My Everything [Slow Update]

5. Satya Aneh!

jangan lupa klik bintang!

🌞

Pagi pukul 07:10 menit, Dita sedang nunggu didepan halte bus. Ia terlambat bangun pagi ini dikarenakan tidur larut malam, bahkan tidak sempat breakfast with his family.

"Duhhh gimana nih.." Dita melihat ke lingkaran jam tangan nya.

"Ihhh apa aku ketinggalan bus, atau gimana sihhh!!!". kesal Dita

Bunyi ponsel dari Dita menyala.

"HALLO DITA LU DIMANA SI???!!!".

"Aduhh berisik dong Mon, sakit kuping aku tau!"

"CK. iya sorry - sorry, lu sekarang ada dimana? ko tumben blm berangkat, udah mau bel ini woiii".

"Iya aku tau Monica, aku sekarang lagi didepan halte bus. udah 10 menit aku nunggu, ko ga dateng - dateng ya."

"Jelas gak dateng - dateng, lu nya aja telat ditt!! share lock cepetan!!".

"Eh mau ngapain?"

"Gue mau ngajak lu Ribut ditengah jalan ditt, puas?". kesal Monica

"Ihhh serius dong Monica!!". kesal Dita

"Share lock cepetan!".

"Iya-iya matiin dulu dong, handphon-.."

Tut Tut Tut!
.

"Lah dimatiin!?".

Dita langsung mengirim lokasi pada Monica saat itu juga, sedari tadi Dita mondar - mandir kesana - kemari menunggu Monica menjemput nya. Mungkin, tapi Dita berfikir seperti itu.

10 menit kemudian.

"Ck! lama amat si Monica".

Dita mengotak ngatik handphone nya, dan menelfon Monica beberapa kali. Sampai tidak sadar bahwa ada seseorang laki - laki yang datang dihadapannya dengan membawa mobil sedan hitam, seorang laki-laki itu membuka jendela mobilnya.

"Mau berangkat bareng gue?"

"Gak, makasih."

Seseorang laki - laki itu melihat kearah jam tangan nya.

"Ini udah siang, serius lu gak mau bareng gue?". katanya lagi

"Kalo kata gue gak ya gak! lu budeg ya?!".

"Galak banget si jadi cewek, beda banget kalo lu ngomong sama Satya."

Dita melototkan matanya.

"Terus kalo gue ngomong galak ke lu kenapa? masalah?". kata Ditta kesal

"Gak ko, malah lucu." tersenyum menyebalkan.

Dita membuang arah pandangan ke arah lain disaat seseorang laki - laki itu tersenyum.

"Dita!".

Dita menoleh.

"Satya?!!".

Satya turun dari motor Scoopy hitam merahnya, lalu ia menghampiri Dita.