7

16.6K 2K 281
                                    

Sunghoon tersenyum manis mengingat kejadian beberapa hari yang lalu, semakin semangat dia hari ke hari.

Dia mengingat perkataan Naya beberapa waktu lalu, Sunghoon jadi punya semangat baru.

"Sayang aku pergi dulu yaa." Jake sedang mengeringkan rambut mengangguk tapi dia pikir tumben Sunghoon rapi pagi hari libur.

"Tumben mau kemana?." Jake bertanya sambil mencari baju kelemari, Sunghoon mendekati Jake dan memeluknya dari belakang.

"Hanya bertemu Jay dan Nicholas."
Jawaban penuh kebohongan dari Sunghoon. Jake mengangguk mengerti.

"Aku sangat bahagia sayang." mempererat pelukan pada Jake.

Jake tertawa pelan, mengelus tangan besar Sunghoon yang bertengger dipinggangnya.

"Bahagia kenapa?." Sunghoon tidak menjawab lalu terkekeh pelan.

"Tidak papa, rahasia." Jake memukul tangan yang tadi dia elus.

"Aduuh...sakit yang." Jake mendelik lalu pergi dari hadapan Sunghoon.

Saat Jake menjauh Sunghoon menghela nafas.
"Maaf aku berbohong padamu." Sunghoon keluar kamar dan pergi bertemu seseorang.

"Tumben hoonie bertemu Jay dan Nicholas perasaan mereka sangat sibuk diluar negeri." Jake tidak memusingkan hal tersebut.

Kemudian Jake kedapur untuk memasak sarapan untuk Ni-ki, hanya dua porsi nasi goreng karena Jake yakin Sunghoon makan diluar.

Ni-ki keluar kamar dengan piyama motif beruang.
"Ayah..." Ni-ki dengan suara serak habis bangun tidur.

Jake kebetulan lewat membawa vacuum cleaner, menghentikan kegiatannya menatap Ni-ki hangat.
"Ayah tadi pergi keluar." Ni-ki tidak melihat Jake sama sekali kembali kekamar.

"Huuh...jangan menangis." Jake menyemangati diri sendiri.
Ni-ki kembali keluar saat Jake berkeliling untuk membersihkan debu.

"Emm....Ni-ki tidak bisa mandi sendiri." mendatangi Jake dengan membawa handuk ditangannya.
Jake meletakkan vacuum cleanernya.

Jake tidak bisa menahan senyumnya, astaga perasaan Jake meluap dengan sendirinya.

Ni-ki menunduk sambil menggerakan kakinya, Jake tersenyum lebar berarti saat Sunghoon bahagia dia juga bahagia.

'Terima kasih hoonie, aku mencintaimu. ' inner Jake.

"Ayo mandi." Jake menunggu Ni-ki berjalan mendahului nya, karena dia tidak mau masuk kamar putranya lebih dulu.

Ni-ki mengangkat tangan nya seperti minta digendong, Jake ragu kalau dia salah artikan Ni-ki mengangkat tangan.

"Ni-ki minta digendong?." Jake memastikan apakah Jake benar. Ni-ki mengangguk malu.

Jake sangat ingin berteriak kencang anaknya mau digendong.
"Ayo mandi." Jake mengangkat anaknya kedalam gendongannya. Jake berkaca-kaca perasaannya campur aduk sekarang.

"Tunggu papa menyiapkan baju ganti Ni-ki dulu." Jake ingin mendudukkan Ni-ki ditepi ranjang. Tapi Ni-ki mengeratkan pelukannya pada leher Jake.

"Tidak mau." Entah apa yang terjadi pada Ni-ki sekarang, dia sangat manja pada Jake.

"Okey,Ni-ki mau pakai baju apa?." Jake membuka lemari Ni-ki.

"Apa saja." Ni-ki mendusel diceruk leher Jake. Hati Jake menghangat dia berharap begini terus.

"Baiklah, pakai ini saja." memilih baju warna yang sama dengan Jake kenakan.

"Lepas baju dulu, biar diletakkan di keranjang pakaian kotor." Ni-ki berdiri dengan Jake melepaskan piyamanya dengan telaten.

Mereka masuk kamar mandi Ni-ki masih tidak melepaskan pelukan pada leher Jake.
Sebenarnya Jake sedikit kesusahan tapi tak apa untuk hari ini saja Jake bisa bersama anaknya.

Jake membawa Ni-ki kedalam bathtub setelah mengatur suhu air untuk Ni-ki.

Ni-ki dari tadi memperhatikan Jake dengan kegiatan nya, papa tidak seperti ayah yang marah karena minta gendong saat bangun tidur, juga papa melepaskan bajunya ayah membiarkan Ni-ki mandi dengan baju.

Papa hangat makanya Ni-ki tidak mau melepaskan pelukan nya, jika bersama ayah Ni-ki hanya mandi dengan air dingin, tapi dengan papa sekarang Ni-ki mandi dengan air yang nyaman ditubuhnya.

Jake membantu Ni-ki mandi memakai sabun, shampo dan lainnya. Handuk terpasang dibadan Ni-ki kemudian Jake menggendong Ni-ki keluar kamar mandi.

Ni-ki ingin memasang bajunya sendiri tapi papa memakaikan minyak telon keseluruh tubuh Ni-ki, sekarang dia merasa badannya nyaman lalu Jake memakai kan Ni-ki baju.

"Sudah selesai." setelah Jake menyisir rambut Ni-ki dengan rapi.

"Papa akan keluar." Jake berdiri saat Ni-ki selesai, dia harus membersihkan rumah lagi.

Saat diambang pintu Ni-ki mengikutinya menarik ujung baju Jake.
"Kenapa Ni-ki?." Jake berjongkok menyamakan tingginya dengan Ni-ki.

"Gendong." Ni-ki menatap Jake penuh harap, Jake tidak bisa menahan senyumnya lagi.

"Aigoo... Imutnya." Ni-ki memalingkan wajah kearah lain pipinya memerah, Ni-ki kira papanya akan marah jika dia minta gendong lagi.

Papa memujinya Ni-ki jadi malu, biasanya ayah akan bilang jangan manja.
"Ni-ki mau kemana?." Jake mendapatkan respon menggeleng dari Ni-ki.

My Mother Is a Man. ( Sungjake+Ni-ki)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang