Cerita ini pertama kali diterbitkan pada tanggal 25 Maret 2017.
Seperti yang bisa kalian lihat, aku telah meninggalkan dunia kepenulisan kurang lebih empat tahun lamanya. Lalu, kenapa aku kembali?
Mungkin alasan ini bisa sangat dimengerti oleh kalian, para penulis. Ketika dirimu sudah masuk dunia kepenulisan--bagai candu, kamu tidak bisa benar-benar berhenti.
Dalam empat tahun ini pun sebenarnya aku mem-publish cerita baru di platform lain atau sekedar menulis cerpen untuk mengisi kebosanan--dan memenuhi tugas event group WU.
Terus, kenapa aku menulis lagi?
Entah apa, tapi cerita in memiliki kesan tersendiri dalam jiwaku. Semenjak kecil, aku selalu di didik untuk meningkatkan kemampuan akademis--khususnya eksak--dan cerita ini membantuku mengecap rasa manis bangku sekolah dan kenangan indah masa lalu, juga meredam rasa kecewaku pada realita.
Ingat, aku sudah tua. Aku bukan lagi anak SMA seperti yang kujelaskan di bagian pembuka cerita. Aku sempat kerja menjadi buruh pabrik, tapi resign karena keadaan dunia kita yang sedang kacau balau ini.
Tidak ada kerjaan dan berpikir untuk mencoba menyemai rasa cintaku terhadap dunia kepenulisan lagi, lahirlah beberapa bagian baru di sini.
Aku cukup terkejut dengan view dan beberapa komentar dari para pembaca yang sampai saat ini masih membuatku bingung--bagaimana kalian menemukan CKK?
Akhirnya, ya, itu juga menjadi salah satu alasan kenapa aku memutuskan untuk melanjutkannya. Harapan kecilku adalah ... mungkin ada satu orang yang--pernah--benar-benar menunggu cerita ini lanjut.
Satu orang sudah cukup, jadi aku akan mendedikasikan ini untukmu. Walaupun aku yakin, bisa jadi kamu melupakannya.
Aku tidak mau pusing dalam menulis. Kesalahanku adalah tidak mau melanjutkan karya-karya yang selalu kuanggap gagal, padahal perbaikan ada ketika sebuah cerita berakhir.
Aku sadar tulisanku sama sekali tidak menarik, bahkan sangat absurd.
Tapi, aku harap kalian bisa memaklumi karena sudah meninggalkannya cukup lama. Sedikit demi sedikit, izinkan aku untuk mengembangkan diri. Menempa kemampuan yanag tidak pernah kupikir akan menjadi jerat menyenangkan dalam hidupku, menjadi caraku untuk bahagia dalam hidup.
Aku harap cerita ini bisa memudahkan kalian dalam mempelajari pelajaran Kimia seperti niatku saat dulu--jujur, ini bukan mata pelajaran yang kusukai jadi kita bisa saling belajar.
Cerita ini kudedikasikan untuk
E-JazzySatu orang itu--orang yang masih mengingat cerita ini sampai sekarang dan membuatku dengan senang hati akan meneruskan demi dirinya. Terima kasih banyak, Jazzie! MiHA sayang Jazzie! //tebar lope lope
Lalu teruntuk
Terima kasih sudah menjadinpembaca pertama setelah CKK kambek! //terbar cintah
Sudah deh.
Sampai jumpa lagi, Kawan!
Selalu jaga diri dan bahagia.MiHa.
April 2021p.s: chapter selanjutnya ulangan.
SIAP SIAP!
Nggak susah, kok. Cuma 10 pertanyaan pilihan ganda.
* * *
Jawaban untuk pertanyaan chapter sebelumnya:
“Telur rebus itu perubahan fisika atau kimia?”
Para pejuang sekalian, mungkin ada beberapa di antara kalian yang berpikir:
Keknya perubahan fisika, deh, Mih. Soalnya airnya nggak masuk ke dalam telurnya, kan? Jadi semacam perubahan dari cair-->padat (membeku; salah satu perubahan fisika)
Atau
Hehe, feeling-ku perubahan kimia. Tapi, kayaknya perubahan fisika bisa juga deh.
....
Selamat!
Bagi kalian yang menjawab ini telur rebus adalah perubahan fisika, kalian ....
SALAH.
Bagi kalian yang menjawab perubahan kimia, kalian BENAR.
Why, Mih? Tell me why? Aku kepo.
Perubahan telur menjadi padat saat matang (dipanaskan) bukan proses pembekuan (sifat fisika) melainkan sifat kimia dari perubahan struktur akibat adanya denaturasi (struktur globular) dan koagulasi protein (struktur fibrous).
Reaksi denaturasi dan koagulasi ini bersifat satu arah (irreversible), telur yang sudah mengeras tidak dapat menjadi cair kembali ketika didinginkan. Reaksi hanya mengarah menjadi produk (bertekstur keras).
Pengaplikasian reaksi denaturasi dan koagulasi serupa juga terdapat pada industri pembuatan tahu, di mana terjadi denaturasi dan koagulasi protein dari sari kedelai. Hanya saja pemicu denaturasi dan koagulasi dari tahu tersebut selain panas juga menggunakan asam (asam asetat)--kalian yang udah pernah ke pabrik tahu pasti tahu //eh
Kalau kalian masih kepo gimana begimananya secara jelas, kulampirkan link di bawah agar kalian bisa tidur nyenyak.
Referensi:
Prasetyo, Budiman. 2019. "Apakah Perubahan Wujud Telur Rebus dari Cairan Telur Menjadi Padat Disebut Membeku?". https://warstek.com/telurbeku/#:~:text=Kesimpulannya%2C%20perubahan%20telur%20menjadi%20padat,koagulasi%20protein%20(struktur%20fibrous). (diakses tanggal 22 Maret 2021)
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan di Kota Kimia - Jilid 1
RandomHai, para Pejuang Kimia! Jika kalian menemukan work ini di antara jutaan cerita di Wattpad, selamat! BERARTI ANDA DIBERI PENCERAHAN UNTUK BELAJAR! Haha! //plak Tulisan yang pernah hiatus kurang lebih empat tahun ini akan kuusahakan untuk dilanjutka...