4. Hal yang di rahasiakan

3.7K 396 18
                                    

Mari akhiri, aku sudah tidak mampu.

•••

Sudah menjadi kebiasaan untuk para staff yang menangani kegiatan MewGulf merasakan hawa penuh cinta dari keduanya, namun hari ini terasa lebih dingin dari biasanya. Terlebih Gulf yang selalu bermanja ria kini hanya sibuk bermain game sembari menunggu waktu. Bibirnya selalu tersenyum namun terlihat sangat rapuh.

Mew melihat semua itu, bagaimana Gulf mencoba menjadi sosok seperti biasanya namun ia tahu bahwa anak itu kini diliputi perasaan kalut luar biasa. Apalagi setelah pesan yang ia kirim kemarin malam.

Sedikit banyaknya Mew merindukan bocah yang telah mengisi hari-harinya menjadi lebih berwarna.

Gulf mengernyitkan dahinya kala melihat sebuah cuitan dari salah satu fansnya bahwa ia merasa Mew sangat serasi dengan couple barunya dan mungkin chemistry yang diciptakan akan seluar biasa itu. Apalagi Alice sangat cantik dan terlihat ramah, sangat cocok dengan Mew.

Dulu ia juga pernah di posisi ini, di gembor-gemborkan menjadi pasangan ideal pria itu terlepas dari gendernya sendiri. Tertawa ketika perbadutan mereka mampu menghibur Gulf dikala sepi.

Tapi mungkin waktunya telah habis, Mew benar.

Ia telah kalah dengan perasaannya sendiri.

Event berlangsung seperti biasanya, Gulf mampu menutupi hatinya dengan baik namun Mew seakan menjauhkan diri dari jangkauan. Hal itu mengundang beberapa cuitan menyakitkan lagi.

"Kak Mew, bisakah kita berbicara?" Gulf menatap phi-nya.

"Baiklah, disini saja."

Gulf menggigit bibir bawahnya, kedua tangannya tidak berhenti bergerak dan itu adalah kebiasaannya dikala gugup. Mew memperhatikan kekasihnya dalam diam.

"Ayo putus."

Mew berhenti dari kegiatan merenungnya, ia tidak salah dengar bukan?

"Katakan sekali lagi."

"Ayo putus.." Gulf menunduk setelah Mew membuang pandangannya ke arah lain.

"Aku hanya memintamu untuk istirahat sejenak, bukan mengakhirinya. Kenapa kau egois sekali?" Mew menekan kalimatnya, ia merasa Gulf sangat keterlaluan kali ini.

Gulf terkekeh menyedihkan, Mew telah banyak berubah. Tangannya bergerak membuka roomchat mereka berdua dan setelahnya Gulf memperlihatkan kembali pesan terakhir yang dikirim oleh Mew.

"Aku merasa bahwa hubungan kita tidak akan serapuh ini, apa kakak pernah merasa bersalah setelah memarahiku bahkan ketika aku sakit? Apa kakak pernah berfikir bagaimana perasaanku ketika memutuskan untuk istirahat sejenak?" Gulf akhirnya menangis namun tidak terisak, ia takut mengundang pandangan orang.

"Ada kalanya aku merindukan sedikit perhatian darimu, menanyakan kabar atau sekedar tersenyum satu sama lain. Itu cukup, tapi kakak tidak merasa bahwa hubungan kita ini penting. Mungkin dimasa depan kakak akan mengerti.. aku pulang dulu, untuk pekerjaan kita akan lakukan seperti biasa." Gulf berbalik pergi meninggalkan prianya, lelaki dewasa itu tertegun mendengar keluh kesah kekasihnya. Atau mungkin mantan?

Perlahan langit berubah mendung seakan mengerti bahwa ada dua hati yang tengah terluka, hujan sore ini jatuh membasahi bumi. Aroma pethricor yang biasanya menenangkan kini tak lagi sama, hatinya sedikit merasa bersalah.

Gulf memukul stir mobilnya dengan keras, ini menyesakkan seakan dirinya tengah mendaki ke langit tanpa pengaman apapun. Mew suppasit adalah orang yang mengajarkan apa itu ketulusan dan kasih sayang namun ia juga yang meruntuhkan segala pencapaian mereka sejak memulai tali asmara.

Mungkin besok Gulf akan ke apartemen Mew untuk mengambil barang-barangnya.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gulf, are you okay? ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang