TARGET 4

550 207 2.1K
                                        

Eitss, sebelum baca, jangan lupa screenshoot notifikasi kalo
Loading Error update, trus post di story yah!
ILY 3000 DOLLAR

~~~

Location : SMA Rising Dream

(Familiar sama nama sekolahnya, nggak? 

Kalo pembaca lamaku pasti paham nih)

02.00 PM

Target : Adinda Pancawati

Clue potensi : Terlihat diam dan hening. Tidak bergerak namun ternyata bernyawa. Suara-suara tak kasat mata terkadang mengganggu tapi sesekali membantu.

kemarin kalian nebaknya potensi Adinda apa?

BTW SEBELUM BACA, GUA MAU KALIAN KASIH LOPE 3000 DOLLAR, KARENA PART INI HAMPIR NEMBUS 3000 KATA. 

Nggak paham banget gue sering banget gini kalo nulis. Pengennya 1500-2000 aja woy tiap partnya, Gimana caranya bisa ngerem, sih?

SIAP SPAM KOMEN DI TIAP LINE?

Yang ikut Give Away Malem minggu, jangan lupa mampir ke part part sebelumnya ya.. Genepin biar komennya nembus 1k semuaaa.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Heh, anak panti!"

Adinda mengalihkan tatapannya dari buku pelajaran begitu menyadari seseorang berhenti di depan mejanya.

"Lo jujur aja, deh. Pasti lo yang ambil jepit rambut berlian gue, kan?"

Lala, nama gadis itu, tahu jika tuduhannya tidak berdasar. 

Namun karena ia dan Adinda sudah menjadi musuh bebuyutan sejak lama, tanpa pikir panjang ia langsung menjadikan Adinda sebagai tersangka menghilangnya Jepit rambutnya yang disimpan di dalam tas selama pelajaran olahraga.

"Siniin tas lo."

Adinda langsung memeluk tasnya. "Lo nggak punya bukti, jangan asal nuduh gue."

"Kalo lo mau bukti, SINIIN TAS LO!" Lala berteriak kencang. Sengaja menarik perhatian seisi kelas. "Mana. Jangan bikin gue makin emosi, ya."

Drama dimulai. Murid-murid lainnya sudah menduga masalah kecil akan menjadi rumit jika melibatkan dua gadis  itu. Pasti bakal seru, nih!

"Balikin, nggak?" Adinda melangkah maju tanpa rasa takut. "Lo nggak, mau, kan, ada bekas cakaran di muka lo yang tiap hari perawatan itu."

Tangan Adinda terkepal. Ancamannya membuat murid-murid lain menyingkir ke sudut kelas. Jelas mereka tahu itu bukan hanya sebuah ancaman. Selain berprestasi di bidang akademik, Adinda juga sering menyumbangkan medali ke sekolah dari kejuaraan karate.

LOADING ERRORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang