Dia begitu mudah memutuskan tali yang telah dipasang sempurna dengan harapan tidak akan goyah meskipun diterpa badai sekalipun.
•••
Ayo break..
Ayo break..
Ayo break..
Gulf semakin terisak mengingat pesan terakhir yang dikirim oleh sang kekasih, ia telah berusaha menghubungi Mew melalui sosial media bahkan sampai ke Twitter namun Mew tidak menanggapinya.
Padahal pria itu baru saja membuat insta-story dengan beberapa artis favoritnya, Gulf merasa kalah dengan apa yang ada pada dirinya. Ia tidak mampu mempertahankan sebuah hubungan, bahkan dengan Poom dahulu. Ia hanya diam ketika orang yang dicintainya melangkah pergi meninggalkannya dengan luka tak kasat mata.
Gulf ingin menyerah dengan hati, tapi untuk malam ini saja biarkan dirinya dipeluk oleh malam dingin penyejuk derita, alangkah baiknya jika ia bisa merasakan air dingin membasahi tubuh. Namun ia takut mengecewakan banyak orang.
"Bisakah kau mengabulkan permohonan ku? Sekali saja— jangan biarkan aku jatuh untuknya lagi." Gulf menatap langit seakan meminta pertolongan terakhir atas rasa sakitnya malam ini, tubuhnya menggigil menahan perihnya tak dihargai.
.
.
Mew merasa tidak nyaman dalam tidurnya, berkali-kali lelaki itu berdiri menatap bintang yang mulai redup ditelan awan. Pandangannya menempuh jauh jalanan dibawah apartemennya, sekelebat ingatan tentang Gulf mempengaruhi pikiran.
Bagaimana responnya?
Gulf sedang apa?
Ponselnya berkedip-kedip tanda sebuah panggilan baru masuk, lengannya terjulur untuk mengambil benda itu.
"Mew, besok kau ada jadwal dengan Gulf. Ku harap kalian tidak membuat para kru menjadi angin hahahaa" Managernya tertawa kecil dan itu mengganggunya.
Besok mungkin akan lebih hening dari biasanya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Gulf, are you okay? ✓
De TodoTahun dimana hubungan mereka sedang di uji, namun Gulf terlalu banyak mengambil bagian dalam pesakitan. Disisi lain Mew mencoba melepaskan diri dari belenggu yang kiranya merugikan dirinya, namun ia salah dalam mengartikan keadaan. Jangan lupa ting...