Jisoo berjalan menuntun kedua anaknya yang sudah besar. Junkyu yang berumur 10 tahun dan Tae Soo yang berumur 6 tahun. Berjalan dengan riang sambil bernyanyi. Tak mudah memang mengasuh kedua putranya tanpa Taehyung di sampingnya.Hari ini ia mengajak kedua putranya untuk memberi Taehyung kejutan setelah lama sekali tak berjumpa. Diam-diam membeli beberapa hadiah kesukaan suaminya itu.
Sampai pada jalan setapak, ia menyiapkan hatinya untuk tidak menangis rindu di hadapan kedua putranya.
Sampai pada makam bertulis kan nama Kim Taehyung disana, bibirnya gemetar matanya memanas melihat tempat peristirahatan Taehyung yang damai dan tentram itu. Dengan beberapa bunga yang mengelilingi, menambahkan kesan indah.
Junkyu dan Tae Soo duduk bersimpuh meletakkan bunga yang baru saja mereka beli. Mengelus permukaan tanah yang terdapat Taehyung di bawahnya. Tak mampu lagi ia menahan sesak di dadanya saat Junkyu melirihkan ucapan rindu pada ayahnya, diikuti dengan tangisan yang mulai membanjiri pipinya.
"Bunda, kenapa ayah Junkyu selalu meninggalkan Junkyu?" ucapnya yang membuat hati Jisoo semakin tercabik-cabik.
Tae Soo yang masih tak mengerti hanya menatap sendu ke arah mereka sambil memeluk ibu dan Kakaknya.
Jisoo tak mampu berkata-kata lagi, mengapa takdir seolah mempermainkan nya? Jungkook yang pergi entah kemana, dan saat ini Tuhan lebih dulu memanggil Taehyung. Meninggalkan sejuta kenangan yang melekat pada hatinya. Seolah Jisoo tak di perbolehkan untuk dekat dengan seorang pria. Kadang ia berpikir, apa dosanya di masa lalu? Ataukah orang tuanya pernah menyakiti seseorang, hingga Tuhan membuat hidupnya sehancur ini.
Masih ia ingat dengan jelas beberapa bulan yang lalu, hari terakhir Taehyung menemui nya. Ia berpamitan untuk bekerja, sambil terus menerus mencium Jisoo. Berkali-kali mengatakan rindu pada istri nya.
Beberapa jam setelah Taehyung pergi, ponsel nya berdering dengan nomer asing yang meneleponnya.
Hancur.
Satu kata yang mendeskripsikan hidup nya saat ia tahu Taehyung meninggal akibat kecelakaan maut yang menimpa nya. Taehyung terbujur kaku dengan darah yang memenuhi tubuhnya. Wajah tampannya yang selalu Jisoo pandang kini terpejam tak akan terbangun, lagi.Jisoo ingin berteriak sekerasnya agar Taehyung terbangun. Memeluk tubuh tegapnya yang selalu ia dambakan, "Tae, aku tahu kau pasti bisa melewati ini. Aku mohon bangun, Tae..."
"Tae, kau rela meninggalkankan ku bersama kedua anak kita? Kau jahat, Tae. Kau sama seperti Jungkook. Pembohong."
Ia lemas tak ada lagi tenaga untuk menerima semua kenyataan yang begitu pahit. Hingga akhirnya wanita itu tak sadarkan diri.
Pasti sangat sulit bagi Jisoo memulai hari tanpa ada Taehyung di sisi nya lagi. Seolah benar-benar hampa. Jika Jisoo tak mengingat kedua putranya, mungkin dirinya telah menyusul Taehyung hari itu juga.
Saat-saat terberat dalam hidupnya, ketika Tae Soo dan Junkyu sakit secara bersamaan. Jisoo hanya bisa merawatnya seorang diri. Biasanya Taehyung akan senantiasa menemani nya terjaga, bahkan memeluk nya ketika hawa malam mulai dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing Like Us (✓)
FanfictionWarning🔞 [Short Story] Tanpa Jungkook sadari, Jisoo adalah rumah baginya. Start : 15/03/21 End : 27/03/21 🥇 Rank 1 #Jichu (03/06/21)