Ni-ki tidak tidur malam itu, bahkan setiap tangis orang tuanya dia tahu, Ni-ki mendengar kata-kata ayah. Tapi dia bingung kenapa orang tuanya yang menangis harusnya dia yang menangis.
Ayah dan papa, memang sering mendatangi kamarnya saat dia tertidur. Tapi hanya ayahnya yang mendatanginya, papanya tidak, papa hanya didepan pintu.
Ni-ki masih ingat saat dia tidur papa datang dan memeluknya, Ni-ki menangis tanpa sadar, pelukan papa hangat dan menenangkan, dia rindu pelukan itu makanya dia menangis keras.
Hati Ni-ki tidak bisa berubah, dia harus bicara pada ayah bahwa dia ingin ibu wanita seperti temannya.
Sekarang Ni-ki dipasangkan seragam oleh ayah. Jake menyiapkan sarapan untuk mereka.
Sunghoon menepuk pelan seragam Ni-ki, memakai seragam sudah selesai, Sunghoon menggandeng tangan Ni-ki menuju ruang makan.
Sampai disana Jake dengan apron birunya menyiapkan makanan, dan perlengkapan makan lain.
Sunghoon mendudukkan Ni-ki dikursi disamping, kursi khusus anak-anak. Sunghoon mengantar Ni-ki kesekolah sekaligus pergi bekerja.
"Ni-ki tidak mau makan." bersedekap memalingkan wajah kearah lain. Jake masih mengambilkan nasi goreng ke piring Sunghoon.
Jake sadar, tapi dia harus mengambilkan nasi dan lauk ke piring Sunghoon
Sunghoon merasakan sesak dadanya melihat Jake menjauh setelah tugasnya selesai.
Mengusap wajahnya kasar, dia bingung bagaimana mendidik Ni-ki.
Anaknya masih kecil, dan Jake tidak memperboleh dia berbuat apapun. Sunghoon ingin sarapan bersama dengan keluarga kecil nya.Jake duduk didapur, menatap kosong didepannya. Bagi Jake ini sangat menyakitkan, dia menyuruh Sunghoon agar tidak berbuat kasar pada anaknya.
Ni-ki baru mau makan saat Jake pergi, dia kecewa pada papa, kenapa harus papa yang melahirkan dirinya, itu yang dia tanamkan pada dirinya sendiri. Dia tidak paham perasaannya sendiri.
Sarapan selesai Sunghoon mendatangi Jake kedapur, melihat Jake melamun membuat hatinya hancur, dia tidak ingin keluarga nya begini.
"Jaeyun, aku akan berangkat." memeluk Jake yang masih duduk dikursi.
Mencium leher Jake karena Jake tidak merespon, Jake tersadar langsung berdiri dan membalas pelukan Sunghoon.
"Baiklah, ayo hoonie ku antar sampai depan." Jake berjalan beriringan dengan Sunghoon.
Jake melihat anaknya begitu menggemaskan, rasanya ingin mencium dan mengucapkan semangat sekolah.Sunghoon mencium kening Jake, lalu menghampiri Ni-ki.
Ni-ki memakai boto minum dilehernya, dan tas karakter super hero berwarna merah, membuatnya berkali-kali menggemaskan.
Sunghoon mengangkat tubuh kecil Ni-ki duduk disamping kursi kemudi.
Jake melambaikan tangan.
"Hati-hati, Semoga hari kalian menyenangkan." saat Sunghoon ingin masuk kedalam mobil."Iya, sayang aku berangkat dulu, baik-baik dirumah." Masuk kedalam mobil dan menjalankan mobilnya. Jake melihat mobil Sunghoon sampai tidak terlihat baru dia masuk kedalam rumah.
Diperjalanan Sunghoon dan Ni-ki hanya diam, sampai Ni-ki mulai bicara.
"Ayah, aku ingin ibu." Ni-ki menatap memelas imut. Sunghoon terkejut untung sedang lampu merah.Ni-ki mulai menitikkan air matanya, Sunghoon emosi sekarang, menatap Ni-ki nyalang.
"NI-KI!!!." Sunghoon marah, kenapa Ni-ki begini.
Saat mengangkat tangan nya, untuk menampar Ni-ki ponsel Sunghoon berbunyi.
-----------------------------------------------------------
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mother Is a Man. ( Sungjake+Ni-ki)
RandomComplete Ni-ki tidak bisa menerima kenyataan bahwa ibunya seorang pria. Ni-ki menginginkan ibu normal seperti yang lain, dia ingin memiliki ibu wanita pada umumnya.