Hadits 5. Dapur

389 4 0
                                    

Sholat Tarawih dengan rakaát 4-4-3 tanpa sekalipun duduk Tahiyyat Awal kini sudah sampai di tiga rokaát terakhir, yaitu....

Pak Bagus. : "Witir...".

Begitulah ucapan lewat mic dari Pak Bagus ketika berdiri dari duduknya setelah salam dari menyelesaikan 4 rakaát yang kedua dari rangkaian sholat tarawih ini. Sementara itu, beberapa bapak-bapak keluar dari shof yang berbeda-beda dan mereka keluar dari masjid. Karena di shof karpet menjadi ada beberapa ruang yang kosong akibat dari kepergian bapak-bapak itu, orang-orang di sekitarnya merapatkan barisan kembali untuk memenuhi ruang yang kosong tersebut.

Zimy. : "(Lho?. Kenapa mereka pada pergi duluan?).".

Sementara itu, Pemuda yang bertanya pada Samsul berpikir hal lain. Karena pemuda-pemuda sepantar Zimy jumlahnya masih sedikit dan bisa dihitung jari tangan tambah jari kaki.

"(Lah ini pada ke mana anak pondoknya sih? Tetep sedikit aja... katanya 50 lebih... malah banyakan warga sama pemuda komplek. Masa' sih mereka Sholat di lantai 2? Wah. Nggak bener kayaknya nih pondok...)".

Sholat pun dimulai. Sepanjang lamanya sholat terdengar surat-surat yang dibaca oleh Pak Bagus. Pada rokaát pertama dia membaca Surat Al-A'. Pada rakaát kedua dia membaca surat Al-Kāfirūna. dan pada rakaát ketiga dia membaca Surat Al-Ikhlāsh.

Setelah Tahiyyat akhir dan dia mengucap salam dia segera berbalik badan menghadap para Ma'mūm dan berdżikir. Terdengar suaranya agak keras dan mengucap...

Pak Bagus. : "... Subḥānal-Mālikil-Quddūs...Subḥānal-Mālikil-Quddūs Subḥānal-Mālikil-Quddūs.".

[ Maha suci (Allah). Raja yang suci. Maha suci (Allah). Raja yang suci. Maha suci (Allah). Raja yang suci.]

Setelah Dżikir yang masing-masing tersebut, satu per satu Ma'mūm ada yang pergi terlebih dahulu dengan berdiri dan mengacungkan jari telunjuk ke atas menghadap Pak Bagus. Lama-lama pun si Kakek yang menjadi Imam Sholat Ísyāa sebelumnya, beberapa warga komplek, dan Pak Bagus itu sendiri pergi meninggalkan tempatnya.

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

عَنْ سَعِيْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحمٰنِ بْنِ أَبْزَی عَنْ أَبِيْهِ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ أَنَّهُ كَانَ يُوْتِرُ بِسَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَی وَ قُلْ يَآأَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ وَ قُلْ هُوَ اللّٰهُ أَحَدٌ ، وَ يَقُوْلُ بَعْدَ مَا يُسَلِّمُ سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوْسِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ يَرْفَعُ بِهَا صَوْتَهُ . رواه النسائی

Keterangan. :

Dari Saīdi ibni Ábdirrohmāni ibni Abza, dari bapaknya, dari Nabi Muhammad Sholla-Allahu Álaihi Wa Sallam. : "Sesungguhnya Nabi pernah witir dengan membaca Sabbih-isma robbika al-A' (Surat Al-A') dan Qul Yã-ayyuha Alkāfirūna (Surat Al-Kāfirūna) dan Qul huwa Allahu Aḥadun (Surat Al-ikhlāsh) Dan apa yang Nabi ucapkan setelah Salam adalah Subḥānal-Mālikil-Quddūsi sebanyak 3 kali. Nabi mengucapkan kalimat tersebut dengan mengeraskan suaranya.". Hadits Riwayat Annasāi.

Upadaya Santri GilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang