Jangan berekspektasi terlalu tinggi.
•••
Berakhirnya hubungan tidak serta-merta membuat pekerjaan mereka berantakan, terlebih Mew dia adalah orang yang sangat terlatih dalam hal ini. Gulf mengesampingkan segala kegelisahannya dikala pembawa acara membuat permainan pasangan yang cukup membuatnya tersipu malu. Namun sekali lagi, hal itu tidak bertahan lama.
"Gulf, bukankah kau tidak pernah menyetir sendiri lagi? Kenapa sekarang ingin mengemudi?" Best bertanya pelan, pasalnya belakangan ini sang anak didik terlihat sangat frustasi dan itu membuatnya khawatir.
Gulf terkekeh ringan, ia tahu bahwa sang manager sangat peduli terhadapnya namun dia hanyalah seorang pria muda yang ingin mencari ketenangan pasca putus dari kekasih hati.
"Tenanglah kak, aku hanya akan berkendara menuju apartemen lalu tidur. Hanya saja biarkan malam ini aku sendiri yang mengurus diriku, kakak beristirahatlah." Ujarnya menenangkan.
Pria yang lebih pendek tampak menghela nafas pasrah, mungkin ada benarnya. Ia harus istirahat untuk menyambut kerusuhan Gulf esok hari.
Dan Mew yang belum beranjak dari lokasi melihat itu semua, bagaiman perdebatan itu dimenangkan oleh Gulf. Namun ia sedikit berfikir rumit, bukankah Gulf tidak diperbolehkan mengemudi setelah peristiwa yang hampir merenggut nyawanya itu?
Hampir saja kakinya melangkah dan suaranya mengudara untuk melarang Gulf, namun seketika teringat akan hubungan mereka yang tidak lebih dari sepasang rekan kerja. Perlahan tubuhnya berbalik meninggalkan kedua orang yang bersiap untuk pulang.
"Jangan menabrak apapun Gulf!"
"Setidaknya biarkan aku menabrak angin!"
Gulf melewati Mew tanpa menoleh sedikitpun ataupun sekedar berpamitan seperti biasa, kali ini ia akan mencoba menjadi lebih dewasa dari sebelumnya.
.
.
Publik tengah ramai berkat notifikasi live Instagram dari Mew suppasit yang kini terlihat asyik menikmati makanan yang disuapkan oleh Alice. Wanita berambut panjang itu duduk berdekatan dengan Mew yang hanya balas terkekeh ringan tanpa beban.
Dan Gulf menonton live itu sampai berakhir menggunakan side account-nya, pipinya telah basah oleh air mata. Bahkan ketika dirinya sedang terluka hebat, Mew masih mampu tersenyum dengan orang lain. Gulf menekuk lutut semakin menenggelamkan wajahnya, ia sangat membutuhkan sebuah pelukan sekarang.
Ketakutannya terbukti, pada awalnya dia hanya mengira bahwa Mew sedang mencoba membangun hubungan baik sebagai rekan kerja dengan Alice. Namun siapa sangka hal itu justru malah mendatangkan ketakutan dimasa lalu, dan sekarang semuanya menjadi nyata.
"Dia sangat cantik kak.. dia sangat cantik.."
Tangannya terulur mengambil satu botol obat yang entah untuk apa, meminum satu butir lalu menempatkan diri untuk berbaring di atas kasur. Gulf masih menangis dalam diam.
Dulu Mew jatuh cinta padanya karena moment mereka, dan sekarang akankah Mew jatuh cinta lagi seperti yang lalu kepada orang baru?
"Kak tidakkah kehilanganku membuatmu sedih? Bagaimana jika aku memilih mundur dari dunia entertainment?" Gulf menatap foto Mew yang tersimpan dalam galerinya, poros dunianya setelah keluarga.
Gulf telah memikirkan ini selama beberapa waktu belakangan, tabungannya sudah lebih dari cukup untuk membuka usaha.
Pun jika ia memilih bertahan dengan hati yang belum melepas, mungkin dia akan semakin terpuruk lalu siapa yang sepatutnya disalahkan? Mew? Bukan salah Mew jika perasaannya telah hilang, dan bukan salah Gulf jika dia belum mau menerima keadaan.
Satu-satunya yang akan Gulf lakukan jika hari itu tiba adalah meminta maaf kepada Waanjai dan Phiballs.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Gulf, are you okay? ✓
RandomTahun dimana hubungan mereka sedang di uji, namun Gulf terlalu banyak mengambil bagian dalam pesakitan. Disisi lain Mew mencoba melepaskan diri dari belenggu yang kiranya merugikan dirinya, namun ia salah dalam mengartikan keadaan. Jangan lupa ting...