29. Uuuuuu

7.6K 725 121
                                    

Kita tatap-tatapan selama beberapa menit. Pengennya sih beberapa jam, bahkan kalo bisa, beberapa hari, minggu, bulan, tahun, bahkan abad. Sampe keriput kita tatap-tatapan gini. Tapi sekarang, Fira malah berusaha bangun.

"E... M-maaf Ki." Dia mulai negakkin badannya.

Tapi, gak semudah itu ferguso. Gua langsung peluk dia erat dan sekarang alhasil, Fira gak bisa gerak.

"K-ki..."

Kemaren, dia udah bikin jantung gua jedag-jedug sampe gugup. Sekarang, giliran gua.

Gua senyumin dia.

"K-ki aku mau bangun."

Gua masih senyum sambil natap dia dalem.

Mata Fira gerak ke kanan dan kiri berusaha ngehindarin tatapan gua. Gua tau, sekarang dia yg gugup. Gua bisa rasain degup jantung dia yg kenceng.

"K-ki, aku mau bangun..." Katanya pake nada memohon.

"Suruh siapa jatoh?" Goda gua.

"G-gak sengaja...."

"Yaudah."

"Ki, pintunya gak dikunci, kalo tiba-tiba ada yg masuk gimana???"

"Siapa yg mau masuk? Ibu kost? Gak ada kerjaan banget tiba-tiba masuk." Gua ketawa dalem hati.

"N-nanti kamu keberatan sama badan aku..."

"Enggak kok."

Glek!

Gua denger Fira nelen ludah. Gini ya rasanya ngebuat orang gugup? Asyik juga.

"Fir, kamu pake parfum merek apa? Wangi." Sekarang gua menyeringai.

"K-ki..."

Sekarang muka dia keliatan ketakutan. Apa seringaian gua kek psikolog? Eh, psikopat?

"Kenapa kamu keliatan ketakutan? Kamu takut sama aku?"

"Emm,,, anu... Kamu jangan senyum kek gitu, serem..."

Gua rubah senyum gua semanis mungkin. "Kalo kayak giniii?"

"Lebih baik. T-tapi, jangan begini juga posisinya..."

"Kenapa emang? Kamu gak suka aku peluk?"

"....."

"Bwahahahaa!" Udah cukup gua kerjain dia. Gua lepasin pelukan gua dan ngebiarin dia bangun.

Dia duduk sambil ngerapihin bajunya.

"Biasa aja kali mukanya." Gua colek dagu dia.

"A-aku c-cuma grogi aja liat muka kamu sedeket itu..."

"Kenapa grogi?"

"Ah gak tau ah..." Dia manyun.

Gua ketawa lagi. Tiba-tiba, gua keinget sesuatu. Gua langsung cek jam tangan dan ini udah lebih dari 15 menit pas Asep nelepon tadi.

Gua cek hp, dan Asep udah ngirimin lokasi dia.

"Fir, aku harus pergi."

Fira makin manyun. "Mau kemana???"

"Mau ketemu temen."

"Ngapain? Gak cukup ya ketemu di sekolah???"

"Y-yaaaa, cukuup... Cuma, kali ini aku ada urusan penting."

"Yaudah sana!" Dia nyibukin diri mungutin gelas yg pecah.

"Kalo ada waktu, aku balik lagi ke sini." Nada bicara gua, kali ini lebih lembut.

Nothing's Impossible HoneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang