Sekembalinya aku, apakah kini kau telah dirundung penyesalan?
•••
Gundukan tanah itu masih basah menandakan sebuah kehidupan baru saja berakhir dan telah di kembalikan ke tempat asalnya, Mew kembali menatap foto seorang pemuda dengan senyuman secerah bunga matahari. Rasa bersalah serta kehilangan terus menghantuinya.
Gulf telah pergi.
Masih segar di ingatannya tangisan histeris dari keluarga pemuda manis itu terus menerus bersautan seakan tidak rela kehilangan salah satu permata mereka yang berharga, semasa menjalin hubungan dengannya Gulf selalu menjadi sosok periang dan bertanggung jawab dengan segala hal.
Mew menundukkan pandangan hingga tubuhnya luruh jatuh berlutut, celananya telah berlumpur kotor dan tubuhnya telah basah kuyup karena hujan sejak pagi. Mew enggan berdiri, siapapun yang mendekat pasti mendengar Isak pilu dari pria dewasa ini.
Mew merasakan tetesan hujan tak lagi mengenai dirinya, lantas pria itu mendongak menatap seseorang dengan pandangan lurus ke arah pusara. Enggan menatap Mew.
"Pulanglah, aku akan menceritakan sesuatu."
"Tay.."
Tay menarik lengan temannya itu, memeluk bahu bergetarnya serta memberikan beberapa kalimat penenang. Pria bodoh ini masih menyesali segala perbuatannya pada sang mantan kekasih.
Andai Mew tahu bagaimana Gulf selalu merindukannya setiap malam dan berharap sebuah pelukan sebagai sandaran atas semua kelelahan.
Bahkan sampai akhir kehidupannya, Gulf masihlah seseorang yang mencintai Mew Suppasit dengan tulus.
.
.
Tay Tawan, teman dekat sesama aktor. Bertemu Mew untuk pertama kali lalu Gulf dipertemuan berikutnya. Menjadi dekat lalu mulai berbagi cerita tentang segala hal.
Ketika Gulf dalam masa terpuruknya, Tay adalah sosok kakak yang mampu membuat Gulf tenang menghadapi kenyataan. Kala Mew menghancur leburkan perasaan pemuda manis itu, sadar atau tanpa sadar.
"Gulf datang padaku dan New, di malam setelah kau memutuskan hubungan kalian." Tutur pria seumuran Mew itu.
"Dia bilang, kau memutuskan untuk menghentikan sementara hubungan kalian namun bagi Gulf itu adalah akhir. Dimana keputusan yang kau berikan hanyalah menunda perpisahan sementara."
Mew semakin menunduk, semakin menyesal karena sudah menyia-nyiakan pria sebaik Gulf.
Tay menepuk bahu Mew "Gulf telah mencintaimu selama dua tahun, sekiranya ia memang seburuk itu dalam pandanganmu setidaknya jangan menyakitinya. Ketika matanya menangkapmu dalam pandangan yang ia inginkan hanyalah sebuah senyuman darimu untuk dirinya sendiri-
Dua hari sebelumnya, Gulf berkata bahwa ia memiliki sebuah event yang melibatkan dirimu serta pasangan barumu."
Flashback.
"P'Tay! Aku sangat senang." Gulf tersenyum manis ketika menunjukkan jadwal yang baru saja di kirim oleh P'Bermb untuknya.
Disana tertulis jika Gulf memiliki satu acara yang sama dengan Mew serta Alice. Senyuman pemuda itu tidak luntur bahkan saat ia tahu bahwa hatinya akan semakin hancur.
"Nong, kau tidak ingin menolaknya?" Tay memandang adiknya khawatir.
"Ya, bagaimana mungkin kau begitu senang disaat hatimu akan menjerit besok melihat Mew bersama Alice. Apa kau gila?" New berucap pedas.
Gulf mencebikkan bibirnya, rasa kesal memenuhi relung hatinya. Jujur ia sangat bersemangat mengetahui akan bertemu Mew lagi setelah sekian lama tidak bertatap muka. Namun mereka benar, ia akan semakin hancur nantinya.
"Tidak apa Phi, setidaknya dengan melihat P'Mew bahagia aku sudah senang." Ujarnya kalem.
Flashback end.
Mew menjerit, memaki serta membanting semua barang yang ada di hadapannya. Hatinya semakin sakit mengingat Gulf yang telah pergi membawa seluruh cintanya untuk Mew yang bahkan ia merasa tidak pantas untuk menerimanya.
Tay telah pergi beberapa saat setelah memberikan pelukan, dan Mew semakin tidak bisa mengontrol emosinya.
Saat ini, otaknya hanya berpikir cara untuk menghidupkan kembali Gulf yang telah mati. Dan walaupun itu tidak mungkin, ia hanya memiliki satu pilihan.
Ikut bersama Gulf.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Gulf, are you okay? ✓
RandomTahun dimana hubungan mereka sedang di uji, namun Gulf terlalu banyak mengambil bagian dalam pesakitan. Disisi lain Mew mencoba melepaskan diri dari belenggu yang kiranya merugikan dirinya, namun ia salah dalam mengartikan keadaan. Jangan lupa ting...