Sunghoon duduk disebuah cafe dekat sekolahnya dulu, Naya menjanjikan pertemuan mereka disini.
Senyum Sunghoon tidak lepas dari wajahnya, ini sudah setengah jam dia menunggu dan Naya belum datang juga Sunghoon sarapan dicafe karena tidak sempat sarapan dirumah karena dia terlalu bersemangat bertemu Naya.
Dari jauh wanita melambaikan tangan pada Sunghoon.
"Hai Sunghoon lama menunggu?." Naya duduk dihadapan Sunghoon."Setengah jam yang lalu." Sunghoon menyesap kopinya.
-
-
-
-Jake menggendong Ni-ki keruang makan.
"Panggil papa jika sudah selesai makan." Jake mendudukkan Ni-ki.Peralatan makan Ni-ki sudah lengkap dan tertata rapi Jake meninggalkan Ni-ki menuju dapur.
"Papa." lirih suara Ni-ki, jantung Jake berdetak hebat. Baru kali ini Ni-ki menyebutnya papa dihadapannya langsung.
"Papa akan membuatkan susu Ni-ki." Jake menjauh membuatkan susu untuk Ni-ki.
Ni-ki turun dari bangku menuju dapur menghampiri Jake.
"Gendong Ni-ki saja." Jake hatinya berbunga-bunga rasanya.Jake menggendong Ni-ki sambil membuat susu Ni-ki, ada yang berbeda dari Ni-ki menurut Jake.
"Ni-ki ada yang sakit?." Jake mencoba bertanya, Ni-ki terlihat manja sekali. Biasanya Ni-ki akan manja saat sakit.
Menggeleng imut Ni-ki sekarang, Jake ingin sekali mencium wajahnya tapi takut Ni-ki jadi makin membencinya.
"Makanlah papa akan pergi." Jake ingin menurunkan Ni-ki kembali duduk.
"Tidak." Ni-ki tidak mau turun dari gendongan Jake. Jake duduk dibangku yang biasa Sunghoon tempati.
Dipangkuan Jake sekarang Ni-ki duduk, Jake menyuapi Ni-ki makan.
Sampai selesai makan Ni-ki masih tidak mau turun dari gendongan Jake."Ni-ki kenapa hmm.." Jake bertanya sekali lagi, anaknya begitu menempel padanya.
"Ni-ki tidak papa." Ni-ki menggigiti jarinya. Jake langsung menarik tangan Ni-ki.
"Jangan, tidak boleh." Mereka terdiam disofa ruang tengah Ni-ki menyamankan diri dipelukan sang papa.
Perasaan Ni-ki sekarang tidak nyaman seperti perasaan takut papa jauh darinya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Sunghoon berdebat dengan Naya sekarang, Sunghoon mengatakan tidak dan Naya mengatakan iya.
"Ayolah hoon, biarkan my baby bicara padaku." Naya memaksa bertemu Jake.
Naya termasuk orang yang membantu pasangan sungjake berlayar masa sma. Sekarang sekian lama tidak mendengar kabar Jake malah kabar menyedihkan dia dapat.
Anaknya sendiri tidak menerima kehadiran dirinya apa kabar dengan Jake sekarang makanya dia penasaran ingin berjumpa dengan Jake.
Tapi suami bucinnya Jake ini malah bilang tidak mau, minta digampar laki-laki bodoh ini.
"Tidak mau nanti kau memonopoli Jake." Sunghoon keras kepala dia tidak suka Jake dengan siapapun.
"Yaak...kau minta diceburkan kekolam buaya hah..." Naya tidak santai.
Sunghoon acuh menyesap kopinya yang sisa sedikit.
"Cepat beritahu apa rencana mu agar Jaeyoon bisa diterima Ni-ki.""Iyaaa...bagaimana kalau Jake pergi keluar dari rumah biarkan Ni-ki sendiri kau yang urus." Sunghoon mengernyit tidak suka.
"Ni-ki biasa saja saat Jaeyoon tidak ada." Sunghoon tidak setuju alasan utamanya tidak mau jauh dari Jake.
"Tidak lah bodoh, orang terikat batin akan merasa kehilangan saat seseorang berharga dalam hidupnya tidak ada." Naya menjelas dulu Sunoo selalu bersama suaminya tidak mau terlalu dekat dengan nya. Tapi suatu hari dia pergi ke Thailand jalan-jalan Sunoo menangis ditelpon minta dia pulang.
"Tapi Jaeyoon pergi kemana dia tidak punya tempat untuk pulang ayah Shim mengusir dia dari rumah." Sunghoon memberi tahu hal yang mencengangkan menurut Naya.
Naya rasanya akan menangis begitu menderitanya Jake. Ini tidak bisa dibiarkan.
"Sudah aku tidak tahan, nanti saat Jake pergi dari rumah buat Ni-ki merasa kehilangan papanya." Sunghoon tersenyum remeh.
"Tapi pergi kemana kak..." Sunghoon memang tidak mau jauh dari Jake.
"Pergi ke rumah orang tuamu bodoh, atau belikan apartemen baru untuk sementara waktu, kalau kau tak mau biar dia tinggal dirumahku." Naya memberi beberapa pilihan untuk Sunghoon.
Sunghoon terkejut dengan opsi terakhir apa apaan itu.
"Aku akan mengantarkan Jaeyoon kerumah orang tuaku." Sunghoon memilih itu saja."Kau bisa juga mengajak baby boy kerumah ku, hoon." Naya menggoda Sunghoon.
"Tidak, terima kasih." lalu Naya tertawa kencang.
"Hei Sunghoon antarkan aku kekantor suami ku sekarang. Bayaran atas otak indahku ini." berdiri setelah membayar makan mereka.
"Kalau cara ini tidak berhasil, kita pakai cara lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mother Is a Man. ( Sungjake+Ni-ki)
DiversosComplete Ni-ki tidak bisa menerima kenyataan bahwa ibunya seorang pria. Ni-ki menginginkan ibu normal seperti yang lain, dia ingin memiliki ibu wanita pada umumnya.