Sunghoon baru pulang bekerja, melihat Jake tertidur di sofa, ruang tengah. Sunghoon melihat ini sudah terlalu malam.
"Padahal sudah kubilang jangan menungguku." Sunghoon mencium kening istrinya.
"Jaeyun, ayo bangun." Sunghoon membangunkan Jake dengan lembut.
Jake membuka matanya, dia terkejut melihat Sunghoon.
"Astaga hoonie, aku ketiduran." Jake langsung berdiri mengambil tas kerja Sunghoon.Sunghoon tersenyum hangat melihatnya, Jake sangat cekatan dalam pekerjaan.
"Jaeyun, kubilang tidak perlu menunggu ku." Sunghoon menatap manik Jake.
Jake menggeleng, dia tidak setuju, Jake terbiasa melakukan ini.
"Tidak hoonie, ini sudah tugasku, aku akan selalu menunggu hoonie pulang walaupun larut." Jake akan menunggu Sunghoon pulang sebagai istri yang baik."Ni-ki pasti sudah tidur."
Sunghoon mengatakan pada Jake.
Jake mengangguk."Hoonie bisa melihat Ni-ki setelah membersihkan diri."
Sunghoon melihat Jake, Ni-ki tidak bisa menerima Jake, Sunghoon sudah tau, tapi Jake tidak pernah membenci dan memarahi Ni-ki sama sekali.
Sunghoon memperhatikan Jake.
"Apakah hoonie mau makan?." bertanya pada Sunghoon sambil menarik tangan Sunghoon meninggalkan ruang tengah."Kita langsung tidur saja, aku sangat lelah." Jake mengangguk, mereka berjalan kekamar. Sunghoon belum menanyakan pada Jake tentang matanya.
"Hoonie, mandilah aku siapkan baju."
Sunghoon berjalan menuju kamar mandi. Setelah mandi Sunghoon kekamar Ni-ki untuk melihat anak itu."Jaeyun, aku akan kekamar Ni-ki dulu." Jake mengangguk, dan mengikuti Sunghoon dari belakang.
Saat membuka pintu kamar Ni-ki, Sunghoon melihat Ni-ki sudah tidur, Jake hanya melihat Ni-ki dari pintu kamar.
Jake tidak mau masuk, terakhir kali dia masuk Ni-ki langsung menangis kencang.
Sunghoon marah pada dirinya sendiri, bagaimana Ni-ki membenci ibunya, dan Sunghoon hanya diam. Dia bingung Ni-ki anaknya masih kecil, dan Jake istrinya yang menderita.
Ini karena dia, coba saja dia dulu tidak mengajak Jake untuk melakukan itu, Jake tidak akan menderita seperti ini.
Sunghoon mencium pipi anaknya, dan membenarkan selimut yang dipakai anaknya.
Jake bersyukur Ni-ki tidak membenci Sunghoon juga, malah Ni-ki bangga pada Sunghoon.
"Jadilah anak baik, cintai ibumu seperti dia yang sangat mencintaimu." Sunghoon mengelus surai Ni-ki.
Jake sangat ingin seperti itu juga, dia sangat berharap dimasa depan dia mendapatkan cinta anaknya Ni-ki.
Beranjak dari tempat tidur Ni-ki, menutup pelan pintu kamar Ni-ki agar anaknya tidak terganggu.
Sunghoon meraih tubuh Jake, dan menangis dibahu sempit Jake.
Menenangkan Sunghoon itu yang bisa Jake lakukan."Tidak apa hoonie." Jake mengelus punggung Sunghoon, Jake tidak suka Sunghoon begini selalu meminta maaf padanya.
"Jaeyun, aku minta maaf, karena aku." Sunghoon mengambil tangan Jake dan menciumnya.
"Aku tidak apa hoonie, ini takdir kita." Sunghoon tidak bisa tidak kagum pada Jake. Dia semakin mencintai Jake.
"Ayo hoonie tidur, besok perlu tenaga untuk bekerja." mereka berjalan bergandengan menuju kamar.
Jake harus menjalani semua dengan sabar, dia tidak bisa merubah takdir hanya bisa menjalani. Dia yakin suatu saat ada hari dimana dia bahagia.
-----------------------------------------------------------
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mother Is a Man. ( Sungjake+Ni-ki)
RandomComplete Ni-ki tidak bisa menerima kenyataan bahwa ibunya seorang pria. Ni-ki menginginkan ibu normal seperti yang lain, dia ingin memiliki ibu wanita pada umumnya.