TARGET 7

567 189 1.2K
                                        

Eittsss, tahan.
Jangan baca dulu.
Udah klik bintang? Vote?
Screenshoot updatenya trus post di story?
Tambahin cerita ini di perpus?
Kalo udah, ku doain angpau lebarannya buanyak.
Aamiin.
Wkwkw.

SAY HI TO TARGET 7!
Siapa yang dari kemarin
dah nungguin target 7?
Tebak, nih, target 7 potensinya apa?

Yakalik kita cenayang mak, kemarin aja ga dikasih clue sama sekali buat target 7🤣🤣🤣

***

Sesosok lelaki tampan dengan setelan sneaker berwarna cerah juga kacamata hitam yang membuat penampilannya semakin sempurna, berjalan menyusuri jalanan kecil di sebuah gang.

Di kanan kirinya toko-toko berjejer rapat. Berhimpitan satu sama lain karena terbatasnya ruang. Sekilas, lelaki itu terlihat baik-baik saja. Kakinya berayun ringan dan sesekali ia bersiul menikmati suasana di sekitar pertokoan.

Tapi tak ada yang tahu, lelaki itu memikul beban yang sangat berat. Sejak ke luar dari rumah sakit tadi, ia merasa seseorang mengikutinya. Namun tiap kali berbalik, pemandangan di belakangnya hanya lalu-lalang para pembeli dan pedagang di sekitar pertokoan.

"Sial!" gumam si lelaki ketika matanya tanpa sengaja bertemu dengan si penguntit. "Kalo kayak gini ceritanya, gue nggak bisa balik rumah dulu."

Kakinya berderap lebih cepat. Ia tidak ingin tertangkap. Lelaki itu mencoba memanfaatkan keadaan dengan menyelinap di antara kesibukan para pedagang yang hendak menutup tokonya.

Bruk!

Sekotak penuh buah jeruk berjatuhan dari tempatnya ketika lelaki itu tanpa sengaja menubruk pedagang yang tiba-tiba muncul dari sisi kirinya.

"Maaf, maaf," kata si lelaki sembari menunduk sopan lalu terburu-buru pergi.

Sementara wanita yang baru saja ia tabrak hanya merespon dengan helaan napas. Tanpa menyalahkan siapa pun wanita itu segera memungut satu per satu jeruknya untuk kemudian dimasukkan kembali ke dalam kotak.

Tak ingin membuat kecerobohan lagi, si lelaki mencoba lebih berhati-hati. Nyaris saja ia menyenggol gerobak berisi tomat-tomat segar yang didorong oleh pria tua berkumis, seandainya ia tidak segera merapatkan tubuhnya ke dinding. 

Kalau bisa meminta pada Tuhan, ia ingin berubah wujud menjadi seekor cicak yang dengan mudahnya dapat merayap dinding lalu kabur dari kejaran pria di belakangnya.
Kemudian datang seekor nyamuk,
Lalu hap! Langsung ditangkap.

(You sing, you lose)

"Awas!"

Si lelaki rupanya tidak mengira jika teriakan itu adalah tanda bahaya. Baru saja mengalihkan tatapannya ke depan, tubuhnya seketika terlempar setelah menghantam gerobak pengangkut beras.

Brak!

Ia berguling-guling sesaat lalu terpental menabrak dinding salah satu kios. Lelaki itu mengusap-usap lengannya yang terasa ngilu usai menghantam dinding kayu kios. Masih dalam posisi terbaring, ia dikejutkan dengan pemandangan di atasnya. 

Papan kayu bertuliskan nama kios yang sudah tampak rapuh itu, semakin lama semakin miring. Krek. Bunyi pertama yang membuat si lelaki cepat-cepat bangkit jika tidak mau kepalanya tertimpa papan kayu itu. 

Krek.

Bunyi kedua,

dan si lelaki rupanya tidak memiliki waktu untuk menyelamatkan diri. 

LOADING ERRORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang