucapan Liona terpotong oleh Satya.

Mamah Satya hanya bisa diam memandangi sang anak yang terlihat sedikit kesal, berbeda dengan sang Ayah. Justru sang Ayah Satya berbisik sesuatu membuat Satya bungkam.

"Kamu mau keluarga Dita jatuh miskin?".

*.*.*.*.*

Setelah 30 menit hidangan di atas meja habis, dari tadi Satya tidak Mood sekali dengan perbincangan soal pertunangan dengan Liona.

"Permisi Liona ke toilet dulu". Liona membungkukkan badannya

"Satya juga, permisi".

Satya sedikit berlari mengejar Liona dari  belakang, ia ingin berbicara sesuatu pada Liona tapi seharusnya tidak di dalam toilet perempuan. Oke, Satya menunggu di luar dan mengajak untuk mengobrol di luar.

"Liona". Satya menarik tangan Liona

"A-apa?".

"Kita pergi keluar sebentar".

"Mau ngapain?".

"Gue mau ngomong sesuatu sama lo, tapi nggak disini".

"Ya terus, kamu nggak ijin dulu gitu ke mereka?". Liona melirik dengan dagunya ke arah kedua orang tua mereka

Satya mengambil ponselnya di dalam saku celana jeans.

Mamah

Mah tolong kasih tau Ayah
aku sama Liona mau pergi
keluar, sebentar aja kok.
Read.

Apa nggak sebaiknya kamu
yang bilang, Mamah takut
Ayah kamu kecewa Nak

Satya kesana
Read.

Satya tidak membantah, ia langsung menarik lengan Liona menuju ke tempat meja tadi.

"Om Deni, Satya boleh minta ijin bawa Liona pergi sebentar?".

Rasanya tidak ingin melihat kedua mata Deni Papahnya Liona, Satya melihat dari mata nya itu seperti ada rasa kemunafikan.

"Keluar? Yaudah kalian habiskan waktu diluar aja, kalau disini takutnya ke ganggu sama kita". Balasnya sambil tertawa

Satya tersenyum tipis

"Yaudah Pah, Mah, Tante dan Om Liona dan Satya pamit dulu. Kita nggak akan lama, iyakan Satya?". Satya mengangkat bahunya lalu pergi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Everything [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang